Tampilkan postingan dengan label Nasehat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasehat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Juli 2024

Tausyiah pada Peresmian STAI Baru Tapak Tuan, Tu Sop Jeunieb : Tidak Ada Pemisahan Antara Agama dan Kehidupan Dunia


Tu Sop Jeunieb bersama Pj Bupati Aceh Selatan yang diwakili Asisten I Sedtakab Suhatril, SH, M.Si, Ketua Yayasan STAI Sufyan Ilyas, S. Th. MH, Dr. Maidar Darwis, M.Ag, Ketua MPU Aceh Selatan Tgk. H. T. Armiya Ahmad, Ketua MAS, Sekretaris Kopertais, Tgk. Husen Yusuf, mantan Bupati Aceh Tgk. Amran dan unsur Forkopimda lainnya Di Acara Peresmian Gedung Baru Dan Peringatan Tahun Baru Islam.


Aceh Selatan -  Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb didaulat sebagai penceramah pada Peresmian Gedung Baru Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tapaktuan yang dilaksanakan berbarengan dengan Peringatan tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H.


Kegiatan ini digelar di Kampus STAI Tapak Tuan yang berlokasi di Gampong Baro, Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan, Selasa, 9/07/2024.


Acara yang bertajuk "STAI Baru Pendidikan Maju" ini dihadiri oleh Pj Bupati Aceh Selatan yang diwakili Asisten I Sedtakab Suhatril, SH, M.Si, Ketua yayasan STAI Sufyan Ilyas, S. Th. MH,  Dr. Maidar Darwis, M.Ag, Ketua MPU Aceh Selatan Tgk. H. T. Armiya Ahmad, Ketua MAS, Sekretaris Kopertais, Tgk. Husen Yusuf, mantan Bupati Aceh Tgk. Amran dan unsur Forkopimda lainnya. Selain itu, juga dihadiri oleh para mahasiswa, masyarakat dan lebih dari seratusan tamu undangan lainnya. 



Tu Sop Jeunieb dalam tausiyahnya mengatakan bahwa Rasulullah Saw diperintahkan oleh Allah SWT untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah untuk periode lain Dimana hal ini menghasilkan sejumlah hal yang tidak dapat didapati di Mekkah. Kota Madinah, kata Tu Sop merupakan cikal bakal berkumpulnya tiga hal utama pada pribadi Rasulullah SAW yang seyogiyanya mengemban gelar Muhammad Afdhalul Rasul.



“Tiga hal itu tidak terjadi pada nabi nabi yang lain. Pertama nubuwwah sebagai sumber pengetahuan. Kedua, Mulku sebagai kerajaan dan yang ketiga yaitu Sultanah sebagai _Save Government_ , pemegang kekuasaan tertinggi yang diperkuat dengan tentara membentengi diri dari serangan", jelas Tu Sop Jeunieb.



Sosok Ketua PB HUDA yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syari'at Islam (KWPSI) ini juga mengatakan bahwa  Rasulullah Saw mempunyai nilai kenabian pada dirinya dan pada saat yang sama, Rasulullah juga sebagai raja yang titahnya ditunggu dan diikuti.



"Rasulullah juga seorang Sultan yang punya power, tentara dan kekuatan pertahanan, maka disitulah dasar dan awal dari peradaban Islam," urai Tu Sop. 



Madinah ini adalah sebuah peradaban, sebuah komunitas besar yang dimulai dengan perjuangan Rasulullah Saw di Mekkah. Tu Sop dalam tausyiahnya menyebut bahwa Islam di di Madinah ini menjadi kuat karena didukung oleh apa yang disebut dengan para _Rijal Haula Rasul_ , yakni tokoh-tokoh di sekeliling Rasul yang senantiasa membersamai perjuangan Rasulullah Saw dalam semua kondisi dan totalitas berjuang untuk Islam bersama Rasulullah Saw. 


Tu Sop menjelaskan bahwa, para tokoh di sekeliling Rasulullah Saw itu misalnya ada Umar bin Khatab dengan keberaniannya, ada Abdurrahman bin ‘Auf dengan ketokahannya. Ada yang ahli pengetahuan, ahli usaha dan banyak sahabat lainnya yang totalitas membantu perjuangan Rasulullah Saw. Mereka yang punya harta, mereka fungsikan hartanya untuk Islam, yang punya tenaga mereka gunakan tenaganya untuk Islam.


“Maka, hal paling inti adalah bahwa hijrah Rasulullah ke Madinah untuk membangun sebuah komunitas bangsa yang mana mereka komit menjadikan agama sebagai jalan kehidupan mereka dan membuat dunia ini bersih dan teratur. Imam Al Ghazali, kata Tu Sop, pernah mengatakan bahwa dunia yang terurus dengan baik, aspek-aspek kehidupan yang terurus dengan rapi dan tertib adalah fardhu kifayah yang jika hal ini tidak selesai maka semua akan berdosa,”kata Tu Sop menjelaskan. 


Oleh sebab itu, tambah Tu Sop, maka ketika kita berfikir bahwa umat Islam harus sehat, maka harus ada dokter-dokter. Begitu juga ekonomi harus kuat karena itu modal untuk ibadah. Kalau kita kekurangan para ahli yang paham ekonomi dan kedokteran, maka umat Islam akan berdosa. Apapun permasalahan maka Islam harus hadir memberi solusi, maka hal itu adalah bagian dari fardhu kifayah yang harus kita selesaikan. 


“Maka itu Islam lah umat Islam akan maju. Tidak ada pemisahana antara agama dengan kehidupan dunia,” ujar Tu Sop. Umat Islam akan unggul disaat mereka mengamalkan agamanya. Kalau sekarang ada pemikiran bahwa “kita akan maju dengan meninggalkan agama”, maka itu betul untuk kasus negara-negara Eropa yang  memperoleh kemajuan setelah mereka meningalkan agama mereka.


Sementara itu, dalam sejarah Islam, imperium atau Kerajaan-kerajaan Islam dalam sejarahnya justru mereka mendapati kehancurannya setelah mereka meninggalkan Islam dan berjaya ketika mereka bersama Islam, menjadikan Islam sebagai bagian dari kehidupan mereka yang tidak terpisahkan antara Islam dan kehidupan dunia, “ ujar Tu Sop menerangkan.


Maka itu, sambung Tu Sop lagi, ada  ada ungkapan dari Umar bin Khatab yang sangat terkenal, yaitu “Kita adalah umat yang dimuliakan oleh Allah Swt dengan Islam. Maka jangan sekali-kali meninggalkan Islam”.



Sebelumnya, ketua Pelaksana kegiatan, Tgk. Ilham Mirsal, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa peresmian Geudung Baru STAI Tapak Tuan ini sengaja dilaksanakan berbarengan dengan perayaan tahun Baru Islam oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.


Tgk Ilham Mirsal menyebutkan bahwa bahwa pasca peresmian ini, kampus STAI yang tadinya berlokasi di Tapak Tuan akan resmi pindah ke Pasie Raja.


"Alhamdulillah sekarang resmi pindah ke gedung Baru di Pasie Raja, dan mulai tahun ajaran ini, aktifitas pembelajaran sudah mulai aktif di kampus baru", kata Tgk. Ilham Mirsal.

Senin, 18 September 2023

Jelang Pileg 2024, MPP PAS Aceh Konsolidasi Bacaleg DPRK Dan DPRA MPW PAS Bireuen



Laporan : Al Fadhal

Bireuen | Ketua Tanfidziah MPP Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh Tgk H Bulqaini Tanjongan bersama Ketua Mutasyar MPP PAS Aceh Abi Hidayat Waly melakukan konsolidasi dan Sosialisasi sejumlah pengurus, bacaleg DPRK, DPRA dan Simpatisan serta relawan MPW PAS Bireuen dalam rangka menghadapi Pileg 2024 mendatang pada Minggu, (18/09/2023) malam.


Acara digelar dipelataran komplek Dayah Dhiaul Haq Al Aziziyyah Leung Teugoh Jeunieb dihadiri Tgk Nurdin Judon yang sapaan akrabnya Abi Nas Jeunieb Anggota Dewan Mutasyar MPP PAS Aceh, Ketua MPW PAS Bireuen Tgk Mustafa Amin, pengurus inti MPW, MPC, Para Bacaleg DPRK, DPRA, simpatisan dan para relawan lainnya.  





Ketua Tanfidz PAS Aceh Tu Bulqaini menyebut, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sistem internal antara bacaleg pengurus dan simpatisan PAS Aceh. Selain itu hadirnya PAS dalam kontestasi politik akan memberikan warna baru dan sistem yang berbeda dengan partai lainnya. 






"Maka perlu kita sosialisasikan pemahaman ini kepada kader, ini yang sampaikan nanti Abi Hidayat, intinya bagaimanana ketentuan PAS Aceh mengelola prinsipil dana pokir misalnya, kewajiban finansial Dewan terpilih dengan partai, Caleg gagal kita tangani bagaimana dan kewajiban partai dalam menjaga Konstituen bagaiman mekanismenya, yang pastinya PAS Aceh akan berbeda dengan yang dilakukan partai lainya saat ini", tegas Tu Bulqaini. (Al Fadhal)


Rabu, 29 Maret 2023

Kajian Spesial Ramadhan Bersama Tu Sop, Ini Materi Kajiannya.



Oleh : Al Fadhal

Bireuen | Kajian Spesial Ramadhan 1444 H bersama Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhamammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop ba'da shalat tarawih terbuka untuk umum digelar di Mushalla Dayah Babussalam Al Aziziah Jeunieb. Acara ini diikuti setiap malamnya oleh seribuan santri dan masyarakat setempat dengan materi kajian Kitab Al Adzkar karangan Imam Nawawi.


Apa Yang Menarik Dari Kajian Tersebut?


Isi kandungan Kitab Al Adzkar An Nawawiyah dibagi dalam bab-bab tertentu. Diantaranya mukadimah, keutamaan dan kedudukan zikir, serta adab zikir dan doa. Selain itu tentang doa sehari-hari, adab-adab terhadap Alquran, pujian-pujian pada Allah SWT dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW. Kemudian hal-hal khusus dan ditutup tentang adab berdoa dan istighfar


Syekh Yahya bin Syarabin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria atau yang lebih populer dikenal sebagai Imam an Nawawi adalah seorang ulama besar yang dilahirkan pada Muharam 631 Hijriah di Nawa, Damaskus, Suriah. Imam Nawawi mendapat pendidikan dari ayahnya yang terkenal akan ketakwaan dan kesalehannya.


Salah satu karyanya, Kitab Al Adzkar An Nawawiyah memuat berbagai doa dan zikir dari nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, Al Adzkar An Nawawiyah menerangkan hadits dan petuah para ulama mengenai zikir, doa, adab dan ibadah yang mengarahkan pembaca untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.




Sabtu, 15 Januari 2022

Pelantikan KNPI Bireuen, Tu Sop : KNPI Jangan Kalah Cepat Sehingga Cepat Kalah Dalam Persaingan

 

Pelantikan Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bireuen Periode 2021-2024,

Laporan : Al Fadhal

Sejumlah Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bireuen dilantik Periode 2021-2024, pelantikan tersebut ditandai dengan penyerahan Bendera KNPI dari Ketua KNPI Aceh kepada Ketua KNPI Bireuen pada Sabtu, (15/01/2022) di Halaman Pendopo Bupati setempat.


Adapun yang dilantik hari ini  Muammar Kadafi S.Pd.I  sebagai Ketua. Sudirman Ismail S.kom. Bendahara, Hendri Suheri SE. Sekretaris Dan seluruh pengurus KNPI lainnya.

Turut hadir Bupati Bireuen Dr H Muzakkar A Gani, SH, M.Si, Forkopimda, Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRK serta Tamu dan undangan lainnya.



Dalam kesempatan itu Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB-HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop dalam tausiahnya menyebut, baik buruknya Bireuen kedepan sangat tergantung dari peran Pemuda, untuk itu para pemuda harus memiliki tiga kecerdasan wajib di implementasikan dalam semua pergerakan,yaitu Kecerdasan Spritual, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan emosional. Dari ketiga kecerdasan tersebut, kecerdasan Spiritual adalah yang paling utama.


"Persoalan yang serius  harus dihadapi dengan serius pula, kita boleh enjoy, tapi jangan 24 jam enjoy. Maka saya datang hari ini karena serius menaruh harapan ini, sesungguhnya masa depan Biruen ada pada anak-anak muda, inilah yang kita harapkan," sebut Tu Sop yang juga Dewan Penasehat Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).



Menurutnya bagaimana kita melakukan sebuah pergerakan tidak hanya sebuah wacana/Muharrik (Pergerakan), KNPI objektif di dalam melakukan pergerakan-pergerakan yang dapat memberi solusi karena, kalah cepat di dalam sebuah pererakan akan cepat kalah di Dalam persaingan, jelas Tu Sop.


Oleh sebab itu kita harus sadar saat ini kita di era Milenial dengan persaingan global, kita berada di era penjajahan gaya baru kalau kita tidak memperkuat perencanaan ke depan maka harus menerima resiko menjadi bangsa yang direncanakan orang berbahaya bagi anak-anak kita, berbahaya untuk Aceh jangka panjang dan Indonesia nantinya,  itulah harapan kita, terjemahkan itu secara benar dari segi aspek kehidupan, pemikiran dalam sikap dan perilaku kita, pinta Tu Sop.(*)

Rabu, 16 September 2020

Penutupan Lomba Muharram, Tu Sop Lantik Pengurus Baru Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb

Tu Sop Sedang Melantik Pengurus Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb

Laporan Al Fadhal

Pergelaran lomba Muharram 1442 H Antar Santri Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Pimpinan Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop resmi ditutup pada Rabu, (16/09/2020) Dini hari, penutupan aneka lomba tersebut diiringi dengan baca Dalailul Khairat bersama ribuan santri sekaligus Pelantikan Pengurus Baru Dayah Setempat.

Rais 'Am Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk Ihsan Muhammad Ja'far disela-sela acara berlangsung menyebut, festival Gema Muharram Musabaqah Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb merupakan kegiatan pengembangan kreatifitas dan semangat aktivitas belajar santri disetiap event rutin tahunan setelah ujian akhir semester.





"Santri kita bersal dari 23 Kabupaten Kota Di Aceh, ada yang dari Sumatera Utara bahkan ada yang dari Malaysia, untuk itu perlu kita memberikan daya saing bagi mereka dalam Event-event seperti ini dengan outputnya melahirkan generasi-generasi terbaik yang mampu bersaing dalam kompetisi yang lebih tinggi," sebut Tgk Ihsan yang juga Ketua Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA). 




Sementara itu Ketua Panitia PHBI Gema Muharram Musabaqah Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk Faizin menjelaskan sejumlah agenda lomba yang digelar, di antaranya Lomba Qira'atul Kutub(baca kitab)dengan kategori penilaiannya meliputi penempatan baris yang sesuai ilmu nahu dan saraf, makna/terjemahan, surah atau penjelasan materi dan Isykal(menjawab pertanyaan dewan Hakim).

Adapun baca kitab yang diperlombakan : Kitab Al Mahalli, Ianathutthalibin, Al Bajuri dan Matan Taqrib. Sebut Ketua PHBI. Selain itu panitia juga memperlombakan Lomba Hafalan, yaitu hafalan Beit Al Fiyah, Baet Sulam Munaurat (mantiq) Baet Qamsatun Mutun dan Matan Aljurumiah. Kemudian Lomba Pidato tingkat Tsanawiyah dan Aliyah, Lomba Fahmil Kutub(cerdas cermat) serta lomba Nasyid Grup/Tunggal(umum) dan terakhir lomba Hafiz 1 Juz Al Qur'an (umum). Acara ini disiarkan langsung oleh Radio Yadara FM Jeunieb 92.8 MHz dan Radio Mutiara FM Beureunuen 106.8 MHz. (Al Fadhal)

Sabtu, 26 Oktober 2019

Pagi Ini, Tu Sop Isi Pengajian Subuh Akbar Dan Mubahatsah Di Aceh Barat



Laporan : Al Fadhal

Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop pagi ini akan mengisi pengajian subuh akbar di Woyla dan Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Dayah Serambi Aceh Kaway XVI pada Minggu, (27/10) dini hari nanti. 

Hal ini disampaikan koordinator tim protokoler Tu Sop Tgk Bahri melalui pesan whatsapp yang dikirim ke Redaksi Sabtu, (26/10) malam. 
Bahri menyebut Ayahanda Tu Sop akan mengisi pengajian didua tempat yang berbeda. 

"Insya Allah Tu Sop subuh nanti akan mengisi pengajian Subuh Akbar pada pukul 04.00 wib dini hari di Masjid Ie Itam Baroh Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat,". Sebutnya. 

Dikatakan Bahri Acara ini diselenggarakan oleh Badan Kemakmuran Masjid Al Wustha Kuala Bhee dalam rangka memperingati tahun baru islam 1441 H dengan tema" Dengan semangat tahun baru Islam kita tingkatkan kepedulian sosial antar sesama". Selain itu acara shalat subuh, Zikir dan Tausiyah bersama ini turut dihadirkan Tgk Abdul Arif sebagai pimpinan zikir, Kadis Syari'at Islam Aceh Barat Tgk. H. M. Isa, S. Pd sebagai pembaca doa dan Tgk H Nurdin MK sebagai Imam. 

Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat 
Tu Sop dan Abiya Jeunieb pada acara penyerahan Rumah BMU 027 di Aceh Barat

Selesai Acara Subuh Akbar, Bahri menyebut pada pukul 09.00. Wib hari ini Tu Sop akan bertolak ke Dayah Serambi Aceh untuk mengisi acara Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kawai XVI Kabupaten setempat. 

Majelis Mubahatsah akan membahas kajian kitab Mahal Jilid I dan Ghayah Usal Masalik i'lat sambungan bab Hadats. Acara ini juga bisa diakses melalui live streaming via fanpage Facebook resmi Tgk H M Yusuf A Wahab.(Al Fadhal) 

Selasa, 10 Juli 2018

Tu Sop: Bukan Area Bebas Dosa, Sebelum Menulis di Medsos Pastikan Bersih 8 Hal Ini!

Tusop.com | Sama seperti lidah, tulisan juga berfungsi sebagai alat berkomunikasi dan bersosialisasi antar sesama. Susunan huruf yang membentuk kata lalu terangkai menjadi kalimat yang tertulis di media tulis, tak ubahnya bunyi rangkaian huruf-huruf yang keluar dari dua bibir. Ia memiliki makna walau tak bersuara. Rangkaian kalimat-kalimat itu bisa bernilai baik, bisa pula menjadi keji. Dan yang jelas, setiap yang baik akan membuahi baik pula. Begitu juga sebaliknya.

Islam adalah agama yang kaffah. Dalam konteks berkomunikasi, Islam tidak hanya mengatur bagaimana cara berbicara yang baik. Tetapi juga mengatur tentang bagaimana materi pembicaraan yang baik.

Materi pembicaraan amatlah penting untuk diperhatikan. Sebab setiap pembicaraan, ada konsekwensinya. Bukan hanya konsekuensi di dunia, tetapi ada yang lebih serius, setiap kata mesti dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Sebagai acuan dalam berbicara, Rasulullah SAW berpesan dalam penggalan hadits berikut :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, Hendaklah ia berkata yang baik atau hendak diam"

Dalam berkomunikasi, Rasulullah saw memberikan dua alternatif. Berbicara atau diam. Silahkan berbicara selama bisa pastikan terlebih dahulu bahwa apa yang dibicarakan itu memiliki nilai kebaikan. Tetapi jika kita tidak bisa memastikan sebuah pembicaraan bernilai positif, maka diam jauh lebih baik daripada kata-kata itu harus dikeluarkan.

Memaksakan diri berbicara tanpa pertimbangan yang matang sangat berpotensi kita terjebak dalam kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari. Dan hal ini tentu saja akan sangat merugikan diri kita sendiri.

Terkait hal ini, para ulama telah memberikan solusi bagaimana seharusnya sikap kita sebelum memutuskan layak tidaknya suatu hal untuk dibicarakan. Sebuah pembicaraan itu bernilai baik, setidaknya harus bersih dari delapan hal ini.

1. Bersih dari dusta
2. Bersih dari janji palsu
3. Bersih dari ghibah
4. Bersih dari membantah dan menyalahkan orang lain
5. Bersih dari memuji diri dan menyombongkan diri
6. Bersih dari mengutuk atau memvonis seseorang
7. Bersih dari doa-doa untuk kejatuhan orang lain
8. Bersih dari ejekan dan penghinaan

Hendaknya sebelum berbicara kita harus memastikan bersih dari delapan hal di atas, agar senantiasa kita selamat dari lisan kita di dunia dan di akhirat kelak. Seperti halnya kata yang keluar melalui lisan, begitu juga tulisan. Terlebih dalam dalam dunia media sosial saat ini.

Sebelum menulis di media sosial dan kemudian menjadi konsumsi publik, pastikan tulisan kita bebas dari delapan hal ini. Sebab media sosial bukan area bebas dosa.
Amin.

Admin

Senin, 25 Juni 2018

Andalkan Allah Dalam Menghadapi Setiap Masalah

Tusop.com | Dunia, terkadang membuat kita letih menghadapinya. Bergelut dengannya membuat kita harus menghadapi 1001 masalah yang terus berganti. Masalah-masalah itu tidak akan pernah habis selama kaki masih menginjak bumi. Maka kita butuh solusi cerdas menghadapinya.

Tetapi seberat dan sebanyak apapun masalah yang kita hadapi, jangan pernah takut apalagi goyah. Seberat dan sebanyak apapun masalah, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekuasaan dan keagungan Allah swt.

Dalam hidup kita bisa jadi tidak memiliki apapun. Tetapi jangan lupa kita masih punya Allah. Boleh saja orang-orang disamping kita tidak pernah ada yang peduli kepada kita. Saat kita jatuh tiada yang menjulur tangannya, saat kita roboh tiada yang menopang kita, jangan takut! Jangan takut! Allah tidak pernah lupa pada kita.

Maka, dalam menyikapi berbagai problem hidup, andalkan Allah. Hanya Allah. Jangan yang lain. Jangan andalkan kecerdasan kita sendiri. Jangan andalkan kemampuan kita sendiri. Karena tanpa bantuan Allah semua itu tiada bermakna.

Allah swt berfirman: “Dan barangsiapa bertakwa kepada niscaya Allah swt akan memberikan jalan keluar dari setiap persoalan”.

Senin, 18 Juni 2018

Buka Pintu Rezeki Dengan Istighfar


Tusop.com | Rezeki mutlak pemberian Allah. Manusia hanya ditugaskan berusaha, selebihnya Allah yang menentukan besaran dan sumber datangnya karunia itu. Kita patut belajar dari kisah Siti Hajar dan Nabi Ismail as.

Rezeki tidak ditentukan oleh usaha. Luas dan sempitnya rezeki bukan pengaruh dari kuat dan lemahnya usaha kita dalam menggapainya. Jika Allah sudah menentukan razeki kita jumlahnya "sekian", maka tidak akan bertambah maupun berkurang.

Namun secara asbab, soal razeki seorang yang beriman erat kaitannya dengan bagaimana hubungannya dengan Allah swt. Jika hubungannya dengan Allah baik, maka Allah akan memudahkan jalan rezekinya. Begitu juga sebaliknya.

Salah satu sebab sempitnya rezeki adalah dosa. Jika diumpamakan rezeki itu adalah air, maka dosa adalah penyubat salurannya. Sehingga dosa membuat jalannya rezeki tersumbat-sumbat.

Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad)

Oleh karena demikian, jika kita mendapati diri dalam kondisi rezeki yang sempit, instropeksi diri. Barangkali ada dosa-dosa masa lalu yang belum terampuni atau malah kita masih terus larut di dalamnya. Maka beristighfarlah. Buka kembali pintu rezeki dengan istighfar. (admin)

Minggu, 17 Juni 2018

"Mati Sebelum Ajal"

Tusop.com | Hidup itu terus ada selama nilai-nilai kehidupan masih terus ada di dalamnya. Selebihnya, jiwa telah mati walaupun ajal belum memisahkan tubuh dari nyawa.

Nilai inti hidup adalah terus bergerak dalam ikhtiar menjadikan hidup tak sekedar hidup lalu mati tanpa berjejak. Tetapi bagaimana berikhtiar agar setiap detik-detik kehidupan terisi dengan nilai-nilai kebaikan yang menjadi saksi kita pernah ada walaupun kemudian telah pergi ke alam yang berbeda.

Jika hidup hanya sekedar ada lalu tiada lantas apa bedanya hidup kita dengan buih-buih di lautan? Atau apa bedanya hidup kita dengan kera-kera di hutan? Tidak. Sama-sama ada lalu pergi tanpa meninggal bukti bahwa kita pernah ada.

Maka, teruslah berbuat. Lakukan apapun yang bisa dilakukan sekarang juga tanpa menunggu esok atau lusa. Teruslah bergerak melakukan kebaikan-kebaikan selagi bisa. Isi hidup dengan sekecil apapun hal-hal yang bernilai. Jangan berhenti berbuat. Karena hidup adalah gerak. Diam berarti mati.

Berhenti berbuat untuk membuat hidup menjadi bernilai samasaja kita telah berhenti menghirup nafas. Kita telah mati sebelum ajal tiba. Tinggal menunggu ajal datang membawa kita ke dalam penyesalan yang tiada tara.

Jumat, 27 Oktober 2017

Tu Sop: Jangan Ajak Anak Cintai Dunia

Tusop.com | Anak ibarat botol kosong. Ia dilahirkan tanpa membawa apapun kecuali kepolosan. Lingkungan dan didikanlah yang kemudian mengisi kekosongan itu. Jika lingkungan dan didikan yang ia dapatkan baik, maka terbuka peluang ia akan tumbuh menjadi anak yang berkepribadian baik. Begitu juga sebaliknya.

Rumah adalah madrasah pertama bagi anak. Warna warni lingkungan rumah adalah pemandangan pertama dan utama yang ia lihat secara dekat. Dan doktrin-doktrin serta didikan orang tua adalah 'nasehat' utama yang masuk ke hati melalui lobang telinga. Apa yang dilihat dan didengar oleh anak ini dari lingkungan dan didikan orang tua akan menjadi cikal bakal kepribadian anak secara permanen.

Oleh sebab itu Rasulullah saw mewanti-wanti: "Setiap (anak) yang dilahirkan, ia terlahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang membuat ia menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi".

Dalam upaya mendorong pembentukan akhlak dan kepribadian seorang anak menjadi pribadi yang mulia, orang tua harus memberikan pandangan-pandangan yang mencerahkan jiwa tentang eksistensi dan hakikat tujuan hidup yang akan dijalaninya. Setiap anak harus didoktrin bahwa hakikat hidup hanya 'ladang' untuk menyiapkan bekal akhirat. Tidak lebih. Doktrin ini harus diulang secara terus menerus hingga terpatri dalam jiwa sang anak secara permanen. Sebab jika tidak, anak akan salah arah dan tersesat dalam kehidupannya. Akhirnya, ia akan binasa bersama orang-orang yang celaka.

Maka diawal pertumbuhannya, anak harus diajak untuk mementingkan akhirat dalam kehidupannya. Dan jangan sekali-kali didorong untuk mencintai dunia dengan segala kesombongannya. Sebab hal itu akan berbekas dihatinya lalu ia akan menghabiskan usianya kelak untuk mengumpulkan dunia. Dan hal ini adalah kekeliruan yang akan menghancurkan masa depan akhirat anak itu sendiri.

Rabu, 25 Oktober 2017

Memaksa Diri Jadi Orang Baik

Tusop.com | Membentuk kepribadian mulia merupakan perjalanan panjang yang tak mudah. Untuk sampai ke sana, butuh kerja keras dan perjuangan yang tak mudah. Banyak lika-liku yang harus dilewati. Banyak tantangan yang harus dilalui. Tanpa militansi menahan beban, seorang perintis perjalanan ruhiah ini akan terhempas. Dan ikut binasa bersama mereka yang celaka.

Untuk sampai pada puncak akhlaqul karimah, seorang pemula harus memaksa diri untuk berperilaku baik. Ya, harus memaksa diri untuk menjadi orang baik dengan melakukan amal perbuatan para orang-orang baik. Walaupun nalurinya masih memberontak dan jiwanya belum menikmati kebaikan yang dilakukan.

Seorang yang berjiwa kikir, misalnya. Nalurinya masih tak menghendaki hartanya dibagi atau dinafkahkan pada jalan kebajikan. Ya, baginya memberi adalah beban yang tak ringan. Namun dalam kealpaan ini, seseorang tak boleh membiarkan diri bertahan dalam sikap kikirnya. Ia harus berjuang melawan nalurinya dengan terus berinfak, memberi dan membagi hartanya untuk kebajikan. Hingga terbentuk suatu kepribadian,  memberi dan berinfak adalah hal yang menyenangkan dan membahagiakan.

Memaksa diri jadi orang baik adalah tangga pertama untuk menjadi orang baik yang paripurna.

Rabu, 13 September 2017

Mencari Nafkah Juga Bisa Jadi Ibadah

Tusop.com | Memenuhi kebutuhan-kebutuhan mendasar anak dan istri adalah kewajiban seorang kepala keluarga. Tak pelak, untuk memenuhi tanggungjawab ini, seorang kepala keluarga harus berpikir keras dan berikhtiar sekuat tenaga. Tak sedikit yang malah harus banting tulang dan bermandikan keringat setiap harinya.

Dalam persoalan rizki, banyak orang mengira, bekerja mencari rupiah adalah soal dunia semata. Padahal tidak. Bekerja bisa jadi ibadah. Selama berkerja dibangun atas niat yang baik, dilakukan dengan cara yang baik dan diperuntukkan pada jalan kebajikan.

Menafkahi keluarga adalah cara yang mulia dan bijaksana dalam menginfakkan harta pada jalan kebajikan. Betapa tidak, memberi nafkah adalah kewajiban. Dan menunaikan suatu kewajiban adalah cara terbaik untuk beribadah.

Maka jangan malas atau sungkan berkerja untuk mencari nafkah. Karena mencari nafkah juga bisa jadi ibadah. 

Senin, 04 September 2017

Teguh Ditengah Terpaan 'Badai' Kehidupan

Tusop.com | Istiqamah dalam ketakwaan adalah tuntutan yang paripurna. Dalam berbagai kepentingan, meneguhkan diri dalam ketakwaan lebih dari segalanya. Dinamika dan lika-liku kehidupan tidak boleh memudarkan apalagi meruntuhkan semangat bertahan dalam kebajikan.

Meneguhkan diri dalam ketakwaan ditengah terpaan kepentingan dan peliknya lika-liku kehidupan memang bukan persoalan gampangan. Tetapi tiada pilihan lain. Istiqamah dalam kebajikan atau hancur dalam kepingan dosa. Memilih berhenti menjadi orang baik karena kepentingan duniawi adalah pilihan paling keliru yang harus dibayar mahal.

Untuk membentuk hati yang teguh, perlu sebuah kesadaran bahwa hidup adalah ujian. Problematika kehidupan adalah lembaran kertas ujian yang harus dijawab secara tepat berdasarkan tuntunan. Dan dalam setiap 'menjawab' dinamika kehidupan, pastikan coretan-coretannya sesuai dengan tuntunan Allah swt dan Rasul-Nya. Bukan berdasarkan selera, apalagi hawa nafsu.

Rabu, 30 Agustus 2017

Jangan Gengsi! Minta Maaf Bukan Pekerjaan Hina

Tusop.com | Dalam interaksi keseharian dengan keluarga, teman, jiran, relasi atau orang-orang sekitar, siapa yang tak pernah terjebak dosa? Nyaris semua orang pernah tersilat lidah, tersalah sikap atau terlanjur kata. Ya, nyaris semua orang. Namun yang membedakan, orang bijak akan bersegera intropeksi diri. Sementara orang sombong akan mencari beribu alasan untuk bersembunyi dari kesalahannya.

Berani mengakui kesalahan adalah ciri kebesaran jiwa dan berani minta maaf adalah ciri kemulian jiwa. Sebab orang mulia, tidak akan bertahan dalam kenistaan dengan alasan apapun.  Tapi lantas bangkit dari keterpurukan untuk menata masa depan yang lebih baik. Sementara pengecut akan terus mencari alasan untuk melakukan pembenaran-pembenaran atas kesalahan. Sebab dalam pandangan pengecut, mengakui kesalahan adalah keaiban dan minta maaf atas kesalahan adalah suatu kehinaan. Sehingga pantas saja, pengecut takkan pernah bangkit.

Oleh karena demikian, saat terlanjut menyakiti hati saudara sesama muslim, cepat-cepat minta maaf. Jangan gengsi. Karena minta maaf bukan pekerjaan hina yang meruntuhkan wibawa. Minta maaf takkan membuat kita rendah. Malah membuat kita mulia. Mulai dimata Allah, juga mulia dimata orang yang kita mintai kemaafannya.

Betapa tidak, saat orang lain mengakui kesalahannya pada kita lantas minta maaf, apakah kita memandangnya hina? Tidak bukan? Ya, tidak. Malah justru kita melihatnya sebagai sosok yang mulia. Lalu mengapa kita sungkan minta maaf? (admin)

Minggu, 27 Agustus 2017

Gila Pujian itu Menyakitkan!

Tusop.com | Mendapat puji saat berbuat baik, tak masalah. Tapi merasa bangga saat dipuji itu gejala jiwa mulai terjangkit masalah. Dan lebih parah,  berbuat baik karena berharap puji manusia adalah sumber masalah.

Dipuji saat berbuat baik adalah realitas yang tak mungkin dilawan. Adalah hak orang lain untuk memberi aplus atas setiap kebaikan yang dilakukan oleh siapapun, termasuk oleh kita. Dan pada prinsipnya, pujian tak berimbas buruk bagi kita. Asalkan pujian tak disambut dengan busung dada.

Busung dada saat dipuji adalah gejala awal penyakit 'cinta' pujian. Dimana merasa nyaman dan senang saat dipuji bila tidak tertangani, pada tahap yang lebih kronis akan menjadikan kita pribadi yang 'gila' pujian. 'Kelaianan' ini akan memberikan dampak yang menyakitkan. Tidak hanya di akhirat, tetapi juga di dunia.

Dalam kehidupan dunia, pribadi yang gila pujian kerap didera rasa kesal dan kecewa. Dimana realitas bahwa tak selamanya kebaikan akan berbuah pujian adalah fenomena yang tak sejalan dengan harapan. Dan sesungguhnya, berharap puji manusia berarti membeli kesal dan kecewa. Betapa tidak, bagi manusia memuji adalah barang mahal yang tak gampang didapatkan.

Semantara untuk kepentingan akhirat, jelas bahwa gila puji cukup merugikan. Dimana berharap puji manusia atas kebaikan akan melunturkan nilai kebaikan itu sendiri dimata sang pemilik pujian, Allah pemilik semesta alam. (admin)

Jumat, 18 Agustus 2017

Kaya Bukan Nista, Miskin Tak Hina

Tusop.com - Kaya dan miskin bukan soal. Sebab kaya maupun miskin tidak menjadi ukuran hina dan mulia seorang hamba dimata sang penciptanya, Allah swt. Ketakwaan-lah yang mentukan segalanya. Sebab Allah telah menegaskan, semulia-mulia manusia disisi Allah adalah yang paling bertakwa"

Kaya dan miskin adalah sunnatullah. Sudah menjadi sunnah,  Allah swt menciptakan hamba-Nya berbeda-beda. Sebagiannya Allah karuniai berlimpah harta benda,  sementara yang lain Allah batasi rizkinya dan hidup serba sederhana. Keduanya itu; miskin maupun kaya adalah rahmat yang sama-sama Allah berikan sebagai modal bagi manusia untuk menggapai derajat takwa.

Kaya bukan nista. Tiada kenistaan pada gelimang harta yang dilimpahkan Allah bagi hamba-Nya. Miskin juga tak hina. Tiada kehinaan pada kepapaan yang juga merupakan bagian dari takdir Allah bagi hamba-Nya. Tetapi yang menggores nista dan hina adalah kealpaan dalam menyikapi dan memanfaatkan keduanya sebagai sarana untuk kebaikan.

Kaya dan miskin selama dijadikan sebagai jalan menempuh takwa adalah kemuliaan yang tak terhingga. Kaya yang dibarengi dengan syukur adalah jalan takwa. Dan miskin yang disikapi dengan sabar juga jalan menuju takwa.

Yang terpenting, istiqamahlah pada jalan takwa, niscaya bagaimanapun kondisimu tetap akan mengantarkanmu ke maqam kemulian di sisi Rabb pencipta alam.

Senin, 14 Agustus 2017

Hawa Nafsu; Menaklukkan atau Ditaklukkan

Tu Sop bersama sejumlah tokoh pendidikan saat mengisi seminar pendidikan
di aula UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, 2017
Tusop.com | Seorang hukama’ fenomenal, Lukmanul Hakim sering kali mengkhawatirkan ketegaran anaknya menghadapi tantangan-tantangan berat dalam mengarungi kehidupan dunia menuju negeri pembalasan, akhirat. Kepada anaknya beliau kerap mengingatkan bahwa kehidupan dunia ini bagaikan lautan ganas yang bergelombang. Gulungan ombaknya telah menelan begitu banyak orang-orang yang mengarunginya.

“Aku takut, anakku. Aku takut engkau akan ikut binasa seperti mereka yang telah binasa” ungkap Lukmanul Hakim pada anaknya.

Kekhawatiran seorang Lukmanul Hakim ini tentu didasari oleh dalamnya kesadaran beliau bahwa tantangan untuk menjadikan kehidupan dunia sebagai tempat membangun akhirat yang menyenangkan tidaklah ringan. Setiap ayunan langkah akan terganjal dengan berbagai ganjalan berat. Salah satu ganjalan berat itu adalah hawa nafsu dengan segala pengaruh jahatnya.

Secara fitrah, hawa nafsu pada manusia tercipta sebagai pemberi dorongan bagi aktivitas kehidupan, ibarat mesin pada kendaraan. Akibat dari pengaruh yang dihasilakan hawa nafsu ini, manusia termotivasi dan semangat untuk melakukan serangkaian aktivitas di dalam kehidupannya. Namun hal yang harus menjadi catatan, dorongan yang diberikan hawa nafsu multi-orientasi. Kadang bermanfaat bagi kehidupan, kadang justru akan menghancurkan nilai-nilai kehidupan itu sendiri. Tergantung sejauh mana ‘khittah’ kecendrungan hawa nafsu pada kejahatan (nafsu ammarah) diberikan ruang untuk berkembang.

Secara khittah, hawa nafsu memang tercipta dengan memiliki kecendrungan yang lebih dominan kepada kejahatan. Namun kecendrungan ini tidaklah permanen. Kecendrungan ini dapat dinetralisir dengan melakukan upaya-upaya mujahadah dan riyadhah; melawan dan tidak menuruti dorongan jahat hawa nafsu. Mujahadah dan riyadhah yang dilakukan secara konsisten dan kontinyu pada akhirnya akan membuat hawa nafsu takluk dibawah kendali akal dan ilmu. Saat hawa nafsu sudah berada dibawah kendali akal dan ilmu, maka ia akan lebih dominan memberikan dorongan kebajikan ketimbang kejahatan.

Celakanya, apabila khittah kecendrungan buruk hawa nafsu terus dituruti tanpa ada upaya perlawanan (mujahadah), maka kecendrungan buruk ini akan semakin menjadi-jadi hingga akahirnya manusia akan berada dibawah kendali hawa nafsu. Tak pelak, hawa nafsu akan menggiring manusia tersebut dalam kerugian di dunia dan penderitaan di akhirat.

Akhirnya, untuk selamat di dunia, hawa nafsu harus ditaklukkan untuk kemudian diposisikan dibawah kendali akal dan ilmu. Tiada pilihan lain selain menaklukkannya. Sebab pilihan kita cuma dua; menaklukkan (hawa nafsu) dan selamat di akhirat atau ditaklukkan (oleh hawa nafsu) dan akhirnya binasa bersama mereka yang binasa. (Admin)

Senin, 31 Juli 2017

Pendengki Takkan Pernah Bahagia

Tu Sop bersama Abu Kuta Krung dan Abu Langkawe
Tusop.com - Berharap berada pada posisi terbaik dan menguntungkan dalam kehidupan, sah-sah saja. Sebagaimana sah saja setiap orang tidak ingin berada pada posisi terpuruk dan tidak menguntungkan. Tetapi, merasa tidak nyaman manakala orang lain berada pada posisi yang lebih nyaman adalah kekeliruan. Sebagaimana kelirunya merasa nyaman manakala orang lain terpuruk dalam ketidak-nyamanan.

Dengki, begitulah 'kekeliruan' ini biasa diistilahkan. 'Kelainan jiwa' yang ditegaskan Rasul akan melenyapkan nilai-nilai amal kebajikan laksana api meleyapkan kayu bakar ini ditandai dengan munculnya gelaja "SMS"; Senang Melihat Orang Susah atau Susah Melihat Orang Senang. Bila gejala ini sudah mulai dirasakan, sebaiknya harus segera dilakukan penanganan serius. Sebab jika tidak, akan berakibat fatal bagi kenyamanan hidup di dunia dan akhirat.

Bagi pendengki, kenyamanan hidup adalah sesuatu yang mahal. Sangat sulit didapat dan dirasa. Sebab orang yang di dalam hatinya tertanam dengki, batinnya senantiasa tersiksa oleh kemurahan Allah swt terhadap hamba yang dikehendaki-Nya. Dimana kucuran nikmat yang tiada henti itu akan dirasakan si pendengki sebagai cambuk yang menyakitkan.

Selama nikmat-nikmat Tuhan terus mengalir untuk hambanya, selama itulah pendengki harus kehilangan kebahagiaannya. Lantas kapan pendengki akan bahagia? Tidak. Tidak akan. Karena pendengki mustahil bahagia.

Senin, 15 Mei 2017

Rizki; Yang Halal Lebih Berkah dan Nikmat

Siapa yang tak mau hidup kaya? Nyaris semua orang menginginkannya. Hanya segelintir orang yang benar-benar mampu memenej hati untuk membatasi diri dari pundi-pundi dunia. Walaupun sebenarnya kekayaan bukanlah suatu yang tercela jika ia dimanfaatkan untuk kebaikan dan dijadikan sebagai penunjang akhirat. Namun yang menjadi persoalan adalah ketika manusia menjadi ‘gila' kaya hingga akhirnya menghalalkan segala macam cara untuk menjadikan dirinya orang tajir bergelimang harta benda.

Orang yang gila kaya kerap terbutakan mata hatinya dari halal-haram. Baginya, halal-haram tidaklah terlalu penting untuk dipertimbangkan. Yang terpenting baginya adalah bagaimana birahi kaya dapat terpenuhi. Terserah bagaimana cara mendapatkannya. Dalam benaknya, menjadi kaya adalah tujuan. Tanpa menyadari bahwa hidup di dunia hanya sebentar. Setelahnya dunia beserta segala kesombongannya harus dipertanggungjawabkan kelak di hadapan sang pencipta.

Inti dari hidup di dunia sesungguhnya hanya sebagai tempat untuk menyiapkan bekal akhirat. Dan segala fasilitas dunia yang diciptakan Allah swt sejatinya diperuntukkan sebagai penunjang untuk memuluskan jalan menciptakan kehidupan akhirat yang menyenangkan. Kebutuhan dan fasilitas dunia bukanlah tujuan. Maka alangkah celakalah orang-orang yang justru terbutakan mata hatinya untuk harta benda dunia dan menghalalkan segala macam cara untuk mendapatinya.

Harta haram adalah ibarat najis. Ya, ibarat najis yang hanya disukai oleh hewan. Bergelimang dengan harta haram ibarat mengotori diri dengan najis. Tiada sedikit pun ada kemuliaan pada dirinya dalam pandangan iman. Celaka lagi, harta haram ibarat kayu bakar akhirat. Mengumpulkan harta haram samadengan mengumpulkan kayu bakar yang akan membakar kita sendiri di akhirat nanti.

Rasulullah saw bersabda: “Setiap daging yang tumbuh dari harta haram maka neraka lebih layaknya baginya” (alhadist)
Maka oleh karena itu, dalam mencari rezki, memilah halal haram sangatlah penting. Kita harus bisa memastikan bahwa setiap rupiah yang terkumpul adalah halal. Lebih baik sedikit tapi halal ketimbang banyak tetapi haram. Miskin lebih terhormat daripada kaya dengan harta yang haram.

Daging, tulang dan darah yang mengalir di dalam tubuh sangatlah suci untuk dikotori dengan yang haram. Rezki yang halal lebih berkah dan bermanfaat. Berkah untuk dijadikan sebagai penunjang kebaikan dengan menafkahkannya pada hal-hal yang bermanfaat untuk akhirat. Apa yang bisa diandalkan dengan harta haram? Ia tidak akan berkah untuk dinafkahi bagi keluarga dan anak istri, juga tidak bisa dimanfaatkan sebagai penunjang kebaikan.

Akhirnya kita harus memantapkan prinsip dalam hati bahwa lebih miskin tiada harta atau bahkan kelaparan ketimbang kaya dengn harta haram. Rezki yang halal lebih berkah dan bermanfaat. Walaupun sedikit, ia nya menjadi bekal ‘membeli’ akhirat. Ketimbang harta haram. Semakin banyak ia dikumpulkan maka akan semakin membumbung api yang akan membakar kita sendiri di neraka nanti. Nauzubillah. [Admin]

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.