Dihadapan Ribuan Jamaah Pengajian di Simpang Mamplam, Tusop: 'Matilah Kamu Sebelum Mati!'

Tusop memberi pengajian di Meunasah Mesjid Simpang Mamplam, Bireuen


          Tusop.com, Pengajian Tastafi dan Zikir Yadara yang diasuh Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau Tusop kembali digelar di Gampong Meunasah Masjid Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen. Pengajian berlangsung pada Selasa malam, (17/1).

          Pengajian ini dibagi dalam tiga sesi. Pada sesi pertama, Tu Sop menyampaikan materi pengajian isi dari kitab Majmu' Rasail karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. Di sesi kedua, disediakan waktu untuk tanya jawab, baik untuk jama'ah yang hadir secara langsung, dan juga diberi kesempatan bertanya untuk pendengar radio Mutiara FM 104.8 MHz melalui sms yang dibacakan oleh mederator acara.

          Pada sesi ketiga, yaitu sesi terakhir diakhiri dengan bermunajat dan berzikir kepada Allah Swt yang dipimpin oleh Syaikh Khalili dan Syaikh Samsul Bahri.

          Dalam pengajian ini, dengan mengutip hadis Rasulullah Saw, Tu Sop mengajak para jama'ah untuk merenungi kematian. Tusop mengatakan, "Matilah Kamu Sebelum Mati!". Artinya, kata Tusop, jadikan sikap kita hidup didunia sebagaimana sikap orang yang telah mati. Sebab, orang yang sudah berada di alam kuburan sangat ingin kembali ke dunia, tapi bukan untuk bersenang-senang, bukan untuk mencari rezki, melaiinkan hanya untuk mengumpulkan amal shaleh dan berjuang supaya menjadi manusia yang sebaik mungkin. 
 
Jamaah pengajian Tusop di Meunasah Mesjid Simpang Mamplam, Bireuen
          “Inilah sikap orang yang sudah di alam barzah. Maka kalau ini menjadi sikap dan prilaku kita, maka disitulah awal dari kebahagiaan kita hidup didunia, “ ujar Tusop di hadapan ribuan jama’ah.

          Selain itu, Tu Sop yang memotivasi para jama'ah dengan mensyarah isi kitab Majmu' Rasail, menyampapikan strategi untuk ‘mati sebelum mati’. Tusop mengatakan, ada empat (4) cara agar kita mampu untuk Mati sebelum mati.

          Strategi pertama, kendalikan Nafsu. Segala tawaran nafsu yang tidak menghasilkan pahala bahkan hanya sebagai lahan untuk mengumpulkan dosa, maka kendalikan dia. Sebab, itu semua sangat berbahaya bagi masa depan kita di dunia dan akhirat. 
 
          “Memang ada enaknya menuruti hawa nafsu. Tapi enaknya cuma sebentar, namun yang terjadi di masa depan adalah malapetaka, “ ujar Tusop lagi.

          Strategi yang kedua, kata Tusop menambahkan, matikan keinginnan yang berlebihan, yaitu keinginan yang tidak ada kepentingan untuk akhirat. Menurut Tusop, manyak manusia yang sedih dan galau hanya disebabkan oleh banyaknya keinginan. Memang watak manusia itu sangat ingin sesuatu yang tidak dimilikinya dan kurang menarik pada sesuatu yang sudah dimilikinya.

          "Hawa yang hana bak droe, yang itam hawa keu puteh, yang tuet hawa keupanyang, yang tumbon hawa keupijut". Intinya, ingin sesuatu yang tidak dimilikinya bahkan tidak mungkin untuk dimilili, maka karena itulah banyak manusia yang susah dan menderita. Pada hakikatnya, "tidak ada yang menyakiti dirimu selain dirimu sendiri", “ ujar Tusop panjang lebar.

          Strategi yang ketiga, kata Tusop melanjutkan, lawanlah Syaithan. Lawan dan musuhilah syyaithan dengan segala kekuatan lewat ilmu dan mujahadah kita. 

          “Harus kita sadari bahwa syaitan itu tidak pernah berniat baik untuk kita. Semua tawaran dan ajakan mereka hanya perencanaan mereka untuk menggagalkan dan menghancurkan masa depan kita baik dunia maupun akherat, “ tambah Tusop lagi.

          Sementara strategi terakhir, kata Tusop, lawanlah dunia. Sebab, menurut Tusop, dunia merupakan sesuatu yang tidak ada manfaatnya untuk akherat. ‘Dunia’ dengan segala tipu dayanya itu adalah musuh orang beriman. Banyak yang lupa akherat karena sangat menyintai dunia. Dunia ini merupakan penghambat kita untuk berbuat baik dan menegah kita untuk mengumpulkan modal akhirat.

          “Alangkah celaka jika hidup didunia hanya untuk memikirkan dunia sementara akhirat yang kekal abadi terlupakan, terbiarkan tanpa mempersiapkan bekal, “ papar Tusop. [bahri/admin]
Jamaah pengajian Tusop di Simpang Mamplam, Bireuen

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.