Tampilkan postingan dengan label Film Suluh Al-Jawi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Film Suluh Al-Jawi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Juli 2024

Tausyiah pada Peresmian STAI Baru Tapak Tuan, Tu Sop Jeunieb : Tidak Ada Pemisahan Antara Agama dan Kehidupan Dunia


Tu Sop Jeunieb bersama Pj Bupati Aceh Selatan yang diwakili Asisten I Sedtakab Suhatril, SH, M.Si, Ketua Yayasan STAI Sufyan Ilyas, S. Th. MH, Dr. Maidar Darwis, M.Ag, Ketua MPU Aceh Selatan Tgk. H. T. Armiya Ahmad, Ketua MAS, Sekretaris Kopertais, Tgk. Husen Yusuf, mantan Bupati Aceh Tgk. Amran dan unsur Forkopimda lainnya Di Acara Peresmian Gedung Baru Dan Peringatan Tahun Baru Islam.


Aceh Selatan -  Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb didaulat sebagai penceramah pada Peresmian Gedung Baru Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tapaktuan yang dilaksanakan berbarengan dengan Peringatan tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H.


Kegiatan ini digelar di Kampus STAI Tapak Tuan yang berlokasi di Gampong Baro, Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan, Selasa, 9/07/2024.


Acara yang bertajuk "STAI Baru Pendidikan Maju" ini dihadiri oleh Pj Bupati Aceh Selatan yang diwakili Asisten I Sedtakab Suhatril, SH, M.Si, Ketua yayasan STAI Sufyan Ilyas, S. Th. MH,  Dr. Maidar Darwis, M.Ag, Ketua MPU Aceh Selatan Tgk. H. T. Armiya Ahmad, Ketua MAS, Sekretaris Kopertais, Tgk. Husen Yusuf, mantan Bupati Aceh Tgk. Amran dan unsur Forkopimda lainnya. Selain itu, juga dihadiri oleh para mahasiswa, masyarakat dan lebih dari seratusan tamu undangan lainnya. 



Tu Sop Jeunieb dalam tausiyahnya mengatakan bahwa Rasulullah Saw diperintahkan oleh Allah SWT untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah untuk periode lain Dimana hal ini menghasilkan sejumlah hal yang tidak dapat didapati di Mekkah. Kota Madinah, kata Tu Sop merupakan cikal bakal berkumpulnya tiga hal utama pada pribadi Rasulullah SAW yang seyogiyanya mengemban gelar Muhammad Afdhalul Rasul.



“Tiga hal itu tidak terjadi pada nabi nabi yang lain. Pertama nubuwwah sebagai sumber pengetahuan. Kedua, Mulku sebagai kerajaan dan yang ketiga yaitu Sultanah sebagai _Save Government_ , pemegang kekuasaan tertinggi yang diperkuat dengan tentara membentengi diri dari serangan", jelas Tu Sop Jeunieb.



Sosok Ketua PB HUDA yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syari'at Islam (KWPSI) ini juga mengatakan bahwa  Rasulullah Saw mempunyai nilai kenabian pada dirinya dan pada saat yang sama, Rasulullah juga sebagai raja yang titahnya ditunggu dan diikuti.



"Rasulullah juga seorang Sultan yang punya power, tentara dan kekuatan pertahanan, maka disitulah dasar dan awal dari peradaban Islam," urai Tu Sop. 



Madinah ini adalah sebuah peradaban, sebuah komunitas besar yang dimulai dengan perjuangan Rasulullah Saw di Mekkah. Tu Sop dalam tausyiahnya menyebut bahwa Islam di di Madinah ini menjadi kuat karena didukung oleh apa yang disebut dengan para _Rijal Haula Rasul_ , yakni tokoh-tokoh di sekeliling Rasul yang senantiasa membersamai perjuangan Rasulullah Saw dalam semua kondisi dan totalitas berjuang untuk Islam bersama Rasulullah Saw. 


Tu Sop menjelaskan bahwa, para tokoh di sekeliling Rasulullah Saw itu misalnya ada Umar bin Khatab dengan keberaniannya, ada Abdurrahman bin ‘Auf dengan ketokahannya. Ada yang ahli pengetahuan, ahli usaha dan banyak sahabat lainnya yang totalitas membantu perjuangan Rasulullah Saw. Mereka yang punya harta, mereka fungsikan hartanya untuk Islam, yang punya tenaga mereka gunakan tenaganya untuk Islam.


“Maka, hal paling inti adalah bahwa hijrah Rasulullah ke Madinah untuk membangun sebuah komunitas bangsa yang mana mereka komit menjadikan agama sebagai jalan kehidupan mereka dan membuat dunia ini bersih dan teratur. Imam Al Ghazali, kata Tu Sop, pernah mengatakan bahwa dunia yang terurus dengan baik, aspek-aspek kehidupan yang terurus dengan rapi dan tertib adalah fardhu kifayah yang jika hal ini tidak selesai maka semua akan berdosa,”kata Tu Sop menjelaskan. 


Oleh sebab itu, tambah Tu Sop, maka ketika kita berfikir bahwa umat Islam harus sehat, maka harus ada dokter-dokter. Begitu juga ekonomi harus kuat karena itu modal untuk ibadah. Kalau kita kekurangan para ahli yang paham ekonomi dan kedokteran, maka umat Islam akan berdosa. Apapun permasalahan maka Islam harus hadir memberi solusi, maka hal itu adalah bagian dari fardhu kifayah yang harus kita selesaikan. 


“Maka itu Islam lah umat Islam akan maju. Tidak ada pemisahana antara agama dengan kehidupan dunia,” ujar Tu Sop. Umat Islam akan unggul disaat mereka mengamalkan agamanya. Kalau sekarang ada pemikiran bahwa “kita akan maju dengan meninggalkan agama”, maka itu betul untuk kasus negara-negara Eropa yang  memperoleh kemajuan setelah mereka meningalkan agama mereka.


Sementara itu, dalam sejarah Islam, imperium atau Kerajaan-kerajaan Islam dalam sejarahnya justru mereka mendapati kehancurannya setelah mereka meninggalkan Islam dan berjaya ketika mereka bersama Islam, menjadikan Islam sebagai bagian dari kehidupan mereka yang tidak terpisahkan antara Islam dan kehidupan dunia, “ ujar Tu Sop menerangkan.


Maka itu, sambung Tu Sop lagi, ada  ada ungkapan dari Umar bin Khatab yang sangat terkenal, yaitu “Kita adalah umat yang dimuliakan oleh Allah Swt dengan Islam. Maka jangan sekali-kali meninggalkan Islam”.



Sebelumnya, ketua Pelaksana kegiatan, Tgk. Ilham Mirsal, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa peresmian Geudung Baru STAI Tapak Tuan ini sengaja dilaksanakan berbarengan dengan perayaan tahun Baru Islam oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.


Tgk Ilham Mirsal menyebutkan bahwa bahwa pasca peresmian ini, kampus STAI yang tadinya berlokasi di Tapak Tuan akan resmi pindah ke Pasie Raja.


"Alhamdulillah sekarang resmi pindah ke gedung Baru di Pasie Raja, dan mulai tahun ajaran ini, aktifitas pembelajaran sudah mulai aktif di kampus baru", kata Tgk. Ilham Mirsal.

Kamis, 04 Juli 2024

Pj Bupati Dukung Pelaksanaan TKD 200 Gampong Di Pidie Jaya

 

Silaturrahmi Ketua PB Huda Tu Sop Jeunieb dengan Pj Bupati Pidie Jaya Ir H Jailan Asisten I Setdakab Pijay Sayed Abdullah, Kadis Syariat Islam, Pengurus Huda Pijay Tgk Zulfikar, Pemgurus TKD Pusat Tgk Bahri, Ketua TKD Pijay tgk Muhammad dan beberapa staf dinas DPM dan Dinas Syariat Islam Pidie Jaya.


Setelah Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) melakukan Training of Trainers (TOT) para instruktur Training Kader Dakwah (TKD) Huda bulan lalu di Pidie Jaya, guna menjadi para trainer di Gampong dalam Wilayah Pijay, kini TKD huda siap dilaksanakan di wilayah tersebut.


Hal itu disampaikan dalam silaturrahmi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop dengan Pj Bupati Pidie Jaya diruang kerjanya.


seperti yang disampaikan staf  Media Tu Sop Al Fadhal yang dikirm ke redaksi menyebut, pengaruh narkoba di gampong-gampong saat ini masih terjadi dan belum ada tindakan-pencegahan untuk menyelamatkan generasi milenial, begitu juga dengan angka penceraian pengantin muda sangat tinggi akibat kurangnya pemahaman fardhuain yang memadai, begitu juga dengan data calon mahasiswa di beberapa universitas di Aceh tidak mampu membaca quran hingga 80% saat tes masuk.




“Kehadiran TKD mungkin tidak bisa mengubah itu semuanya, tetapi setidaknya mengurangi dan dapat menekankan pengurangan persentase tersebut”, jelas Tu Sop yang juga Dewan Pembina Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).


Menurutnya pemuda Dldiharapkan mampu merubah Mindset Fardhu Ain itu suatu kewajiban, generasi milenial harus menyadari pentingnya TKD untuk pemuda dalam merubah pola pikir permasalah aspek sosial yang nantinya terorganisir dalam pemerintahan Desa. 


“Membiarkan permasalahan bobroknya akhlaq dan aspek sosial disaat ini akan membuat kita berdausa, sebaliknya akan berpahala jika kita tangani”, Kata Tu Sop


Selain TKD, lanjut Tu Sop,  menyelamatkan generasi milenial ini bisa juga dilakukan di Sekolah-sekolah dengan memanfaatkan Osis yang nantinya bisa menjadi pelaksana di Sekolah- sekolah yang ada.


Sementara itu Pj Bupati Pidie Jaya Ir H Jailani sangat mendukung kegiatan TKD Huda dilaksanakan di seluruh desa dalam Kabupaten Pidie Jayai, dalam waktu dekat ini dirinya akan berkoordinasi dengan dinas DPM, Camat, Apdesi dan pihak lainnya yang dianggap perlu untuk mempersatukan persepsi, mencari skema demi terlaksananya TKD dimaksud.


Dalam pertemuan tersebut turut hadir Asisten I Setdakab Pijay Sayed Abdullah, Kadis Syariat Islam,  Pengurus Huda Pijay Tgk Zulfikar, Pemgurus TKD Pusat Tgk Bahri,  Ketua TKD Pijay tgk Muhammad dan beberapa staf dinas DPM dan Dinas Syariat Islam Pidie Jaya.(*)


Rabu, 29 Maret 2023

Kajian Spesial Ramadhan Bersama Tu Sop, Ini Materi Kajiannya.



Oleh : Al Fadhal

Bireuen | Kajian Spesial Ramadhan 1444 H bersama Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhamammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop ba'da shalat tarawih terbuka untuk umum digelar di Mushalla Dayah Babussalam Al Aziziah Jeunieb. Acara ini diikuti setiap malamnya oleh seribuan santri dan masyarakat setempat dengan materi kajian Kitab Al Adzkar karangan Imam Nawawi.


Apa Yang Menarik Dari Kajian Tersebut?


Isi kandungan Kitab Al Adzkar An Nawawiyah dibagi dalam bab-bab tertentu. Diantaranya mukadimah, keutamaan dan kedudukan zikir, serta adab zikir dan doa. Selain itu tentang doa sehari-hari, adab-adab terhadap Alquran, pujian-pujian pada Allah SWT dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW. Kemudian hal-hal khusus dan ditutup tentang adab berdoa dan istighfar


Syekh Yahya bin Syarabin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria atau yang lebih populer dikenal sebagai Imam an Nawawi adalah seorang ulama besar yang dilahirkan pada Muharam 631 Hijriah di Nawa, Damaskus, Suriah. Imam Nawawi mendapat pendidikan dari ayahnya yang terkenal akan ketakwaan dan kesalehannya.


Salah satu karyanya, Kitab Al Adzkar An Nawawiyah memuat berbagai doa dan zikir dari nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, Al Adzkar An Nawawiyah menerangkan hadits dan petuah para ulama mengenai zikir, doa, adab dan ibadah yang mengarahkan pembaca untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.




Sabtu, 15 Januari 2022

Pelantikan KNPI Bireuen, Tu Sop : KNPI Jangan Kalah Cepat Sehingga Cepat Kalah Dalam Persaingan

 

Pelantikan Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bireuen Periode 2021-2024,

Laporan : Al Fadhal

Sejumlah Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bireuen dilantik Periode 2021-2024, pelantikan tersebut ditandai dengan penyerahan Bendera KNPI dari Ketua KNPI Aceh kepada Ketua KNPI Bireuen pada Sabtu, (15/01/2022) di Halaman Pendopo Bupati setempat.


Adapun yang dilantik hari ini  Muammar Kadafi S.Pd.I  sebagai Ketua. Sudirman Ismail S.kom. Bendahara, Hendri Suheri SE. Sekretaris Dan seluruh pengurus KNPI lainnya.

Turut hadir Bupati Bireuen Dr H Muzakkar A Gani, SH, M.Si, Forkopimda, Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRK serta Tamu dan undangan lainnya.



Dalam kesempatan itu Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB-HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop dalam tausiahnya menyebut, baik buruknya Bireuen kedepan sangat tergantung dari peran Pemuda, untuk itu para pemuda harus memiliki tiga kecerdasan wajib di implementasikan dalam semua pergerakan,yaitu Kecerdasan Spritual, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan emosional. Dari ketiga kecerdasan tersebut, kecerdasan Spiritual adalah yang paling utama.


"Persoalan yang serius  harus dihadapi dengan serius pula, kita boleh enjoy, tapi jangan 24 jam enjoy. Maka saya datang hari ini karena serius menaruh harapan ini, sesungguhnya masa depan Biruen ada pada anak-anak muda, inilah yang kita harapkan," sebut Tu Sop yang juga Dewan Penasehat Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).



Menurutnya bagaimana kita melakukan sebuah pergerakan tidak hanya sebuah wacana/Muharrik (Pergerakan), KNPI objektif di dalam melakukan pergerakan-pergerakan yang dapat memberi solusi karena, kalah cepat di dalam sebuah pererakan akan cepat kalah di Dalam persaingan, jelas Tu Sop.


Oleh sebab itu kita harus sadar saat ini kita di era Milenial dengan persaingan global, kita berada di era penjajahan gaya baru kalau kita tidak memperkuat perencanaan ke depan maka harus menerima resiko menjadi bangsa yang direncanakan orang berbahaya bagi anak-anak kita, berbahaya untuk Aceh jangka panjang dan Indonesia nantinya,  itulah harapan kita, terjemahkan itu secara benar dari segi aspek kehidupan, pemikiran dalam sikap dan perilaku kita, pinta Tu Sop.(*)

Selasa, 17 Agustus 2021

HUT RI Ke-76, BMU Serahkan Tiga Rumah Untuk Janda Kurang Mampu Di Pidie


Proses penyerahan kunci rumah dengan kode BMU-WPU 072 diserahkan langsung oleh Imam Besar BMU Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab/Tu Sop kepada Ermalina Siregar (38) Janda kurang mampu yang memiliki 4 orang anak warga Gampong Rapana Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie







Laporan Al Fadhal

SIGLI -Gerakan Filantropi Barisan Muda Ummat (BMU) Pusat, kembali menyerahkan tiga rumah layak huni jenis permanen ukuran 6x6 meter kepada Janda kurang mampu diserahkan secara terpisah, masing-masing rumah BMU-WPU 072 di Kecamatan Mutiara, Rumah BMU-WPU 075 di Kecamatan Kembang Tanjong dan Rumah BMU-WPU 077 di Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie Provinsi Aceh, pada Selasa, (17/8/2021).


Proses penyerahan kunci rumah dengan kode BMU-WPU 072 diserahkan langsung oleh Imam Besar BMU Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab yang biasa disapa Tu Sop kepada Ermalina Siregar (38) Janda kurang mampu yang memiliki 4 orang anak warga Gampong Rapana Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie.


Rumah tersebut dibangun dari dana safari dakwah Ketua Umum BMU Pusat, donasi perwakilan BMU Brunai Darussalam dan sisa donasi beberapa rumah BMU-WPU yang telah diserahkan sebelumnya, serta dari donatur lainnya, sebut Ketua Gerakan BMU Peduli Murthala ST seperti dikutip Humas BMU Al Fadhal.



Turut hadir Ketua Umum BMU Pusat Tgk Muhammad Yusuf M Nasir atau Abiya Jeunieb, Sekjen BMU Pusat Tgk Zainuddin MZ Al-Biruny, Koordinator WPU Malaysia Ummi Maulida Ahmad, Pengurus BMU Perwakilan Pulau Jawa Tgk Mustafa Cibinong, Ketua DPD BMU Pidie Abah Adi, Unsur Muspika Mutiara, Keuchik, Babinkamtibmas, Babinsa dan tokoh masyarakat setempat.


Fitriadi, S. HUT Bendahara Gerakan BMU Peduli disela-sela acara penyerahan menyebut, untuk pembangunan rumah BMU-WPU 075 merupakan hasil donasi masyarakat Aceh melalui donasi BMU Peduli dengan total donasi yang masuk mencapai 65.267.500 rupiah dari 548 orang donatur. Rumah tersebut diserahkan kepada Nurmala Majid (37) Janda miskin warga Gampong Lancang Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie, ia memiliki 3 orang anak, sebut Fitriadi.





Sedangkan dana untuk pembangunan rumah BMU-WPU 077 sekaligus pembelian tanah lanjutnya, bersumber dari donatur tetap BMU masing-masing Tgk Aiyub Lamlo Rp. 17.200.000, Ummi Maulida Ahmad Rp. 13.100.000, H Umar Toko Mas Sejati Lueng Putu Rp. 5.000.000, Bunda Yanti Taufik Kupi Lamlo Rp. 5.000.000, dan Raha Yusra bin Armia Rp. 1.000.000, selebihnya  dari sisa donasi pembangunan rumah BMU-WPU lainnya.


Rumah BMU-WPU 077 tersebut diserahkan kepada Nurlaila M Salim (45) Janda 4 anak warga Gampong Jiem Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie, kata Fitriadi yang didampingi Ketua Gerakan BMU Peduli Murthala, ST.




Sementara itu Imam Besar BMU Ayahanda Tu Sop  dalam sambutannya mengatakan Gerakan BMU ini substansinya bukan sekedar membangun rumah, tetapi turut membangun kembali peradaban Islam yang telah berhasil dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya lewat budaya infak, sedekah dan zakat di masa silam.


Menurutnya yang membahagikan kita bukan karena sekedar terbangunnya rumah, akan tetapi tertata dengan terbangunnya kembali peradaban sosial saling peduli. Ini yang paling penting, ujar Tu Sop yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).


Tu Sop menilai, perilaku umat Islam sekarang khususnya masyarakat Aceh seperti kayu gaharu, kalau dibakar akan mengeluarkan wangi.


“Jadi masyarakat Aceh itu kalau digerakkan maka mereka akan melakukan berbagai kebaikan. Tapi pertanyaannya sekarang adalah siapa yang akan menggerakkan?,” kata Tu Sop mempertanyakan.


Islam itu adalah agama peradaban. Jadi apa yang dilakukan ini kata Tu Sop adalah sebuah sebuah pergerakan dakwah sosial guna membangun peradaban sosial Islam.


“Walaupun berbentuk sebuah rumah, tapi yang paling esensial adalah perilaku saling memberi itu yang harus terbangun. Karena konsep Islam itu adalah al hayah lu yu’thu, hidup itu untuk memberi,” sebut Tu Sop yang juga Ketua PB Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA).




Selasa, 12 Februari 2019

[Video] Saksikan, Film Serial Lepas Episode 1 Yang Dibintangi Tu Sop Jeunieb



Alhamdulillah film serial lepas berjudul “Suluh Al-Jawi” episode perdana resmi diluncurkan. Film bertemakan dakwah ini diproduksi oleh PT. Lembah Seulawah. Direncanakan, dalam tahun 2019 ini insya Allah akan diproduksi sebanyak 36 episode.

Suatu hari, Ayahanda Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop Jeunieb) mengungkapkan, alasan beliau mau terlibat dalam film ini adalah karena beliau ingin mengisi ruang-ruang kosong dakwah. Jadi dakwah tetap selalu misi utama beliau dalam setiap gerak gerik kehidupan ayahanda Tu Sop Jeunieb.

Film ini untuk perdana diluncurkan via Channel Youtube dengan alasan saat ini Youtube sudah sangat populer di kalangan generasi milenial. Tapi ke depan, tidak tertutup kemungkinan akan masuk ke stasion Televisi.

Selamat menyaksikan....





[Zulkhairi]







Kamis, 07 Februari 2019

Tu Sop Bintang Utama Film Suluh Al-Jawi, Episode 1 Selesai Digarap



BANDA ACEH - Syuting film serial dakwah Suluh Al-Jawi episode 1 telah dilaksanakan di Banda Aceh, Selasa, 29 Januari 2019.
Film diproduksi PT Lembah Seulawah itu direncanakan  selesai digarap dalam tahun 2019 mencapai 36 episode dengan judul dan penulis skenario berbeda. Aktor utama film itu diperankan oleh ulama kharismatik muda Aceh, Tgk. H. Muhammad Yusuf. A. Wahab akrab disapa Tu Sop.
"Orientasinya tetap dakwah, supaya ruang-ruang kosong itu dapat terisi dengan dakwah. Dan ke depan kita lanjutkan setelah dilakukan evaluasi pada tahap awal ini, bagaimana yang lebih baik ke depan, memperbaiki apa-apa saja yang perlu disempurnakan," kata Tu Sop kepada portalsatu.com usai syuting, Selasa sore.
Sutradara Suluh Al-Jawi, Tuanku Al-Absyar menyatakan rasa syukurnya setelah proses syutingepisode pertama. Karena dari perencanaan hingga selesai semuanya berjalan lancar, dan proses syuting berhasil diselesaikan dalam waktu 7 jam.
"Semoga pesan-pesan dari film ini nantinya akan tersampaikan kepada seluruh masyarakat," kata Tuanku Al-Absyar.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-5514929069409937",
    enable_page_level_ads: true
  });

</script>
Pemeran Hamid dari Partai Putih, Firman Saputra, mengatakan, program film itu bertujuan untuk bantu umat. Sebagai bentuk dukungannya itu ia pun menerima ajakan produser Thayeb Loh Angen untuk bermain secara sukarela di film yang disutradarai oleh Tuanku Al-Absyar tersebut.
"Sebagai sebuah project yang positif, yang menjadi pencerahan bagi para politisi, para tim sukses, dan kepada lapisan masyarakat bahwa berpolitik ini memang harus seperti di cerita film ini sebagaimana yang telah disampaikan oleh Tu Sop sendiri. Saya sangat senang bisa berkontribusi bermain berkolaborasi dengan Tu Sop," kata Firman.
Firman mengaku, baru kali ini bermain film, hingga awalnya merasa agak grogi, karena dalam proses syuting para pemeran dituntut harus sabar, dan harus menyesuaikan mimik wajah yang tepat pada pengucapan dialog.
"Namun bila soal komedian saya sudah terbiasa melucu di medsos," katanya sambil tersenyum.[]
sumber: portalsatu 



Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.