Tusop.com | Sama seperti lidah, tulisan juga berfungsi sebagai alat berkomunikasi dan bersosialisasi antar sesama. Susunan huruf yang membentuk kata lalu terangkai menjadi kalimat yang tertulis di media tulis, tak ubahnya bunyi rangkaian huruf-huruf yang keluar dari dua bibir. Ia memiliki makna walau tak bersuara. Rangkaian kalimat-kalimat itu bisa bernilai baik, bisa pula menjadi keji. Dan yang jelas, setiap yang baik akan membuahi baik pula. Begitu juga sebaliknya.
Islam adalah agama yang kaffah. Dalam konteks berkomunikasi, Islam tidak hanya mengatur bagaimana cara berbicara yang baik. Tetapi juga mengatur tentang bagaimana materi pembicaraan yang baik.
Materi pembicaraan amatlah penting untuk diperhatikan. Sebab setiap pembicaraan, ada konsekwensinya. Bukan hanya konsekuensi di dunia, tetapi ada yang lebih serius, setiap kata mesti dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Sebagai acuan dalam berbicara, Rasulullah SAW berpesan dalam penggalan hadits berikut :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, Hendaklah ia berkata yang baik atau hendak diam"
Dalam berkomunikasi, Rasulullah saw memberikan dua alternatif. Berbicara atau diam. Silahkan berbicara selama bisa pastikan terlebih dahulu bahwa apa yang dibicarakan itu memiliki nilai kebaikan. Tetapi jika kita tidak bisa memastikan sebuah pembicaraan bernilai positif, maka diam jauh lebih baik daripada kata-kata itu harus dikeluarkan.
Memaksakan diri berbicara tanpa pertimbangan yang matang sangat berpotensi kita terjebak dalam kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari. Dan hal ini tentu saja akan sangat merugikan diri kita sendiri.
Terkait hal ini, para ulama telah memberikan solusi bagaimana seharusnya sikap kita sebelum memutuskan layak tidaknya suatu hal untuk dibicarakan. Sebuah pembicaraan itu bernilai baik, setidaknya harus bersih dari delapan hal ini.
1. Bersih dari dusta
2. Bersih dari janji palsu
3. Bersih dari ghibah
4. Bersih dari membantah dan menyalahkan orang lain
5. Bersih dari memuji diri dan menyombongkan diri
6. Bersih dari mengutuk atau memvonis seseorang
7. Bersih dari doa-doa untuk kejatuhan orang lain
8. Bersih dari ejekan dan penghinaan
Hendaknya sebelum berbicara kita harus memastikan bersih dari delapan hal di atas, agar senantiasa kita selamat dari lisan kita di dunia dan di akhirat kelak. Seperti halnya kata yang keluar melalui lisan, begitu juga tulisan. Terlebih dalam dalam dunia media sosial saat ini.
Sebelum menulis di media sosial dan kemudian menjadi konsumsi publik, pastikan tulisan kita bebas dari delapan hal ini. Sebab media sosial bukan area bebas dosa.
Amin.
Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar