Tu Sop: Jangan Ajak Anak Cintai Dunia

Tusop.com | Anak ibarat botol kosong. Ia dilahirkan tanpa membawa apapun kecuali kepolosan. Lingkungan dan didikanlah yang kemudian mengisi kekosongan itu. Jika lingkungan dan didikan yang ia dapatkan baik, maka terbuka peluang ia akan tumbuh menjadi anak yang berkepribadian baik. Begitu juga sebaliknya.

Rumah adalah madrasah pertama bagi anak. Warna warni lingkungan rumah adalah pemandangan pertama dan utama yang ia lihat secara dekat. Dan doktrin-doktrin serta didikan orang tua adalah 'nasehat' utama yang masuk ke hati melalui lobang telinga. Apa yang dilihat dan didengar oleh anak ini dari lingkungan dan didikan orang tua akan menjadi cikal bakal kepribadian anak secara permanen.

Oleh sebab itu Rasulullah saw mewanti-wanti: "Setiap (anak) yang dilahirkan, ia terlahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang membuat ia menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi".

Dalam upaya mendorong pembentukan akhlak dan kepribadian seorang anak menjadi pribadi yang mulia, orang tua harus memberikan pandangan-pandangan yang mencerahkan jiwa tentang eksistensi dan hakikat tujuan hidup yang akan dijalaninya. Setiap anak harus didoktrin bahwa hakikat hidup hanya 'ladang' untuk menyiapkan bekal akhirat. Tidak lebih. Doktrin ini harus diulang secara terus menerus hingga terpatri dalam jiwa sang anak secara permanen. Sebab jika tidak, anak akan salah arah dan tersesat dalam kehidupannya. Akhirnya, ia akan binasa bersama orang-orang yang celaka.

Maka diawal pertumbuhannya, anak harus diajak untuk mementingkan akhirat dalam kehidupannya. Dan jangan sekali-kali didorong untuk mencintai dunia dengan segala kesombongannya. Sebab hal itu akan berbekas dihatinya lalu ia akan menghabiskan usianya kelak untuk mengumpulkan dunia. Dan hal ini adalah kekeliruan yang akan menghancurkan masa depan akhirat anak itu sendiri.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.