Selasa, 17 Januari 2017

Dihadapan Ribuan Jamaah Pengajian di Simpang Mamplam, Tusop: 'Matilah Kamu Sebelum Mati!'

Tusop memberi pengajian di Meunasah Mesjid Simpang Mamplam, Bireuen


          Tusop.com, Pengajian Tastafi dan Zikir Yadara yang diasuh Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau Tusop kembali digelar di Gampong Meunasah Masjid Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen. Pengajian berlangsung pada Selasa malam, (17/1).

          Pengajian ini dibagi dalam tiga sesi. Pada sesi pertama, Tu Sop menyampaikan materi pengajian isi dari kitab Majmu' Rasail karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. Di sesi kedua, disediakan waktu untuk tanya jawab, baik untuk jama'ah yang hadir secara langsung, dan juga diberi kesempatan bertanya untuk pendengar radio Mutiara FM 104.8 MHz melalui sms yang dibacakan oleh mederator acara.

          Pada sesi ketiga, yaitu sesi terakhir diakhiri dengan bermunajat dan berzikir kepada Allah Swt yang dipimpin oleh Syaikh Khalili dan Syaikh Samsul Bahri.

          Dalam pengajian ini, dengan mengutip hadis Rasulullah Saw, Tu Sop mengajak para jama'ah untuk merenungi kematian. Tusop mengatakan, "Matilah Kamu Sebelum Mati!". Artinya, kata Tusop, jadikan sikap kita hidup didunia sebagaimana sikap orang yang telah mati. Sebab, orang yang sudah berada di alam kuburan sangat ingin kembali ke dunia, tapi bukan untuk bersenang-senang, bukan untuk mencari rezki, melaiinkan hanya untuk mengumpulkan amal shaleh dan berjuang supaya menjadi manusia yang sebaik mungkin. 
 
Jamaah pengajian Tusop di Meunasah Mesjid Simpang Mamplam, Bireuen
          “Inilah sikap orang yang sudah di alam barzah. Maka kalau ini menjadi sikap dan prilaku kita, maka disitulah awal dari kebahagiaan kita hidup didunia, “ ujar Tusop di hadapan ribuan jama’ah.

          Selain itu, Tu Sop yang memotivasi para jama'ah dengan mensyarah isi kitab Majmu' Rasail, menyampapikan strategi untuk ‘mati sebelum mati’. Tusop mengatakan, ada empat (4) cara agar kita mampu untuk Mati sebelum mati.

          Strategi pertama, kendalikan Nafsu. Segala tawaran nafsu yang tidak menghasilkan pahala bahkan hanya sebagai lahan untuk mengumpulkan dosa, maka kendalikan dia. Sebab, itu semua sangat berbahaya bagi masa depan kita di dunia dan akhirat. 
 
          “Memang ada enaknya menuruti hawa nafsu. Tapi enaknya cuma sebentar, namun yang terjadi di masa depan adalah malapetaka, “ ujar Tusop lagi.

          Strategi yang kedua, kata Tusop menambahkan, matikan keinginnan yang berlebihan, yaitu keinginan yang tidak ada kepentingan untuk akhirat. Menurut Tusop, manyak manusia yang sedih dan galau hanya disebabkan oleh banyaknya keinginan. Memang watak manusia itu sangat ingin sesuatu yang tidak dimilikinya dan kurang menarik pada sesuatu yang sudah dimilikinya.

          "Hawa yang hana bak droe, yang itam hawa keu puteh, yang tuet hawa keupanyang, yang tumbon hawa keupijut". Intinya, ingin sesuatu yang tidak dimilikinya bahkan tidak mungkin untuk dimilili, maka karena itulah banyak manusia yang susah dan menderita. Pada hakikatnya, "tidak ada yang menyakiti dirimu selain dirimu sendiri", “ ujar Tusop panjang lebar.

          Strategi yang ketiga, kata Tusop melanjutkan, lawanlah Syaithan. Lawan dan musuhilah syyaithan dengan segala kekuatan lewat ilmu dan mujahadah kita. 

          “Harus kita sadari bahwa syaitan itu tidak pernah berniat baik untuk kita. Semua tawaran dan ajakan mereka hanya perencanaan mereka untuk menggagalkan dan menghancurkan masa depan kita baik dunia maupun akherat, “ tambah Tusop lagi.

          Sementara strategi terakhir, kata Tusop, lawanlah dunia. Sebab, menurut Tusop, dunia merupakan sesuatu yang tidak ada manfaatnya untuk akherat. ‘Dunia’ dengan segala tipu dayanya itu adalah musuh orang beriman. Banyak yang lupa akherat karena sangat menyintai dunia. Dunia ini merupakan penghambat kita untuk berbuat baik dan menegah kita untuk mengumpulkan modal akhirat.

          “Alangkah celaka jika hidup didunia hanya untuk memikirkan dunia sementara akhirat yang kekal abadi terlupakan, terbiarkan tanpa mempersiapkan bekal, “ papar Tusop. [bahri/admin]
Jamaah pengajian Tusop di Simpang Mamplam, Bireuen

Pengajian Tusop di Paya Aboe Peusangan: Manusia Bahagia Bila Lakukan Dua Hal

Tusop mengisi pengajian di Meunasah Paya Rabo


Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab menyampaikan materi pengajian Tastafi dan Zikir Yadara di Meunasah Paya Aboe, Kecamatan Peusangan, Bireuen, Senin malam (16/1). Dalam pengajian ini Tusop membacakan kitab Majmu’ Rasail karya Imam al-Ghazali.

Dalam pengajian ini, Tusop menyampaikan bahwa manusia akan bahagia apabila mampu bersikap dua hal. Pertama, istiqamah pada kebaikan. Yang kedua husnul khuluk, yaitu baik akhlak.

Istiqamah dalam kebaikan dan baik akhlak sangat ditekankan dalam Islam, sebab
“Kalau kita bisa istiqamah dalam kebaikan dan memperbagus akhlak kita, maka pasti kita akan bahagia, “ ujar Tusop.

Pengajian Tastafi di Meunasah Paya Aboe dihadiri ratusan masyarakat desa tersebut dan sekitarnya. Sampai pengajian selesai masyarakat sangat antusias mendengar setiap untaian nasehat rohani yang disampaikan Tusop. [Bahri/admin]

Foto-Foto Pengajian di Paya Rabo




Minggu, 15 Januari 2017

Tusop Peringati Haul Sirul Mubtadin Bersama Puluhan Ribu Jama'ah

Bireuen - Puluhan ribu jama’ah menghadiri Haul (ulang tahun) ke dua majlis taklim Sirul Mubtadin cabang Bireuen di lapangan sepakbola kec. Jeunieb, Kab. Bireuen, Minggu (15/1). Sejak pagi hari, jama’ah yang datang dari seantaro Bireuen sudah mulai memutihi lapangan. Banyaknya jama’ah yang datang hingga meluber ke luar lapangan.

         Hadir dalam acara haul ini yaitu Tgk. H. Muhammad Yusuf  A. Wahab (Tusop) sebagai penasehat Sirul Mubtadin cabang Bireuen, Tgk.H. Usman Ali (Abu Kuta Krueng), Abu Ishak Lamkawe, Abati Kuta Krueng, Waled Munir Kiran dan sejumlah ulama lainnya. 


          Ketua panitia acara, Tgk Nasruddin Judon mengatakan, Haul kedua Majlis Sirul Mubtadin Bireuen dilaksanakan sekaligus dalam rangka memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad Saw. 

          Acara diawali dengan pembacaan ayat Suci Alquran, nasyid dan Shalawat, Zikir dan tausyiah oleh Tusop dan Abu Ishak Lamkawe, serta kemudian ditutup dengan pembacaan do’a oleh Abu Kuta Krueng. Jama’ah yang memakai pakaian serba putih tidak beranjak dari tempat duduk menyimak dengan seksama setiap tausiah yang disampaikan di atas panggung hingga acara selesai

          Ketua Sirul Mubtadin Bireuen, Tgk Sulaiman Yusuf dalam sambutannya mengatakan, hingga saat ini jama’ah Sirul Mubtadin di Kabupaten Bireuen yang telah mendapatkan kartu tanda anggota adalah sebanyak 21 ribu jama’ah. Sementara sembilan ribu lagi sedang dalam proses pendaftaran dan pembuatan kartu anggota.  Ketua Sirul Mubtadin pusat Aceh, Tgk Razali Manyak dalam sambutannya, mengatakan, di usianya yang ke tujuh, saat ini secara resmi terdapat 85 ribu lebih masyarata yang sudah bergabung dalam majlis ta’lim Sirul Mubtadin di seluruh Aceh dimana penambahan  anggota paling banyak dalam dua bulan terakhir adalah di Bireuen.



Di Haul Sirul Mubtadin Tusop Tegaskan Hinaan Adalah Keburukan bagi si Penghina



 
Tusop memberi tausyiah pada Haul Sirul Mubtadin. Haul juga dihadiri Abu Kuta Krueng dan Abu Ishak Lamkawe

TUSOP.com, Bireuen - Puluhan ribu jama’ah menghadiri Haul (ulang tahun) ke dua majlis taklim Sirul Mubtadin cabang Bireuen di lapangan sepakbola kec. Jeunieb, Kab. Bireuen, Minggu (15/1). Sejak pagi hari, jama’ah yang datang dari seantaro Bireuen sudah mulai memutihi lapangan. Banyaknya jama’ah yang datang hingga meluber ke luar lapangan.

          Hadir dalam acara haul ini yaitu Tgk. H. Muhammad Yusuf  A. Wahab (Tusop) sebagai penasehat Sirul Mubtadin cabang Bireuen, Tgk.H. Usman Ali (Abu Kuta Krueng), Abu Ishak Lamkawe, Abati Kuta Krueng, Waled Munir Kiran dan sejumlah ulama lainnya. 

          Ketua panitia acara, Tgk Nasruddin Judon mengatakan, Haul kedua Majlis Sirul Mubtadin Bireuen dilaksanakan sekaligus dalam rangka memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad Saw. 

          Acara diawali dengan pembacaan ayat Suci Alquran, nasyid dan Shalawat, Zikir dan tausyiah oleh Tusop dan Abu Ishak Lamkawe, serta kemudian ditutup dengan pembacaan do’a oleh Abu Kuta Krueng. Jama’ah yang memakai pakaian serba putih tidak beranjak dari tempat duduk menyimak dengan seksama setiap tausiah yang disampaikan di atas panggung hingga acara selesai.

          Ketua Sirul Mubtadin Bireuen, Tgk Sulaiman Yusuf dalam sambutannya mengatakan, hingga saat ini jama’ah Sirul Mubtadin di Kabupaten Bireuen yang telah mendapatkan kartu tanda anggota adalah sebanyak 21 ribu jama’ah. Sementara sembilan ribu lagi sedang dalam proses pendaftaran dan pembuatan kartu anggota.  Ketua Sirul Mubtadin pusat Aceh, Tgk Razali Manyak dalam sambutannya, mengatakan, di usianya yang ke tujuh, saat ini secara resmi terdapat 85 ribu lebih masyarata yang sudah bergabung dalam majlis ta’lim Sirul Mubtadin di seluruh Aceh dimana penambahan  anggota paling banyak dalam dua bulan terakhir adalah di Bireuen.

          Sementara itu, Tusop dalam tausyiah zikirnya menyampaikan pentingnya para jama’ah untuk senantiasa meluruskan niat serta memperbanyak zikir kepada Allah agar diampuni seluruh dosa-dosa. Tusop juga memotivasi para jama’ah bahwa hal yang paling membahagiakan bagi seorang muslim adalah tatkala kuburannya nanti menjadi kebun syurga baginya. Oleh sebab itu, Tusop juga menyeru kepada para jama’ah agar senantiasa sabar menghadapi setiap cobaan hidup di dunia berupa ujian dan hinaan.

          “Hinaan adalah keburukan bagi si penghina, bukan bagi yang dihinakan, “ ujar Tusop memotivasi jama’ah.

Rabu, 11 Januari 2017

Tu Sop: Anak Muda Harus Menjadi Agen Perbaikan

Bireuen, tusop.com - "Anak-anak muda harus menjadi agen perbaikan. Sebab jika anak muda diam, maka sepertiga kekuatan umat telah lumpuh, akhirnya ketimpangan demi ketimpangan akan terus menjadi tontonan".

Demikian pesan Tgk H. M. Yusuf Abdul Wahab yang biasa disapa Tu Sop dalam seminar Pendidikan Politik (Dikpol) Islam bertema "Membangun Politik Bireuen dalan Bingkai Peradaban Islam" yang berlangsung di Aula Hotel Matang Raya, Peusangan, Kamis, 12/1.

Lebih lanjut Tu Sop menjelaskan bahwa perbaikan cara pandang dan perilaku politik adalah pondasi untuk memperbaiki semua aspek kehidupan. Karena politik adalah instrumen yang menentukan baik buruknya kehidupan umat dalam berbangsa dan bernegara. Maka untuk ini, anak-anak muda, mahasiswa dan santri harus menjadi lokomotif perbaikan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Seminar ini turut menghadirkan pengamat politik Aceh yang juga dosen Universitas Malikusaleh (Unimal) Aceh Utara, DR. Amrizal J Prang.

Seminar ini diikuti oleh ratusan Mahasiswa dan aktivis dari sejumlah Universitas Almuslem, IAI Almuslen Aceh dan beberapa lembaga kampus lain. (Admin tusop.com)

Pagi Ini Tu Sop Isi Seminar Pendidikan Politik Islam

Tusop.com, Bireuen - Pagi ini, Tgk H. M. Yusuf Abdul Wahab biasa disapa Tu Sop mengisi seminar pendidikan Islam di Le Party, Hotel Matang Raya, Peusangan yang diselenggarakan oleh Gema Aneuk Muda Nanggroe Aceh (GAMNA) Bireuen dan Angkatan Muda Pejuang Kebaikan (AMPK).

Seminar yang bertema "Membangun Politik Bireuen dalam Bingkai Peradaban Islam dan Peran Mahasiswa Dalam Mengawal Kebijakan Pemerintah" ini menghadirkan dua narasumber yang berasal dari kalangan dayah dan kampus. Dari kalangan dayah hadir Tu Sop, sementara dari kampus hadir dosen senior Unimal yang juga pengamat politik Aceh, Amrizal J Prang.

Jumat, 06 Januari 2017

[Testimoni Publik] Antropolog Aceh: Sosok Tu Söp Seperti Al Maududi

Foto dari FB Irhamullah
ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Antropolog Aceh, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, MA, Ph.D menyebutkan bahwa sosok Tgk. Muhammad Yusuf A. Wahab atau yang akrab disapa Tu Söp merupakan figur seperti Abul A’la al Maududi. Hal itu disampaikan oleh Kamaruzzaman dalam acara bedah buku berjudul “Memperbaiki Orang Kuat, Menguatkan Orang Baik” karangan ulama dayah Aceh, Tgk. Muhammad Yusuf A. Wahab di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Jumat (6/1/2016).

“Beliau mengingatkan saya pada sosok pendiri Jama’at Islami, Abul al-A’la al-Maududi di Pakistan,”ujar penulis buku “Acehnologi” ini.

Antropolog produktif ini juga menambahkan, pendapat tersebut bukan tanpa alasan karena al-Maududi adalah seorang aktivis dakwah sekaligus ilmuwan. Hampir tidak ada perbedaan, Tu Söp dimatanya juga demikian.

“Ini saya sampaikan berdasarkan suara hati saya yang pernah meneliti tentang al-Maududi, saya melihat beliau (Tu Söp) adalah sosok yang sama dengan Maududi. Tu Söp tokoh agamawan, ilmuwan dan juga aktivis dakwah (da’i),” ungkap Kamaruzzaman selaku salah satu pembicara dalam forum yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan.

Buku tersebut turut dihadiri dan dibedah oleh Wakil Rektor III UIN Ar-Raniry; Prof. Dr. H. Syamsul Rijal, M.Ag, Guru Besar Unsyiah; Prof. Dr. Mustanir Yahya, M.Sc, Antropolog Aceh; Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, MA, Ph.D, Redaktur Politik & Hukum; Jocerizal, dan turut dihadiri oleh penulis; Tgk. Muhammad Yusuf A. Wahab serta pandu oleh moderator internasional, Mujiburrizal.[]

Sumber: http://www.acehtrend.co/antropolog-aceh-sosok-tu-sop-seperti-al-maududi/

Rabu, 04 Januari 2017

Malam Sabtu, Tusop Isi Pengajian Tastafi di Mesjid Raya Baiturrahman



Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrap disapa Tusop direncanakan akan mengisi pengajian Tasawuf, Tauhid, Fikih (Tastafi) di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Pengajian bulanan Tastafi ini akan berlangsung pada Jum’at malam (malam sabtu) setelah shalat ‘Isya, 6 Januari 2017. 

Kepastian Tusop mengisi pengajian Tastafi ini disampaikan Tusop kepada Admin tusop.com, Rabu (4/1/2017).

“Iya, insya Allah saya akan hadir mengisi pengajian Tastafi di Mesjid Raya Baiturrahman, “ujar Tusop.
Menurut Tusop, tema pengajian Tastafi yang akan disampaikannya yaitu “Peran Tasawuf dalam memperbaiki moral dan membangun bangsa.Tusop akan mengisi pengajian Tastafi karena Abu Mudi yang sedianya akan mengisi pengajian namun berhalangan karena berangkat Umrah ke Saudi Arabia.

Selain akan mengisi pengajian Tastafi, Tusop yang merupakan Ketua I Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) ini pada hari Jum’at siang direncanakan juga akan menghadiri bedah bukunya yang berjudul “Memperbaiki Orang Kuat, Memperkuat Orang Baik”. 

Bedah buku ini menghadirkan wartawan, akademisi UIN dan Unsyiah. [Admin]

Kamis, 03 November 2016

Tu Sop Rilis Buku Kecil "Menerobos Jalan Terjal Menuju Surga"


TUSOP.COM, Bireuen – Berdakwah tiada habisnya. Berbagai cara harus ditempuh untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan perbaikan bagi umat. Agar nilai-nilai dakwah tersampaikan secara utuh dan merata kepada umat, dakwah harus dikemas sedemikian rupa mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu, butuh kreatifitas dan inovasi agar dakwah tetap eksis dan mudah diterima oleh berbagai elemen umat.

Tgk H. Muhammad Yusuf Abdul Wahab, atau biasa disapa Tu Sop terus berinovasi dalam berdakwah. Setelah mendirikan Dayah Multimedia dan Radio Yadara FM, 92,8 MHz, belakangan, sosok yang juga aktif berdakwah di kalangan pejabat dan politisi ini juga mulai menulis buku. Hingga sekarang, Tu Sop sudah menulis dua buku. Pertama buku berjudul “Memperbaiki Orang Kuat dan Menguatkan Orang Baik” yang dirilis pada awal tahun 2016 dan terakhir, beliau juga menulis buku kecil berjudul “Menerobos Jalan Terjal Menuju Surga”.

Buku “Menerobos Jalan Terjal Menuju Surga” merupakan buku kecil yang ditulis Tu Sop sebagai pengantar pengajian kitab Minhajul ‘Abidin, karya hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, suatu wadah pengajian dan zikir yang mulai dirilis Tu Sop sejak tahun 2014. Buku tersebut dimaksudkan menjadi gambaran awal bagi jamaah pengajian dalam memetakan inti-inti pembahasan dalam kita terakhir karangan Imam Al-Ghazali tersebut.

“Buku kecil ini sejatinya tidak diperuntukkan untuk meningkatkan kemampuan intelektualitas pembaca. Akan tetapi kehadiran buku ini penulis harap dapat menjadi pondasi awal terbangunnya sebuah persepsi yang tepat dan benar tentang makna dan tujuan inti dari kehadiran kita di permukaan bumi ini”, tulis Tu Sop di buku yang di edit oleh murid beliau Tgk Ihsan M. Jakfar. (Admin tusop.com)

Senin, 31 Oktober 2016

Tu Sop: Hadapi Fitnah Dengan Senyum dan Doakan Mereka Agar Insaf


TUSOP.COM, Jeunieb - “Bagi orang beriman, dunia tidak diciptakan sebagai tempat berbangga-bangga dengan segala pujian dan sanjungan dari orang-orang disekeliling kita. Tetapi dunia adalah medan perjuangan untuk menggapai keridhaan-Nya yang harus dimenangkan walaupun harus mengarungi lautan fitnah, celaan dan cemoohan dari seluruh manusia di muka bumi sekalipun. Maka jangan pernah panik saat dihujani fitnah. Jangan goyah saat diterpa celaan dan cemoohan. Karena sebaik dan sesempurna apapun seorang manusia, tetap saja ia tidak akan pernah pernah disukai oleh semua orang”

Begitulah pesan Tgk H. M. Yusuf Abdul Wahab, sosok yang oleh para santri biasa disapa Ayah Sop, kepada para santrinya dalam pengajian rutin di dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Ba’da Ashar, Minggu, 30 Oktober 2016. Pengajian yang diikuti oleh santri-santri senior dan dewan guru Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb ini mengkaji salah satu kitab agung karya Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin.

Lebih lanjut sosok yang oleh masyarakat luas biasa dipanggil Tu Sop Jeunieb ini juga mengingatkan bahwa dunia ini tidak akan pernah steril dari fitnah memfitnah. Sejak era Rasulullah saw hingga sekarang, virus ini selalu membayang-bayangi umat. Terlepas dari kronis tidaknya. Yang jelas ia selalu ada.

“Jangankan diera kita yang sudah begitu jauh dari era terbaik dalam perjalanan umat, yaitu era Rasul dan Sahabat, pada era Rasulullah saja fitnah memfitnah ini sudah ada. Bahkan Rasulullah saw sendiri kerap menjadi sasaran fitnah kaum jahiliyah yang merasa terganggu dengan kehadiran Rasul membawa misi ilahiyah. Jika Rasulullah saja difitnah, mengapa kita harus panik saat difitnah. Bukankah kita hanya manusia biasa yang sangat jauh dari kesempurnaan yang dimiliki Rasulullah?”, tanyanya menegaskan.

Terkait persoalan fitnah, Ayah Sop menyakinkan, bahwa sejatinya fitnah sama sekali tidak berbahaya bagi yang terkena fitnah, tetapi ia sangat beresiko bagi yang melakukannya. Fitnah tidak akan mampu merubah yang baik menjadi buruk. Kebaikan akan bernilai kebaikan walupun manusia sepakat mengatakannya kejahatan. Dan yang buruk tetap saja buruk walaupun semua manusia bersepakat mengatakannya baik.  


“Maka dari itu, kita harus tetap komit pada kebaikan walau sedang berada dalam pusaran fitnah. Hadapi fitnah dengan senyum. Balaslah fitnah itu dengan memanjatkan doa kepada Allah agar mereka yang terjebak didalamnya insaf dan kembali ke jalan yang lurus. Jangan panik menghadapi fitnah sehingga menyeret kita dalam perilaku yang sama jahatnya. Apalagi membalas fitnah dengan caci maki. Sebab jika demikian dimana bedanya kita dengan mereka?”, ajar sosok yang pernah belajar pada Syeh Sayed Muhammad Ali, Mekkah Al-Mukarramah ini.

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.