Selasa, 31 Januari 2017

Orasi di Gandapura, Tu Sop Berpesan Kepada Tim untuk Memaafkan Para Pencaci




          Bireuen – Saat menyampaikan orasi politik di Lapangan Pulo Gisa Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Tgk. H. M. Yusuf Abdul Wahab (Tu Sop) yang berpasangan dengan dr Purnama mengatakan, hari ini kita harus membuka pola pikir agar semua kita tidak terjebak dalam politik-politik kotor. Tidak termakan dengan politik fitnah dan adudomba. Hari ini saya diserang. Ada yang katakan untuk apa Tu Sop berkecimpung dalam dunia politik. Tidak cocok orang-orang baik ke dunia politik. Kata Tu Sop lagi, juga ada yang katakan Tu Sop itu orang jahat.

          “Jadi saya bingung, entah mana yang benar. Apakah saya benar orang baik atau jahat. Tetapi yang intinya semua isu-isu yang berkembang adalah untuk menghadang Tu Sop maju di Pikada Bireuen, “ ujar Tu Sop menjelaskan dihadapan ribuan masyarakat yang hadir, Kamis, 27 Januari 2017.

          Tu Sop menjelaskan, aneh politik hari ini. untuk menghadang Tu Sop berbagai macam pola pikir politisi terbaca. Ada yang katakana begini, Tu Sop itu kan ulama, negeri ini berdasarkan Pancasila dan UUD 45, bukan berdasar Al-Qur'an dan hadis. Jadi sudah sangat lucu, karena mendapat jabatan berbagai macam cara disampaikan untuk pembodohan rakyat.

          “Jadi saya jawab jika negara ini bukan Al-Qur'an dan Hadist apakah mesti berdasarkan Injil ? Jika ingin berpolitik mari berpolitik secara cerdas. Jangan sampai dimusim politik hanya untuk membodoh-modohi rakyat, mengumpat dan memfitnah. Seolah-seolah di musim politik dosa itu sudah hal biasa, “ kata Tu Sop lagi.

          Tu Sop menambahkan, beliau siap berdialog dengan siapa saja. bagaimana cara perpolitikan yang sebenarnya. Kata Tusop, Saya maju di Pilkada Bireuen mencalonkan diri sebagai Bupati hanya sebagai instrument. Banyak strategi ke depan harus kita rencanakan. Maka pada kesempatan ini saya ingin mengajak hadirin sekalian supaya menjadi tentara-tentara yang memperjuangkan kebaikan.

          Menurut Tu Sop, di setiap kesempatan ia selalu berpesan kepada tim dan simpatisan, bahwa kita tetap berada digaris ilmu. Jangan mengumpat dan memfitnah jika orang lain menfitnah kita tugas kita hanya sabar, dengan banyak orang yang fitnah kita berarti Allah telah membuka bagi kita jalan untuk tambahan amal dan fahala, tugas kita hanya sabar. Tujuan kita jangan terlupakan bahwa arus kebaikan dan perbaikan harus semakin kuat. Disempatan ini saya katakan jika pergerakan ini ada nilai-nilai kebaikan mari sama-sama kita perjuangkan.

          “Selama lidah saya ini masih bisa bergerak kebaikan ini akan terus saya katakan, maka saya pesan kepada guru-guru pengajian mari kita mengajar politik untuk rakyat, sehingga kejahilan politik tutup toko di negeri kita. Kita Ahlussunnah Waljama'ah semua sepakat bahwa ilmu yang kita pelajari silsilahnya sampai ke Rasulullah SAW, tetapi kenapa disaat berpolitik silsilahnya justru merujuk pada Snouck Hugronje yang memisahkan agama dengan politik, “ ujar Tu Sop.                     

          Maka, kata Tu Sop lagi, saya berpesan jika pergerakan ini sudah cocok mari kita sampaikan kepada yang lain, dan wasiat pada anak cucu kita bagaimaca politik yang benar yang sesuai dengan agama dan ilmu.

          “Akhirnya khusus untuk para tim, jangan mengumpat, jangan memfitnah, kita harus takut dosa, maafkan mereka yang caci kita, do'akan semoga Allah mengampuni dosa mereka, do'akan semoga Allah memberi hidayah untuk mereka, kita hanya bisa berharap semoga Allah memberi petunjuk untuk mereka, karena kita yakin setiap orang punya kesempatan jadi orang baik. Walau sejahat apapun mereka, semoga mereka juga menjadi teman kita, dalam politik ini tidak ada musuh yang ada hanya persaingan, saingan ini pun sebentar lagi selesai, “ pungkas Tu Sop. [bahri/admin]

Orasi di Gp Tunong Peudada, Tu Sop: Koq Ada Pendakwah Naik Panggung untuk Mengumpat?



 
Tu Sop - dr Pur dihadapan jamaah di Meunasah Tunong Kec. Peudada, Bireuen
          Bireuen – Calon Bupati Bireuen periode 2017-2022 Tgk H. M. Yusuf Abdul Wahab (Tu Sop) no urut 3 yang berpasangan dengan dr Purnama Setiabudi kembali menyampaikan orasi politiknya. Kali ini Tu Sop menyampaikan orasi politiknya di Gampong Meunasah Tunong, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen. Senin, 30 Januari 2017.

          Dalam orasinya, Tu Sop menyampaikan, apabila rakyat ini salah dalam berpolitik akan jadi malapetaka untuk anak generasi kita di masa depan, maka kita jangan tertidur, sama-sama harus tau apa yang akan kita hadapi kedepan. Hari ini, kata Tu Sop,  persoalan kita hari ini bukan siapa yang jadi Bupati Bireuen ke depan. Seandainya tidak ada Tu Sop Bupati itu tetap ada. 

Akan tetapi, kata Tu Sop, yang penting malam ini kita harus mengerti bagaimana cara berpolitik yang sesuai dengan ilmu dan syari'at Islam agar berpolitik kita tidak menumpuk dosa. Dan bagaimana disaat pikiran dan tenaga kita kerahkan untuk berpotik agar dapat pahala.  Sebab, kata Tu Sop, orang beriman itu cinta pahala dan benci dosa dan maksiat.
                    
          “Yang penting malam ini tumbuh kesadaran baru, di Jakarta PKI mulai bangkit kembali. Maka saya terharu saat mendengar Abu Kuta Krueng mendo'akan kemenangan kami. Beliau sudah sangat mengerti bahwa PKI mulai bangkit. seolah-olah beliau tahu bagaimana jeritan batin hati Tu Sop ini, “ ujar Tu Sop.  

          Tu Sop juga kembali menegaskan, mungkin hari ini banyak yang bertanya kenapa Tu Sop maju mencalonkan diri sebagai Bupati Bireuen.  Menurut Tu Sop, beliau saya sudah cukup alasan untuk terlibat dalam Politik dan mengikuti Pilkada Bireuen.

          “Empat tahun saya masuk dalam anatomi pemerintahan saya sudah tau bagaimana dimana sebenenarnya kelemahan para penguasa dan pengambil kebijakan di negeri ini. Sebenarnya Aceh itu bukan tidak ada orang cerdas, tapi negeri kita miskin orang baik dan miskin pecinta kebaikan. Maka selama yang saya lakukan ini ada nilai ibadah dan tidak bersalah dengan aturan negara,  saya tidak akan berhenti untuk terus saya sampaikan dakwah ini, “ kata Tu Sop menjelaskan.

          Tu Sop menambahkan, ketika saya hadir, entah ada yang terganggu sehingga ramai-ramai mengumpat dan memfitnah Tu Sop. Mereka bikin panggung, ajak masyarakat dan sewa pendakwah hanya untuk memfitnah dan mengumpat Tu Sop - dr Pur.

          “Saya rasanya tersenyum kok ada pendakwah naik panggung mengumpat dihadapan pendengar. Entah kitab apa yang beliau pelajari. Entah ilmu dari mana yang dia dapatkan. Maka saya hanya ingin berpesan kepada kita semua, hindari mengumpat dan fitnah. Dan jika orang lain mengumpat kita, maka tugas kita sabar dan mengambil pahala, “ ujar Tu Sop.

          Tu Sop menambahkan, sebenarnya sudah dari dulu beliau berfikir bagaimana bangsa ini harus kuat, ekonominya harus bangkit. Maka Tu Sop berfikir membangun ekonomi jaringan lewat YADARA.

          “Sekalipun hari ini saya pun dituduh makan uang YADARA. Na'uzubillah. Jumlah saham YADARA yang terkumpul dari awal sebanyak 1,8 M, dan hingga hari ini aset YADARA mendapai 7 M. Tetapi harus kita sadari semua firnah ini hanya untuk menghalangi Tu Sop. Kita semua tetap pada garis-garis ilmu, dalam keadaan bagaimanapun harus takut dosa. berpolitiklah yang berPahala dan mengundang rahmat Allah Swt, “ pungkas Tu Sop. [bahri/admin]

Orasi di Gp Krueng Jili, Tu Sop: Agama Lemah Karena Penguasa Bukan Pecinta Kebaikan

Massa di Gp Krueng Jili, Kec. Kuala Bireuen


          Bireuen – Calon Bupati Bireuen periode 2017-2022, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab menyampaikan orasi Politik di Lapangan Gp Krueng Jili Barat Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen, Jum’at (28/1/2017). Kampanye dialogis dan Orasi politik ini dihadiri oleh ribuah masyarakat sekitar.  

          Diawal orasinya, Tu Sop menyampaikan, sebelum lebih lanjut saya beebicara maka pertama harapan kita bersama semoga perkumpulan kita malam ini ada manfaat untuk kita, untuk masa depan anak cucu kita baik dunia maupun akhirat. Mungkin banyak tanda tanya kenapa saya hadir ke panggung politik, tidak cocok dan tidak Layah seorang Tu Sop jadi bupati, tetapi sama-sama kita sadari dunia perpolitikan hari ini penuh dg kejahilan, maka jika kita sepat politik penuh dengan kemungkaran dan kejahilan mari kita bangkit untuk memperbaiki. Maka hari ini Tu Sop naik kepanggung politik pertama ingin menyampaikan dakwah politik, bagaimana politik yang dilakoni ummat Islam harus bisa dipertanggungjawabkan kepada Allah.

           Maka, kata Tusop, saya sampai kapanpun kalau lidah ini masih bisa bergerak akan terus saya sampaikan dakwah politik ini, bagaimana sebenarnya ummat Islam berpolitik, politii  bagaiman yang bisa mendatangkan rahmat Allah Swt dan berfahala.  Menurut Tu Sop, kita bisa mengenang masa lalu nenek moyang kita. Kenapa mereka memerang Belanda? Atas dasar apa mereka berjuang walau nyawa harus melayang? Tentunya semangat mereka hanya dikarenakan darah-darah mereka pecinta kebaikan, hanya ingin mencari ridha Allah, menambah amal dan pahala. 

          “Kita yang sudah tua-tua mungkin masih teringan Abu Tanoh Mirah seorang tokoh Ulama Aceh, sampai akhir hayatnya sebagai jurkam PPP. Maka kedatangan saya malam ini ke Gp Krueng Juli Barat ingin memberi tau bagaimana politik-politik yang berpahala dan mana politik yang mendatangkan malapetaka dan murka Allah Swt, " ujar Tu Sop.

          Tu Sop yang mengutip Imam Al-Ghazali mengatakan, agama tanpa kekuasaan akan hilang, kekuasaan tanpa agama akan hancur. Tidak ada pemisahan politik dengan agama, agama mengatur kekuasaan dan kekuasaan memperkuat agama. Tanpa agama semuanya akan hancur.

          “Bisa kita lihat dengan kasat mata hari ini, bagaimana pola pendidikan ummat Islam hari ini, pendidikan hanya sebatas belajar mengajar, 12 tahun anak kita dibangku sekolah belum kita pastikan mereka selesai 3 ilmu Fardhu Ain. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Kekuatan agama dan ilmu agama tidak bisa mempengaruhi dunia pemerintahan. Ulama sebagai penasehat pemerintah hanya sebagai simbol saja. Artinya, ilmunya para ulama tidak bisa terintegrasi dalam dunia pemerintahan, “ ujar Tu Sop.

          Tu Sop menambahkan, tidak ada kebijakan-kebijakan pemerintahan hasil musyawarah dengan ulama. Program yang dihasilkan oleh BAPPEDA bukan hasil diskusi dan konsultasi dengan majelis MPU atau ulama. Sehingga agama ini semakin lemah karena yang ambil andil dalam kekuasaan bukan ahli agama dan juga bukan pecinta kebaikan. Kita sebagai ummat Nabi Muhammad berkewajiban menerapkan amar ma'ruf nahi mungkar, maka kita juga harus sepakat untuk memerangi kesesatan dan kejahilan politik yang sudah jadi rahasia umum.                       

          “Maka kehadiran saya hanya untuk kebaikan tidak sedikit pun berencana menganianya siapa-siapa. Saya hadir hanya untuk kebaikan kita dan anauk cucu kita dunia akhirat. Maka yang sangat saya inginkan bagaimana masyarakat Bireuen harus cerdas, tidak termakan dengan kejahilan politik, tidak tergiur dengan politik-politik pencitraan hanya sebagai bayang-bayang. Maka kalau kita kompak dan sepakat dengan pergerakan ini InsyaAllah Bireuen ini akan bangkit. Dan saya yakin Bireuen akan jadi contoh untuk kabupaten lain, “ kata Tu Sop meyakinkan.

          Tu Sop melanjutkan, harus kita sadari jika kita ummat Islam mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan maka dunia islan akan jadi perencanaan orang lain, yaitu mereka yang bukan Islam, jika nilai-nilai tidak ada dalam aturan untuk ummat Islam, maka ummat Islam harus hidup dalam aturan-aturan yang tidak terintegrasi nilai-nilai Islam. Sungguh sangat kita sayangkan jika dalam negeri seperti ini kita hidup, jauh dari aturan Islam.


          “Maka bagaimanakah anak cucu kita depan, apakah mereka akan dijajah dalam sistem global, masihkah mereka beraqidah seperti aqidah kita ? Ini yang sangat kita khawatirkan kedepan. Maka semuanya ada kekuatan pada kekuasaan. Jika kekuasan itu disandang oleh orang baik maka kebaikan itu akan kuat, dan jika kekuasaan itu dipegang oleh mereka yang bukan pecinta kebaikan selalu ada alasan untuk tidak menjalan kebaikan, maka jika kita ingin menyelamatkan agama dan kebaikan butuh kekuasaan yang ada ditangan-tangan orang baik, tidak mungkin kita harap kebaikan pada yang tidak cinta kebaikan, “ ujar Tu Sop berapi-api.

          Maka mulai malam ini hingga seterusnya, kata Tu Sop, hal yang paling penting,  hadirlah untuk merebut kekuasaan dan juga hadir untuk memperbaiki kekuasaan. Semoga kehadiran kita menjadi kekuatan untuk memperkuat agama dan juga untuk memperkuatan kebaikan.

          “Jika konsep ini menjadi agenda kita maka InsyaAllah bangsa kita akan bangkit. Kedepan anak cucu kita akan hidup di negeri yang nyaman, nyaman ekonominya, nyaman agamanya, aqidah dan prilakunya, dan inilah harapan terbesar dalam kita menjalani kehidupan dunia ini , “ pungkas Tu Sop. [bahri/admin]

Jumat, 27 Januari 2017

Isi Pengajian Tastafi di Dayah Nurul Hidayah, Tu Sop: Jika Ingin Bahagia, Tenang dan Senang, Tawakkallah!

Pengajian Tu Sop di Dayah Nurul Hidayah, Kamis malam (26/1/2016). Bahri


          Bireuen - Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) mengajak jama'ah untuk terus ta'at dan bertaqwa kepada Allah. Menurut Tu Sop,  Tawaqqal itu adalah kita menyerahkan semua urusan kita pada Allah. Tidak mengandalkan kekuatan dan kelebihan diri. Tidak bergantung pada makhluk, segala-galanya kita serahkan kepada Allah. 

Hal itu disampaikan Tu Sop saat mengisi pengajian Tastafi dan Zikir Yadara di Komplek LPI Dayah Nural Hidayah Al-Aziziyah Gp Calok Kecamatan Sp Mamplam Kabupaten Bireuen yang dihadiri ribuan jama’ah , Kamis malam (26/1/2017).

          Menurut Tu Sop, membaca tawakkal ini mudah, tapi orang yang tawakkal itu jarang. Maka jika kita ingin bahagia, tenang dan senang dalam hidup ini mulailah bertawakkal. Untuk apa berharap pada makhluk, sebab sehebat apapun makhluk itu masih lemah untuk menolong dan membantu. 

          “Kita berharap makhluk itu untuk menyelesaikan masalah kita, itu harapan yang sirna, karena makhluk itu jangankan untuk menyelesaikan masalah kita, masalah dirinya sendiri banyak banyak yang menumpuk tak terselesaikan, “ ujar Tu Sop yang mengisi pengajian dengan membaca kitab Majmu’ Rasail karya Hujjatul Islam Imam al-Ghazali.

          Jadi, kata Tu Sop, hidup paling bahagia bukan disaat fasilatas hidup cukup, akan tetapi hidup ini akan terasa bahagia disaat tawakkal menjadi kepribadian dan sikap hidup kita. 

          Tu Sop lalu menceritakan, ada seorang Ulama sedang menjalani suluk. Beliau menguji tawakkalnya pada Allah, sebatas mana beliau mampu untuk bertawakkal pada Allah. Beliau pergi sendiri ke gunung yang sangat jauh dengan tanpa membawa bekal sedikitpun. Perjalanan yang jauh dari kalangan manusia dengan tujuan agar tidak ada makhluk yang membantunya. Tetapi tiba-tiba terlihat satu rombongan dari jauh, beliau terkejut, sehingga beliau pura-pura pingsan.                     

          Dan rombongan tersebut, kata Tu Sop, lalu membantu hamba Allah ini yang pura-pura pingsan. Dalam perasaan rombongan ini, pasti beliau sudah sangat lapar. Maka dikasihlah makanan. Namun beliau tidak mau makan, tidak mau buka mulutnya. “Sang  brat saket geuh, geucok sikin geuneuk cungke abah geuh”. Nah, orang tersebut lalu tersenyum, rupanya begini caranya Allah memberi rezki pada hambanya.
                      
          “Sejauh apapun menghindar, apabila telah tertulis rezki kita maka banyak cara Allah mendatangkannya,“ ujat Tu Sop. [bahri/admin]

Khutbah Jum'at, Tu Sop: Usahakan Tetangga Kita Shalat Karena Lidah Kita



Tu Sop menyampaikan khutbah Jum'at di Mesjid Gampong Asan, Bideuen, Peusangan, Bireuen (27/1/2017). Bahri


          Bireuen – Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) mengatakan, hari ini kita hidup di zaman yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW, sehingga di akhir hayat beliau berkata asshalah, asshalah. Shalatlah kamu, shalatlah kamu. Rasulullah khawatir kepada ummatnya sehinga sampai akhir hayat beliau berpesan pada ummatnya untuk tidak meninggalkan shalat.  

          Hal tersebut disampaikan Tu Sop saat menyampaikan khutbah Jum’at di Mesjid Gampong Asan Bideun, Peusangan, Jum’at (27). Menurut Tusop, shalat ini tidak gampang, karena memang tidak sesuai dengan hawa nafsu. Tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat tetapi hari ini negeri kita yang berstatus Syari'at Islam tidak bisa kita pastikan sampai 50% rakyat Aceh yang shalat. 

          “Maka pada kesempatan ini sebenarnya sasaran nasehat saya bukan untuk kita yang sudah hadir di masjid, karena semua kita sudah shalat, tetapi saya ingin mengajak kita-kita semua untuk menjadi pejuang-pejuang Islam. Banyak tetangga kita yang hari ini belum shalat, usahakan supaya mereka shalat gara-gara lidah kita. Daftarkan diri pada Allah supaya kita jadi tentara-tentara Allah yang selalu semangat untuk menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, “ ujar Tu Sop.   
                 
          Tusop melanjutkan, rasanya aneh, di negeri Syari’at Islam tapi orang yang tidak shalat masih sangat banyak. Bagaimana Islam itu hidup sementara pondasi Islamnya tidak rampung. Rasulullah mengatakan "Shalat itu tiang agama, yang melaksabakan shalat berarti telah menghidupkan Islam, yang tidak shalat berarti telah menghancurkan Islam.                       
          Kata Tusop lagi, tentu tidak mungkin sebuah bangunan akan berdiri tegak, sementara sampai 50 % pondasinya tidak ada? Nah, juga tidak mungkin Islam dan Syari’at itu berkembang sementara mencapai 50% rakyatnya tidak shalat.

          Tu Sop melanjutkan, kenapa negeri kita sampai terpuruk seperti ini, salah seorang Prof dari Australia membuat survey ke negara-negara Islam sedunia. Kenapa negri Islam lemah, hasil survey membuktikan karena banyak ummat Islam yang tidak mengerti Islam, ilmu-ilmu Islam tidak tersampaikan secara menyeluruh pada ummat Islam.

          “Negeri kita hari ini negeri yang direncanakan bangsa lain. Mereka memerangi unmat Islam lewat pola pikir dan ideologi. Mereka tidak menentang Islam, tetapi prilaku dan akidah umat Islam yang mereka ubah, “ pungkas Tu Sop. [bahri/admin]

Selasa, 24 Januari 2017

Kerap Difitnah, Tu Sop: Karena Politik Kita Seperti Inilah Saya Hadir

BIREUEN, Tusop.com - Tgk H. M. Yusuf Abdul Wahab biasa disapa Tu Sop, sejak beberapa bulan terakhir tiada henti dihantam fitnah. Satu-satu persatu isu miring sengaja digembar-gemborkan untuk membunuh karakter beliau. Tentu saja, hal ini erat kaitannya dengan keputusan beliau untuk maju sebagai calon Bupati Bireuen pada tahun 2017 didampingi dr. Purnama Setia Budi, Sp.OG.

Patut diduga, fitnah demi fitnah terus dialamatkan pada beliau karena kehadiran beliau di gelanggang politik Bireuen mengganggu kepentingan politik pihak-pihak lain. Walaupun sebenarnya, dalam banyak kesempatan, Tu Sop menegaskan bahwa kehadiran tidak untuk mengganggu siapa-siapa. Tetapi semata-mata untuk kebaikan dan perbaikan Bireuen dan umat.

Menanggapi fenomena fitnah yang terus menghantam dirinya, Tu Sop mengaku tidak ambil pusing. Sebab jauh-jauh hari sebelum memutuskan maju, beliau sudah paham bahwa fitnah memfitnah seakan sudah menjadi tradisi dalam politik. Malahan karena alasan inilah beliau terpanggil untuk maju.

"Salah satu alasan fundamental saya maju adalah untuk menegaskan bahwa perilaku dan tradisi politik kita sudah melenceng jauh dari nilai-nilai Islam. Musim politik seolah-olah menjadi arena halal memfitnah dan mencaci-maki. Sehingga musim politik meluluhlantakkan nilai-nilai akhlak dan mencincang tali silaturrahmi. Dan saya hadir ingin memperbaiki ini semua", tegas sosok calon Bupati nomor urut 3 ini.

Lebih lanjut, Tu Sop mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk konsisten menjaga diri dari perilaku-perilaku yang bisa mengakibatkan dosa. Sebab alasannya, dosa tetaplah dosa.

"Dalam Islam tidak ada istilah area bebas halal haram. Maka pastikan dalam melakukan aktivitas apapun, kita menjaga halal haram. Termasuk dalam berpolitik", tutup sosok ulama muda ini. (Admin tusop.com).

Senin, 23 Januari 2017

Tu Sop: Jangan Sampai Kita Bagaikan Domba-Domba yang Bertarung di Kandang Macan!



Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) dalam salah satu pidatonya mengatakan, pemilu damai adalah sesuatu yang urgen sekali, di saat kita berada di dalam persaingan global. Hal tersebut disampaikan Tu Sop saat menyampaikan pikiran beliau dalam acara deklarasi Pilkada damai, (28 November 2016).

“Jangan sampai kita bagaikan domba-domba yang sedang bertarung di kandang macan.Yang kalah dimakan macan, yang menang di makan macan kalau kita kalah dalam persaingan global, " “ ujar Tu Sop disambut tepuk tangan hadirin.

Oleh sebab itu, kata Tusop lagi, mari kita sayangi anak-anak kita. Anak-anak kita akan lahir di negeri ini. Buatlah negeri ini yang nyaman untuk mereka.

Tusop juga melarang sorak-sorak hidup Tu Sop karena beliau sadar hidup ini hanyalah sebuah pengabdian, sementara pada saatnya kita semua akan kembali kepada Allah Swt.
“Saya minta kepada timses untuk tidak usah sorak-sorak "Hidup tusop", karena saya pasti mati. Maka oleh karena itu, siapapun boleh menang, baik no 1, 2 3 4 dan 5. Asal anak-anak kita berada di dalam negeri yang memiliki peradaban dan mampu bersaing secara global,” tambahnya lagi.

Tusop juga menegaskan bahwa kehadirannya dalam Pilkada Bireuen semata-mata adalah untuk kedamaian. Tusop tidak mencari musuh.

“Oleh karena itu saya hadir untuk sebuah kedamaian. TIDAK ADA MUSUH DI ANTARA KITA. yang ada adalah persaingan, bukan permusuhan!, “ pungkas Tusop yang disambut tepuk tangan Muspida Bireuen.

Selengkapnya lihat video berikut ini:

Minggu, 22 Januari 2017

[GALERY FOTO] Tusop Kampanye di Jeunieb

Minggu, 22 Januari 2017, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bireuen nomor urut 3, Tgk. H. M. Yusuf Abdul Wahab-dr. Purnama Setia Budi, Sp.OG (Tusop-dr. Pur) menggelar kampanye di lapangan polsek Jeunieb.

Berikut foto-fotonya.





Kamis, 19 Januari 2017

Abi Nasruddin Judon: Jika Lawan Politik Memfitnah, Do’akan Mereka!

Tusop berorasi didampingi Tgk Nasruddin Judon (kiri) dan dr Purnama (kanan)



SAMBUNGAN BERITA INI

Sebelumnya, Tgk Nasruddin Judon selaku Ketua Tim Pemenangan pasangan Tusop-dr. Purnama dalam sambutannya mengatakan, misi Nabi Muhammad Saw diutus sebagai Rasul adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. 

Menurut Tgk Nasruddin, memperbaiki akhlak adalah hal yang sangat sukar maka mesti manusia-manusia sempurna yang menanganinya.

“Jadi dalam misi kerasulan Nabi Muhammad tidak pernah berkata atau berjanji kepada ummat akan saya bikit jalan, bikin irigasi, bikin got dan sebagainya, kenapa ? Karena untuk pembangunan fisik itu siapapun bisa, tapi untuk merobah pola pikir dan prilaku maka harus manusia baik yang hadir untuk memperbaiki, “ ujar Tgk Nas.

Tgk Nas melanjutkan, disaat kita berbicara politik Bireuen itu artinya kita berbicara tempat Bireuen dan juga rakyat bireuen. Artinya politik Bireuen itu bagaimana memperbaiki fisik Bireuen dan bagaimana memperbaik moral dan akhlak masyarakat Bireuen.

“Maka ini merupakan berjuangan besar, sehingga wajar disaat kita berbuat untuk agama berbagai macam cobaan dan fitnah terhantam.

Di akhir orasinya Tgk Nas berpesan, jika ada lawan politik yang bertutur kata fitnah untuk Tu Sop - dr Pur dan juga untuk beliau sendiri maka lebih baik diam.

“Do'akan saja semoga Allah mengampuni dosa mereka, “ ujar Tgk Nas kepada hadirin. [bahri/admin]

Orasi Politik di Peudada, Tusop: Kekuasaan Tanpa Agama Akan Hancur

Ibu-Ibu menyimak orasi politik Tusop di Gampong Meunasah Rabo, Peudada, Bireuen


Tusop.com, Bireuen – Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab disapa Tusop Jeunieb menyampaikan orasi politiknya  di Gampong Meunasah Rabo Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen. Orasi yang terkait dengan keikutasertaan Tusop dalam Pilkada Bireuen ini dihadiri seribuan masyarakat gampong tersebut dan sekitarnya, Rabu malam (18/1).

Dalam orasi ini Tu Sop menyampaikan, bahwa kekuasaan tanpa agama akan hancur dan kacau balau. Begitu juga agama tanpa kekuasaan akan lemah dan tanpa penyelamat.
Menurut Tusop, disaat haus kekuasaan ada yang melarang ulama berpolitik. Tetapi disaat kepentingan untuk menggapai jabatan ulama juga yang dijadikan modal, yaitu dimana mereka mengesankan seolah dekat dengan ulama.

“Mereka percaya bahwa untuk menggapai kekuasaan butuh ulama, tapi dalam menjalankan kekuasaan tidak butuh ulama. "Ulama lage moto gileng, bak peget jalan urusan moto gileng tapi watee kaleuh jalan ka hana le izin untuk jak moto gileng ateuh jalan, payah peuek moto laen, " ujar  Tu Sop memberi contoh.


Efeknya, kata Tusop, nilai-nilai agama hari ini tidak terintegrasi dalam kekuasaan. Cara-cara Islam tidak masuk dalam sistem pemerintahan karena tidak ada kekuasaan.

Sebelumnya, di awal orasi Tusop mengatakan, mungkin banyak yang berfikir bahwa ketika Tu Sop mengikuti ajang Pilkada adalah hal baru. Memang hal baru, karena semenjak negeri ini lepas dari penjajahan belum ada agamawan yang bergerak untuk memimpin pemerintahan.

Tu Sop menjelaskan, harus kita sadari bahwa dunia pemerintahan hari ini sangat berbeda dengan gaya pemerintahan masa kesultanan Aceh dahulu dimana Sultan berfungsi untuk menjalankan arahan yang telah dikonsepkan oleh para Ulama.

Menurut Tusop, dulu ulama merancang konsep untuk dijalankan oleh Sultan, sehingga semangat sultan dalam menjalankan pemerentahan dalah semangat agama yang didasari menjalankan konsepsi yang disusun oleh para ulama.

“Lalu kita lihat hari ini, atas semangat apa pemimpin kita menjalankan pemerintahan ? Apakah semangat agama atau semangat cari lahan kerja dan rezki lewat pepolitikan. Karena itu tujuannya maka keluarlah ucapan ulama tidak boleh berpolitik, kerena politik itu kotor, sungguh ini merupakan bahasa pembodohan ummat, “ujar Tusop berapi-api.

Tu Sop juga mempertanyakan, jika pemikiran atau Undang-undang Belanda mampu dijadikan aturan untuk negeri ini, tapi kenapa isi Alquran tidak berlaku?, Jawabannya adalah karena kekuasaan tidak ada, kata Tusop lagi. [bahri/admin]

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.