Tampilkan postingan dengan label Santri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Santri. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Juli 2024

Tausyiah pada Peresmian STAI Baru Tapak Tuan, Tu Sop Jeunieb : Tidak Ada Pemisahan Antara Agama dan Kehidupan Dunia


Tu Sop Jeunieb bersama Pj Bupati Aceh Selatan yang diwakili Asisten I Sedtakab Suhatril, SH, M.Si, Ketua Yayasan STAI Sufyan Ilyas, S. Th. MH, Dr. Maidar Darwis, M.Ag, Ketua MPU Aceh Selatan Tgk. H. T. Armiya Ahmad, Ketua MAS, Sekretaris Kopertais, Tgk. Husen Yusuf, mantan Bupati Aceh Tgk. Amran dan unsur Forkopimda lainnya Di Acara Peresmian Gedung Baru Dan Peringatan Tahun Baru Islam.


Aceh Selatan -  Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb didaulat sebagai penceramah pada Peresmian Gedung Baru Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tapaktuan yang dilaksanakan berbarengan dengan Peringatan tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H.


Kegiatan ini digelar di Kampus STAI Tapak Tuan yang berlokasi di Gampong Baro, Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan, Selasa, 9/07/2024.


Acara yang bertajuk "STAI Baru Pendidikan Maju" ini dihadiri oleh Pj Bupati Aceh Selatan yang diwakili Asisten I Sedtakab Suhatril, SH, M.Si, Ketua yayasan STAI Sufyan Ilyas, S. Th. MH,  Dr. Maidar Darwis, M.Ag, Ketua MPU Aceh Selatan Tgk. H. T. Armiya Ahmad, Ketua MAS, Sekretaris Kopertais, Tgk. Husen Yusuf, mantan Bupati Aceh Tgk. Amran dan unsur Forkopimda lainnya. Selain itu, juga dihadiri oleh para mahasiswa, masyarakat dan lebih dari seratusan tamu undangan lainnya. 



Tu Sop Jeunieb dalam tausiyahnya mengatakan bahwa Rasulullah Saw diperintahkan oleh Allah SWT untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah untuk periode lain Dimana hal ini menghasilkan sejumlah hal yang tidak dapat didapati di Mekkah. Kota Madinah, kata Tu Sop merupakan cikal bakal berkumpulnya tiga hal utama pada pribadi Rasulullah SAW yang seyogiyanya mengemban gelar Muhammad Afdhalul Rasul.



“Tiga hal itu tidak terjadi pada nabi nabi yang lain. Pertama nubuwwah sebagai sumber pengetahuan. Kedua, Mulku sebagai kerajaan dan yang ketiga yaitu Sultanah sebagai _Save Government_ , pemegang kekuasaan tertinggi yang diperkuat dengan tentara membentengi diri dari serangan", jelas Tu Sop Jeunieb.



Sosok Ketua PB HUDA yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syari'at Islam (KWPSI) ini juga mengatakan bahwa  Rasulullah Saw mempunyai nilai kenabian pada dirinya dan pada saat yang sama, Rasulullah juga sebagai raja yang titahnya ditunggu dan diikuti.



"Rasulullah juga seorang Sultan yang punya power, tentara dan kekuatan pertahanan, maka disitulah dasar dan awal dari peradaban Islam," urai Tu Sop. 



Madinah ini adalah sebuah peradaban, sebuah komunitas besar yang dimulai dengan perjuangan Rasulullah Saw di Mekkah. Tu Sop dalam tausyiahnya menyebut bahwa Islam di di Madinah ini menjadi kuat karena didukung oleh apa yang disebut dengan para _Rijal Haula Rasul_ , yakni tokoh-tokoh di sekeliling Rasul yang senantiasa membersamai perjuangan Rasulullah Saw dalam semua kondisi dan totalitas berjuang untuk Islam bersama Rasulullah Saw. 


Tu Sop menjelaskan bahwa, para tokoh di sekeliling Rasulullah Saw itu misalnya ada Umar bin Khatab dengan keberaniannya, ada Abdurrahman bin ‘Auf dengan ketokahannya. Ada yang ahli pengetahuan, ahli usaha dan banyak sahabat lainnya yang totalitas membantu perjuangan Rasulullah Saw. Mereka yang punya harta, mereka fungsikan hartanya untuk Islam, yang punya tenaga mereka gunakan tenaganya untuk Islam.


“Maka, hal paling inti adalah bahwa hijrah Rasulullah ke Madinah untuk membangun sebuah komunitas bangsa yang mana mereka komit menjadikan agama sebagai jalan kehidupan mereka dan membuat dunia ini bersih dan teratur. Imam Al Ghazali, kata Tu Sop, pernah mengatakan bahwa dunia yang terurus dengan baik, aspek-aspek kehidupan yang terurus dengan rapi dan tertib adalah fardhu kifayah yang jika hal ini tidak selesai maka semua akan berdosa,”kata Tu Sop menjelaskan. 


Oleh sebab itu, tambah Tu Sop, maka ketika kita berfikir bahwa umat Islam harus sehat, maka harus ada dokter-dokter. Begitu juga ekonomi harus kuat karena itu modal untuk ibadah. Kalau kita kekurangan para ahli yang paham ekonomi dan kedokteran, maka umat Islam akan berdosa. Apapun permasalahan maka Islam harus hadir memberi solusi, maka hal itu adalah bagian dari fardhu kifayah yang harus kita selesaikan. 


“Maka itu Islam lah umat Islam akan maju. Tidak ada pemisahana antara agama dengan kehidupan dunia,” ujar Tu Sop. Umat Islam akan unggul disaat mereka mengamalkan agamanya. Kalau sekarang ada pemikiran bahwa “kita akan maju dengan meninggalkan agama”, maka itu betul untuk kasus negara-negara Eropa yang  memperoleh kemajuan setelah mereka meningalkan agama mereka.


Sementara itu, dalam sejarah Islam, imperium atau Kerajaan-kerajaan Islam dalam sejarahnya justru mereka mendapati kehancurannya setelah mereka meninggalkan Islam dan berjaya ketika mereka bersama Islam, menjadikan Islam sebagai bagian dari kehidupan mereka yang tidak terpisahkan antara Islam dan kehidupan dunia, “ ujar Tu Sop menerangkan.


Maka itu, sambung Tu Sop lagi, ada  ada ungkapan dari Umar bin Khatab yang sangat terkenal, yaitu “Kita adalah umat yang dimuliakan oleh Allah Swt dengan Islam. Maka jangan sekali-kali meninggalkan Islam”.



Sebelumnya, ketua Pelaksana kegiatan, Tgk. Ilham Mirsal, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa peresmian Geudung Baru STAI Tapak Tuan ini sengaja dilaksanakan berbarengan dengan perayaan tahun Baru Islam oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.


Tgk Ilham Mirsal menyebutkan bahwa bahwa pasca peresmian ini, kampus STAI yang tadinya berlokasi di Tapak Tuan akan resmi pindah ke Pasie Raja.


"Alhamdulillah sekarang resmi pindah ke gedung Baru di Pasie Raja, dan mulai tahun ajaran ini, aktifitas pembelajaran sudah mulai aktif di kampus baru", kata Tgk. Ilham Mirsal.

Kamis, 04 Juli 2024

Pj Bupati Dukung Pelaksanaan TKD 200 Gampong Di Pidie Jaya

 

Silaturrahmi Ketua PB Huda Tu Sop Jeunieb dengan Pj Bupati Pidie Jaya Ir H Jailan Asisten I Setdakab Pijay Sayed Abdullah, Kadis Syariat Islam, Pengurus Huda Pijay Tgk Zulfikar, Pemgurus TKD Pusat Tgk Bahri, Ketua TKD Pijay tgk Muhammad dan beberapa staf dinas DPM dan Dinas Syariat Islam Pidie Jaya.


Setelah Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) melakukan Training of Trainers (TOT) para instruktur Training Kader Dakwah (TKD) Huda bulan lalu di Pidie Jaya, guna menjadi para trainer di Gampong dalam Wilayah Pijay, kini TKD huda siap dilaksanakan di wilayah tersebut.


Hal itu disampaikan dalam silaturrahmi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop dengan Pj Bupati Pidie Jaya diruang kerjanya.


seperti yang disampaikan staf  Media Tu Sop Al Fadhal yang dikirm ke redaksi menyebut, pengaruh narkoba di gampong-gampong saat ini masih terjadi dan belum ada tindakan-pencegahan untuk menyelamatkan generasi milenial, begitu juga dengan angka penceraian pengantin muda sangat tinggi akibat kurangnya pemahaman fardhuain yang memadai, begitu juga dengan data calon mahasiswa di beberapa universitas di Aceh tidak mampu membaca quran hingga 80% saat tes masuk.




“Kehadiran TKD mungkin tidak bisa mengubah itu semuanya, tetapi setidaknya mengurangi dan dapat menekankan pengurangan persentase tersebut”, jelas Tu Sop yang juga Dewan Pembina Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).


Menurutnya pemuda Dldiharapkan mampu merubah Mindset Fardhu Ain itu suatu kewajiban, generasi milenial harus menyadari pentingnya TKD untuk pemuda dalam merubah pola pikir permasalah aspek sosial yang nantinya terorganisir dalam pemerintahan Desa. 


“Membiarkan permasalahan bobroknya akhlaq dan aspek sosial disaat ini akan membuat kita berdausa, sebaliknya akan berpahala jika kita tangani”, Kata Tu Sop


Selain TKD, lanjut Tu Sop,  menyelamatkan generasi milenial ini bisa juga dilakukan di Sekolah-sekolah dengan memanfaatkan Osis yang nantinya bisa menjadi pelaksana di Sekolah- sekolah yang ada.


Sementara itu Pj Bupati Pidie Jaya Ir H Jailani sangat mendukung kegiatan TKD Huda dilaksanakan di seluruh desa dalam Kabupaten Pidie Jayai, dalam waktu dekat ini dirinya akan berkoordinasi dengan dinas DPM, Camat, Apdesi dan pihak lainnya yang dianggap perlu untuk mempersatukan persepsi, mencari skema demi terlaksananya TKD dimaksud.


Dalam pertemuan tersebut turut hadir Asisten I Setdakab Pijay Sayed Abdullah, Kadis Syariat Islam,  Pengurus Huda Pijay Tgk Zulfikar, Pemgurus TKD Pusat Tgk Bahri,  Ketua TKD Pijay tgk Muhammad dan beberapa staf dinas DPM dan Dinas Syariat Islam Pidie Jaya.(*)


Rabu, 29 Maret 2023

Kajian Spesial Ramadhan Bersama Tu Sop, Ini Materi Kajiannya.



Oleh : Al Fadhal

Bireuen | Kajian Spesial Ramadhan 1444 H bersama Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhamammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop ba'da shalat tarawih terbuka untuk umum digelar di Mushalla Dayah Babussalam Al Aziziah Jeunieb. Acara ini diikuti setiap malamnya oleh seribuan santri dan masyarakat setempat dengan materi kajian Kitab Al Adzkar karangan Imam Nawawi.


Apa Yang Menarik Dari Kajian Tersebut?


Isi kandungan Kitab Al Adzkar An Nawawiyah dibagi dalam bab-bab tertentu. Diantaranya mukadimah, keutamaan dan kedudukan zikir, serta adab zikir dan doa. Selain itu tentang doa sehari-hari, adab-adab terhadap Alquran, pujian-pujian pada Allah SWT dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW. Kemudian hal-hal khusus dan ditutup tentang adab berdoa dan istighfar


Syekh Yahya bin Syarabin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria atau yang lebih populer dikenal sebagai Imam an Nawawi adalah seorang ulama besar yang dilahirkan pada Muharam 631 Hijriah di Nawa, Damaskus, Suriah. Imam Nawawi mendapat pendidikan dari ayahnya yang terkenal akan ketakwaan dan kesalehannya.


Salah satu karyanya, Kitab Al Adzkar An Nawawiyah memuat berbagai doa dan zikir dari nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, Al Adzkar An Nawawiyah menerangkan hadits dan petuah para ulama mengenai zikir, doa, adab dan ibadah yang mengarahkan pembaca untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.




Rabu, 16 September 2020

Penutupan Lomba Muharram, Tu Sop Lantik Pengurus Baru Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb

Tu Sop Sedang Melantik Pengurus Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb

Laporan Al Fadhal

Pergelaran lomba Muharram 1442 H Antar Santri Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Pimpinan Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop resmi ditutup pada Rabu, (16/09/2020) Dini hari, penutupan aneka lomba tersebut diiringi dengan baca Dalailul Khairat bersama ribuan santri sekaligus Pelantikan Pengurus Baru Dayah Setempat.

Rais 'Am Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk Ihsan Muhammad Ja'far disela-sela acara berlangsung menyebut, festival Gema Muharram Musabaqah Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb merupakan kegiatan pengembangan kreatifitas dan semangat aktivitas belajar santri disetiap event rutin tahunan setelah ujian akhir semester.





"Santri kita bersal dari 23 Kabupaten Kota Di Aceh, ada yang dari Sumatera Utara bahkan ada yang dari Malaysia, untuk itu perlu kita memberikan daya saing bagi mereka dalam Event-event seperti ini dengan outputnya melahirkan generasi-generasi terbaik yang mampu bersaing dalam kompetisi yang lebih tinggi," sebut Tgk Ihsan yang juga Ketua Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA). 




Sementara itu Ketua Panitia PHBI Gema Muharram Musabaqah Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk Faizin menjelaskan sejumlah agenda lomba yang digelar, di antaranya Lomba Qira'atul Kutub(baca kitab)dengan kategori penilaiannya meliputi penempatan baris yang sesuai ilmu nahu dan saraf, makna/terjemahan, surah atau penjelasan materi dan Isykal(menjawab pertanyaan dewan Hakim).

Adapun baca kitab yang diperlombakan : Kitab Al Mahalli, Ianathutthalibin, Al Bajuri dan Matan Taqrib. Sebut Ketua PHBI. Selain itu panitia juga memperlombakan Lomba Hafalan, yaitu hafalan Beit Al Fiyah, Baet Sulam Munaurat (mantiq) Baet Qamsatun Mutun dan Matan Aljurumiah. Kemudian Lomba Pidato tingkat Tsanawiyah dan Aliyah, Lomba Fahmil Kutub(cerdas cermat) serta lomba Nasyid Grup/Tunggal(umum) dan terakhir lomba Hafiz 1 Juz Al Qur'an (umum). Acara ini disiarkan langsung oleh Radio Yadara FM Jeunieb 92.8 MHz dan Radio Mutiara FM Beureunuen 106.8 MHz. (Al Fadhal)

Minggu, 22 September 2019

Tu Sop Lantik Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh

Pengurus RTA yang dilantik dalam sesi foto bersama dengan para ulama Aceh seperti Waled Marhana dan Tu Sop. Foto: Istimewa

Banda Aceh - Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab, melantik secara resmi puluhan Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh (RTA) periode 2019-2023. Proses pelantikan dengan tema “Melangitkan santri dan membumikan dayah” ini berlangsung pada Jum’at malam diselenggarakan di Dayah Markaz Ishlal Al-Aziziyah Luengbata, Banda Aceh, (20/9).

Dalam sambutannya, Tu Sop berharap agar pengurus besar RTA yang dilantik dapat memajukan organisasi santri ini seperti harapan para ulama dayah di Aceh.

”Kalau setelah dilantik kemudiaan pengurus passif sehingga organisasi tidak berkembang, maka itu sudah biasa. Tapi kalau setelah dilantik lalu semuanya aktif berkeja memajukan organisasi, maka itu hal yang luar biasa, “ ujar ulama yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb ini.

Tu Sop juga meminta agar pengurus besar RTA dapat secara aktif bersilaturahmi, baik silaturrahmi fisik maupun pemikiran. Sebab, kata Tu Sop menambahkan, dengan silaturrahmi fisik maka akan ditemukan kesamaan-kesamaan persepsi dalam memajukan organisasi. Namun yang lebih penting juga adalah silaturrahmi secara pemikiran.

“Kader-kader RTA harus terampil dalam memecahkan berbagai persoalan keummatan. Maka kerja-kerja dakwah harus berjalan maksimal. Arahkan ummat agar dapat masuk syurga dengan berbekal profesi masing-masing yang mereka geluti. Pedagang misalnya, arahkan mereka untuk berdagang sesuai syari’ah, termasuk untuk memperbanyak sedekah. Begitu juga profesi-profesi lain. Sebab dunia ini adalah ladang untuk berinvestasi untuk hari akhirat, “ tambah Tu Sop lagi.

Seusai pelantikan, para pengurus RTA dipeusijuk oleh Waled Marhaban Bakongan dan Tu Sop Jeunieb sendiri dan ditemani oleh Tu Bulqaini Tanjungan selaku ketua RTA periode pertama.

Sementara itu, Tgk Marbawi Yusuf seusai dilantik menjadi Rais ‘Am (Ketua Umum) RTA menyatakan, pihaknya bertekad untuk membawa RTA menjadi organisasi santri dayah yang sigap untuk mengawal implementasi syari’at Islam di Aceh. Selain, ia juga mengatakan bahwa RTA ke depan akan lebih pro aktif untuk menempatkan dirinya sebagai “anak-anak”nya para ulama dayah di Aceh.

Para pengurus RTA yang dilantik terdiri dari Tgk Marbawi Yusuf sebagai Rais 'Am (Ketua Umum) dan para ketua. Tgk Mahlil Al Haitami sebagai Katib 'Am (sekjend), Tgk Lukmanul Hakim sebagai bendahara dan seratusan pengurus lainnya.

Hadir dalam pelantikan ini para tamu undangan yang terdiri dari para ulama, Kapolres Banda Aceh, perwakilan dari Kodam Iskandar Muda, tokoh-tokoh Aceh dan seribuan santri. [Suara Darussalam/Zulkhairi]

Minggu, 01 April 2018

SD IT Assalam Group Pimpinan Tu Sop Jeunieb Wisudakan 70 Siswa-Siswi Hafizh 4 Juz Aquran





Tusop.com, Bireuen - Sekolah Dasar IT Assalam Jeunieb yang tergabung dalam Assalam Grup milik Pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk H. Muhammad Yusuf A Wahab yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb mewisudakan 70 siswa dan siswi. Para pelajar yang diwisuda ini sudah hafal 4 Juz Al-Qur'an, Minggu (1 April 2018).

Hal itu disampaikan oleh Ketua Humas Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA) Kabupaten Bireuen Tgk Al Fadhal, sesuai dengan wawancara singkat dengan Kepala Sekolah SD IT Assalam Ustad Samir Sabri.

Kepada Tgk Al Fadhal, Ustad Samir Sabri mengatakan “ 70 Siswa-siswi yang kita wisudakan hari ini merupakan Siswa-siswi yang setiap harinya menghafal 1 ayat, one Day One Ayat, sehingga hari ini mereka sudah mampu menghafal 4 Juz Al Qur'an mulai Juz 30, 29, 28 dan Juz 27.

“Jadi  mulai seminggu sebelum wisuda ini kami karantinakan mereka dalam MABIT (malam bina iman dan taqwa) selama 1 minggu, kegiatan ini dilakukan selain alasan diatas, juga untuk memperkuat, memperbagus dan memperlancar hafalan. Jumlah siswa yang diwisudakan putri sebanyak 38 orang dan putra 32 orang, jadi jumlah nya 70 orang, “ ujar Ustaz Samir Sabri.

Acara wisuda ini dipeusijuk oleh Abi Nas Jeunieb dan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti lomba mewarnai, puncak silat serta lomba busana muslim tingkat TK/PAUD se-Jeunieb Raya.

SD IT Assalam dan SMP IT Assalam pernah menyapu bersih Juara hafiz yang diselenggarakan oleh Disdikpora Kabupaten Bireuen beberapa waktu lalu. SD IT ini  berada di kompleks Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb dengan Jumlah siswanya 153 dari kelas 1 s/d kelas 4. (Al Fadhal/Zulkhairi)



Jumat, 20 Oktober 2017

Refleksi Hari Santri, Tu Sop Jeunieb Minta Santri Jangan Diamkan Kebenaran

Tu Sop mengisi pengajian di geuleumpang Tiga, Pidie, 20 Oktober 2017
 
Bireieun  Sehubungan dengan peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober, ulama muda Aceh, Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb mengajak para santri untuk terus menyampaikan kebenaran. Sebab, kata Tu Sop,  secara umum, kelemahan terbesar para pelaku kebenaran dewasa ini adalah kekalahan mereka dalam menguasai opini publik.
 
“Hari ini di dunia global terjadi phobia Islam di berbagai negara. Ini terjadi karena lemahnya arus dakwah yang dilakukan oleh umat Islam. Jauh lebih lemah dari “dakwah” mereka yang phobia terhadap Islam. Di sinilah diperlukannya peran santri untuk terus menyuarakan kebenaran dalam setiap ruang sehingga kebenaran menjadi opini publik, “ ujar  pimpinan Dayah Babussalam Jeunieb Bireuen ini.

Tu Sop menjelaskan, saat Nabi Muhammad Saw meminta ummat untuk ‘sampaikan kebenaran walau hanya satu ayat’, maka lihatlah di masa itu bagaimana para sahabat setelah mendengar satu nasihat dari Rasulullah Saw, semuanya bergerak menyampaikan.  Maka kemudian kebenaran menjadi opini publik karena sebuah kebenaran dari Rasulullah Saw disampaikan secara massif oleh semua sahabat.

“Maka begitu juga hari ini, kalau para santri terus menyuarakan kebenaran, maka kebenaran juga akan menjadi publik. Begitu sebaliknya, kebenaran akan dianggap kebatilan jika para santri mendiamkannya, “ ujar Tu Sop.

Tu Sop menambahkan, setiap aliran atau pemikiran yang tersampaikan secara merata akan menenggelamkan aliran yang lebih lemah jangkauannya. Jika pemikiran yang tersebar meluas itu adalah batil, maka akan terjadi pembenaran publik karena kemampuannya memperdengarkan dan menyampaikan ke kalangan yang lebih luas dan merata.

Tu Sop juga menerangkan, kebenaran yang tidak tersampaikan secara merata akan tenggelam dan hancur oleh kebatilan yang tersampaikan secara meluas dalam semua lapisan dan kawasan.

“Nilai-nilai kebenaran yang ada pada santri yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah Saw dan sahabat, dia akan terdegradasi oleh aliran-aliran atau pemikiran yang menyimpang dimana dalam penyampaiannya lebih cepat dan lebih luas jangkauannya dan lebih sistematis. Akibatnya, kebenaran yang diwariskan dalam dunia santri akan menjadi tenggelam bukan karena dia tidak benar dan tidak baik sehingga dituduh eklusif, tetapi oleh sebab lemah di dalam strategi dakwah dan pembentukan opini publik, “ kata Tu Sop.

Intinya, kata Tu Sop, kalau pelaku kebenaran diam, maka yang terjadi adalah kebenaran itu akan dikesankan sebagai kebatilan. Tu Sop juga menerangkan, ada dua hal yang perlu diperhatikan secara seimbang dalam mempertahankan nilai-nilai Ahlusunnah wal Jama’ah. Pertama, kajian tentang bagaimana mempertahankan kebenaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah Saw, jangan dimasuki oleh bid’ah dan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Alquran dan Sunnah. Kedua, bagaimana strategi Rasulullah Saw dan para sahabat dalam mendakwahkan kebenaran tersebut.
 
Namun demikian, kata Tu Sop, penyampaikan kebenaran oleh para santri juga harus memenuhi aspek hikmah, mau’idhah hasanah, dan mujadalah dengan cara yang ahsan (terbaik), proporsional (sesuai dengan kebutuhan publik) dan professional.

“Artinya, sampaikan argumentasi Islam dengan cara-cara yang terbaik sehingga kebenaran bisa diterima dan menjadi opini publik, “ pungkas Tu Sop.[zul]

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.