Rabu, 16 September 2020

Penutupan Lomba Muharram, Tu Sop Lantik Pengurus Baru Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb

Tu Sop Sedang Melantik Pengurus Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb

Laporan Al Fadhal

Pergelaran lomba Muharram 1442 H Antar Santri Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Pimpinan Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop resmi ditutup pada Rabu, (16/09/2020) Dini hari, penutupan aneka lomba tersebut diiringi dengan baca Dalailul Khairat bersama ribuan santri sekaligus Pelantikan Pengurus Baru Dayah Setempat.

Rais 'Am Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk Ihsan Muhammad Ja'far disela-sela acara berlangsung menyebut, festival Gema Muharram Musabaqah Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb merupakan kegiatan pengembangan kreatifitas dan semangat aktivitas belajar santri disetiap event rutin tahunan setelah ujian akhir semester.





"Santri kita bersal dari 23 Kabupaten Kota Di Aceh, ada yang dari Sumatera Utara bahkan ada yang dari Malaysia, untuk itu perlu kita memberikan daya saing bagi mereka dalam Event-event seperti ini dengan outputnya melahirkan generasi-generasi terbaik yang mampu bersaing dalam kompetisi yang lebih tinggi," sebut Tgk Ihsan yang juga Ketua Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA). 




Sementara itu Ketua Panitia PHBI Gema Muharram Musabaqah Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk Faizin menjelaskan sejumlah agenda lomba yang digelar, di antaranya Lomba Qira'atul Kutub(baca kitab)dengan kategori penilaiannya meliputi penempatan baris yang sesuai ilmu nahu dan saraf, makna/terjemahan, surah atau penjelasan materi dan Isykal(menjawab pertanyaan dewan Hakim).

Adapun baca kitab yang diperlombakan : Kitab Al Mahalli, Ianathutthalibin, Al Bajuri dan Matan Taqrib. Sebut Ketua PHBI. Selain itu panitia juga memperlombakan Lomba Hafalan, yaitu hafalan Beit Al Fiyah, Baet Sulam Munaurat (mantiq) Baet Qamsatun Mutun dan Matan Aljurumiah. Kemudian Lomba Pidato tingkat Tsanawiyah dan Aliyah, Lomba Fahmil Kutub(cerdas cermat) serta lomba Nasyid Grup/Tunggal(umum) dan terakhir lomba Hafiz 1 Juz Al Qur'an (umum). Acara ini disiarkan langsung oleh Radio Yadara FM Jeunieb 92.8 MHz dan Radio Mutiara FM Beureunuen 106.8 MHz. (Al Fadhal)

Rabu, 02 September 2020

Serahkan Dua Rumah Bantuan BMU di Banda Aceh, Tu Sop Jeunieb : Rumah Bantuan Ini Bukan dari Orang Kaya

Serahkan Dua Rumah Dhuafa
Tu Sop Jeunieb : Dua Rumah Bantuan Ini Bukan dari Orang Kaya

Banda Aceh - Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab menyerahkan secara resmi bantuan dua rumah bantuan BMU 056 dan 049 kepada dua warga dhuafa di Banda Aceh dan Aceh Besar. 

Penyerahan rumah yang dikumpulkan dari donasi jama’ah pengajian ini berlangsung Senin Pagi 31 Agustus di Banda Aceh dan pada sore harinya di Indrapudi Aceh Besar. Penerima Rumah Dhuafa  BMU 056 di Banda Aceh yaitu atas nama  Bahagia berlamat di Desa Punge Blang Cut Kec. Jaya Baru dan dihadiri oleh Wakapolsek Jaya Baru, Ipda M. Zen serta perwakilan kecamatan Jaya Baru dan perangkat Gampong setempat.

Sedangkan penerima rumah bantuan BMU 049  di Ace Besar yaitu atas nama Muhammad Ridha (48) yang beralamat di Gampong Lam Ilie Teungoh Kecamatan Indrapuri.
Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab  atau lebih dikenal dengan panggilan Tu Sop dalam sambutannya mengatakan, harapan pihaknya dengan kehadiran dan kiprah Barisan Muda Ummat (BMU) adalah untuk mewujudkan peradaban sosial di tengah-tengah masyarakat.

“Yang memberi bantuan donasi untuk pembangunan rumah dhuafa ini bukanlah orang kaya harta. Akan tetapi mereka kaya hatinya, murah hatinya karena mau menyisihkanapa yang mereka miliki. Malah untuk pembangunan rumah ini, ada yang menyumbang Rp 5000, ada yang menyumbang Rp 10.000. Tapi di saat banyak yang berinfaq, maka jadilah sebuah rumah ini ,” jelas Tu Sop menjelaskan proes pengumpulan donasi untuk pembangun rumah.

Sebagaimana diketahui, Tu Sop yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) ini bersama Abiya Jeunieb  sebagai Ketua BMU yang juga hadir dalamproses penyerahan rumah ini sangat aktif menggalang donasi pembangunan rumah dhuafa dari satu majelis pengajian ke majelis pengajian lainnya. 

Oleh sebab itu, kata Tu Sop, harapan terbesar dengan kehadiran BMU adalah terbangunnya kesadaran sosial untuk saling peduli dan memberi. 

“Kita berharap bahwa kehadiran BMU, setelah terbangunnya rumah dhuafa ini  dapat menggerakkan kesadaran sosial di lingkungan ini. Dan itulah yang kita harapkan. Sebab, inti dan sempurnanya sebuah kehidupan dalam Islam adalah saat kita dapat memberi. Semoga yang menerima rumah bantuan ini kelak Allah ubah nasibnya menjadi orang yang memberi. Itulah yang kita harapkan,”jelas Tu Sop. 

Sementara itu, Ketua BMU Banda Aceh dan Aceh Besar, Tgk. Lukmanul Hakim yang mengkordinir proses pembangunan rumah dhuafa ini mengatakan,penerima rumah dhuafa 056 atas nama  Bahagia dan Istrinya Ainon Marziah  memiliki 4 orang anak yang masih sangat kecil masing-masing Lisna Yulisa (13), Ahmad Al Fauzan (8), Ahmad Al Fauzi (8) dan Muhammad Asyraf (3) merupakan keluarga kurang mampu di Gampong Punge Blang Cut Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh. 

Ia mengatakan, sebelumnya, dari rumah Bapak Bahagia terlihat pemandangan miris karena sekeluarganya tinggal di sebuah gubuk, bahkan tidak layak disebut rumah. 

“Gubuknya berukuran 5X4 yang bahan konstruksinya Kayu Bekas. Atapnya dari seng Bekas yang sudah termakan usia serta berlantai tanah. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Bapak Bahagia harus bekerja sebagai Tukang Becak serta Kuli Bangunan dengan pendapatan 600 ribu rupiah per bulan,”kata Tgk Lukmanul Hakim menjelaskan alasan pihaknya mengkoordinir rumah bantuan untuk keluarga Pak Bahagia.

Sementara itu, rumah bantuan BMU untuk  di Aceh Besar juga memiliki alasan serupa. Ia mengatakan, Muhammad Ridha (48) bersama istri Wilda (42) dan mempunyai 2 orang anak masing-masing Helda Maulana (17), dan Natasya Nabila (8) berdomisili di Gampong Lam Ilie Teungoh Kecamatan Indrapuri  Kabupaten Aceh Besar.

“Ia berprofesi sebagai buruh tani menempati rumah gubuk ukuran 3X5 M dengan satu kamar dan dapur. Atapnya  daun rumbia dan karet berdinding papan sudah lapuk termakan usia dengan kondisi memprihatinkan. Jadi sangat memprihatinkan. Makanya kita melapor ke Pimpinan Pusat BMUsehingga kemudian disepakati pembangunan kedua rumahdhuafa ini,”ujar Tgk Lukmanul Hakim yang akrab disapa Teungku Aceh ini.

Teuku Zulkhairi

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.