Senin, 06 Februari 2017

Debat Kandidat, Tu Sop Tawarkan Politik Paradigma Baru



         
Tusop.com – Beberapa waktu lalu, digelar debat Calon Bupati – Wakil Bupati Bireuen oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Bireuen, (3/1/2017). Dalam debat kandidat ini, Tu Sop didampingi dr Pur mengatakan, kami hadir mencalonkan diri dalam Pilkada Bireuen dimana kita sadar bahwa kita hidup di era globalisasi dimana kita digilas oleh kapitalisme dan neo kolonialisme modern, yang kuat akan menggilas yang lemah, yg cepat akan menggilas yang lambat.

          Oleh karena itu, kata Tu Sop, kemajuan dan kekuatan sebuah bangsa sangat ditentukan dan yang paling bertanggung jawab nomor satu adalah lembaga politik dan pemerintahan.
          "Kami hadir mencalonkan diri dalam Pilkada Bireuen karena kita sadar bahwa kita hidup di era globalisasi. Zaman dimana kita digilas oleh kapitalisme dan neo-kolonialisme modern. Yang kuat akan menggilas yang lemah, yang cepat akan menggilas yang lambat. Dan oleh karena itu, kami sadar bahwa kemajuan dan kekuatan sebuah bangsa sangat ditentukan dan yang paling bertanggung jawab adalah lembaga politik dan pemerintahan. Dan untuk tujuan inilah kami hadir, “ tegas Tu Sop.

          Maka oleh karena itu, sambung Tu Sop lagi, memperbaiki politik dan pemerintahan kita, maka secara visi misi kita perlu lakukan inovasi-inovasi dalam percapatan dalam penanganan semua persoalan, kalah cepat dalam menangani semua persoalan akan cepat kalah dalam persaingan global.

          “Kami akan memperbaiki kultur birokrasi dan kinerja PNS. Mengentaskan kemiskinan dan kesenangan sosial. Membuka lepangan kerja seluas-luasnya untuk memberi lapangan kerja bagi warga Bireuen, serta mempercepat pembangunan Infrstruktur ekonomi untuk meningkatkan produksi ekonomi rakyat dan negara.

          Namun di balik itu, kata Tu Sop lagi, hal yang paling utama adalah mengatasi problem dekadensi moral. Sebab kata Tu Sop, kita tahu konsep dan perencanaan sebaik apapun akan gagal jika idak mampu mengintegrasikan nilai moral Islam dalam semua aspek kehidupan.

          Sementara saat diberikan waktu untuk bertanya saat sesi tanya jawab, Tu Sop mengatakan, sebenarnya ia  tidak ingin bertanya untuk menghindari ketersinggungan teman-teman. Sebab, menurut Tu Sop, kalau pertanyaan sulit akan menjatuhkan, tapi kalau mudah bisa beliau jawab sendiri.

          “Tapi begini saja, bagaimana untuk Bireuen ke depan. Siapapun yang akan menang kita siap bergabung dan bersatu tanpa ada dendam atau terluka di antara kita “ ujar Tu Sop lagi.

          Sementara itu, saat pasangan no urut 5 bertanya tentang budaya politik yang sehat kepada Tu Sop, Tus Sop menjawab, budaya politik yang bagus itu disaat kita bisa bisa menghancurkan permusuhan tanpa ada musuh musuh yang hancur. Menghancurkan perselisihan tanpa ada kehancuran bagi yang berselisih, mampu menjadikan musuh menjadi teman.

          “Kita sebenarnya adalah umat Nabi Muhammad Saw yang fungsinya adalah akhlak dan moral. Jangan sampai kita karena perpolitikan menghancurkan kesatuan dan kekompakan kita. Kita bersaing bukan bermusuhan. Kemenangan sebenarnya adalah ketika kita mampu memenangkan rakyat kita dalam persiangan global, bukan saat mampu memenangkan diri kita hanya sampai kepada jabatan, sementara nasib rakyat masih terlunta-lunta, “ ujar Tu Sop.

          Oleh sebab itu, di akhir kesempatan Tu Sop mengajak semuanya untuk berpolitik dalam paradigma baru yang tidak bebas nilai. Yaitu politik dimana Islam harus terintegrasi dalam setiap perilaku dan sikap, dalam setiap waktu dan semua aspek kehidupan.[bahri/admin]

REVOLUSI AKHLAK


           “Era kebangkitan bangsa ini akan dimulai ketika akhlak terpuji telah meliputi dunia politik, sistem perekonomian, pendidikan, sosial budaya dan sebagainya. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa revolusi akhlak adalah jalan menuju kebangkitan dan kejayaan. Institusi pendidikan, organisasi, para akademisi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, santri, mahasiswa, politisi dan segenap elemen bangsa lainnya mesti terlibat secara massif dalam gerakan dan revolusi akhlak”   

Oleh Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab 

Ketua 1 Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA).
Ketua PCNU dan Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen.

          Negeri ini rusak bukanlah karena tidak adanya orang pandai. Orang-orang yang pandai di berbagai latar belakang keilmuan sangat banyak. Pertanyaan, kenapa negeri ini rusak, dan bahkan terus terpuruk dari waktu ke waktu? Dimanakah peran kaum intelektual untuk membendung realitas terjadinya kerusakan dalam berbagai tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan juga Aceh dewasa ini? Sesungguhnya problem bangsa ini bukanlah pada faktor kecerdasan – intelektual, persoalan kita adalah kerusakan akhlak yang hari ini menjadi kekuatan yang dominan yang berbahaya dimana ia mengalahkan akhlak yang mulia. 

Maka tidak aneh ketika kita menyaksikan orang-orang yang kuat mengeksploitasi yang lemah, yang pandai mengeksploitasi masyarakat awam. Tidaklah cukup bagi bangsa ini meraih kemajuan sekedar berbekal kecerdasan, kepakaran dan ilmu pengetahuan dan teknologi – jika tanpa akhlak yang terpuji.

          Dalam bidang ekonomi, kerusakan akhlak menyebabkan terjadinya praktek kapiatalistik yang merubah wajah kaum cerdik cendekia menjadi predator bagi yang lain. Bagaimana kita memahami jika seorang yang paham ekonomi namun justru menciptakan sistem ekonomi ribawi yang menjerat leher masyarakat bawah? Inilah problem akhlak tercela. Dalam bidang politik, kerusakan akhlak menyebabkan politik hanya untuk memperkaya diri dan kelompok yang pada intinya hanya  menjadi sekedar alat eksploitasi masyarakat miskin. 

Dalam bidang pendidikan, kerusakan akhlak menyebabkan orientasi pendidikan berubah menjadi sekedar untuk kepentingan materialisme. Efeknya, pendidikan gagal melahirkan produk yang memiliki karakteristik Islami yang mampu menjawab tantangan zaman. Dan dalam bidang hukum juga demikian, ketika akhlak rusak maka hukum menjadi sebuah permainan yang jauh dari keadilan, karena telah dimanfaatkan untuk mengeksploitasi yang lain, menghancurkan orang-orang yang tidak disenangi. 

          Di balik itu, dekadensi moral seperti gaya hidup KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) saat ini telah membuat kerusakan di berbagai sendi pembangunan negara. Begitu juga, narkoba, perjudian, pergaulan bebas, pornografi dan pornoaksi sangat cukup menjadi penyebab kehancuran sebuah bangsa. Bahkan di level Aceh, hari ini kita mengalami kecemasan yang sangat besar ketika kita memperhatikan generasi muda kita yang tidak sedikit terjebak dalam dunia hitam Narkoba. Apa jadinya negeri ini jika kita mewarisakan generasi yang lemah dan rusak?

          Dalam kondisi yang memprihatinkan ini, tepatlah ketika Rasulullah Saw di masa hidupnya mempertegas fungsi kerasulan beliau, “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah Swt adalah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak manusia”. Misi inilah yang disebut sebagai Rahmatan lil ‘alamin. Apakah kecil tugas pembinaan akhlak? Tentu saja tidak. Sebab, realitasnya kerusakan akhlak menyebabkan kerusakan di berbagai sendi kehidupan. Berkata Syauqy Bey dalam sya’irnya, “Hidup dan bangunnya suatu bangsa tergantung pada akhlaknya, jika mereka tidak lagi menjunjung tingi norma-norma akhlaqul karimah, maka bangsa itu akan musnah bersamaan dengan keruntuhan akhlaknya”.

          Ketika akhlak runtuh, maka yang akan datang selanjutnya adalah kehancuran. Oleh sebab itu, melihat kembali pentingnya pembangunan berbasis akhlak adalah sebuah keniscayaan, keharusan dan bahkan juga kewajiban yang mendesak. Maka jawaban dari semua ini adalah “Revolusi Akhlak”. 

          Sungguh, kita tidak punya waktu lebih banyak lagi selain melakukan gerakan besar mencegah dekadensi moral dengan gerakan revolusi akhlak, sebuah gerakan mendasar yang harus dilakukan secara massif. Revolusi akhlak harus dilakukan dengan melibatkan seluruh sarana dan prasarana, memaksimalkan seluruh sumber daya manusia dan dengan waktu yang lebih ekstra. Sebab, jangkauan perbaikan akhlak ini sangat luas, meliputi seluruh tatanan kehidupan. Aspek sosial budaya, dunia perekonomian dan pasar, politik, pendidikan, keamanan dan sebagainya, semuanya membutuhkan sentuhan revolusi akhlak.

          Jangan lagi kita mendengar tugas perbaikan akhlak hanya dibebankan pada satu kelompok, dan bahwa akhlak terpuji hanya harus dimiliki oleh sekelompok santri. Kita membutuhkan revolusi akhlak yang meliputi seluruh status sosial dan strata di masyarakat, dari yang miskin sampai yang kaya, yang tidak berilmu sampai yang berilmu, yang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan hingga seterusnya.

          Kita betul-betul harus berjuang memancarkan cahaya akhlak Islam ke setiap sudut wilayah Aceh dan negeri ini. Pancaran sinar akhlak harus menyentuh hingga ke setiap pribadi manusia yang menghuni bumi Iskandar Muda ini. Kita harus memastikan bahwa masyarakat kita dalam status sosial manapun harus memiliki akhlak yang mulia, seperti malu, baik hati, jujur, sedikit bicara, banyak bekerja, meninggalkan segala hal yang tidak penting, berbakti kepada orang tua, silaturahim, sabar, bersyukur, lembut, dan pemaaf. Dan kita juga harus memastikan tidak ada lagi sifat-sifat buruk dalam diri kita dan masyarakat kita serta bangsa ini. Tidak ada lagi sifat pendendam, suka memfitnah, buruk sangka, mengumpat, mencaci maki, memutus tali silaturrahmi.
         
          Sesungguhnya akhlak terpuji yang dimiliki oleh rakyatnya niscaya akan menjadi modal besar sebuah bangsa untuk meraih kemajuan dan kebangkitan. Ketika akhlak terpuji telah menjadi gaya hidup sebuah bangsa, maka pastilah bangsa itu akan maju, berkembang dan memiliki citarasa peradaban. Apalah artinya jika ilmu pengetahuan maju, tapi tidak punya moral? Apa jadinya jika ekonomi kita maju, namun kita terjerat dalam hedonisme duniawi, dimana perintah Allah justru ditinggalkan?
         
          Namun demikian, revolusi akhlak bukan berarti akan meninggalkan cita-cita kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, sosial budaya dan pendidikan. Akhlak terpuji akan mengawal kemajuan tersebut agar ia selaras dengan harapan Islam. Sebab, kita bukan hanya harus sukses di dunia, namun juga harus sukses di akhirat sekaligus. Tidak ada artinya sukses dunia namun gagal di akhirat. Sebab, akhirat adalah kehidupan abadi, sementara dunia adalah kehidupan sementara. Begitu juga, alangkah lebih baik jika di dunia kita sukses, dan di akhirat juga sukses. Itulah harapan Islam kepada kita.
         
          Orang yang memiliki akhlak yang bagus akan selalu terdorong untuk berbuat baik antar sesama. Sebab dalam doktrin akhlak, seseorang dituntut untuk istiqamah dalam prinsip-prinsip kebajikan walaupun kepada orang yang bersikap baik terhadap dirinya. Dan ini akan menjadi magnet yang dapat menarik keridhaan Allah swt sekaligus simpati orang-orang yang berinteraksi dengannya.
         
          Saat Rasulullah saw ditanyai oleh sahabatnya tentang pengertian akhlak, beliau mendiskripsikan bahwa akhlak itu adalah memberi kepada orang yang kikir kepada kita, menyanyangi orang yang membenci kita, bersilaturrahmi dengan orang yang memutuskan silaturrahmi dengan kita. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh para sahabat Rasul hingga mereka menjadi orang-orang besar. Bahkan namanya dikenang hingga sekarang.
          Orang yang tidak berakhlak cenderung tidak disenangi oleh siapapun. Tidak disenangi oleh Allah Saw dan Rasul-Nya, juga cendrung dijauhi oleh manusia. Hal ini dapat diukur dari diri kita sendiri. Bagaimana kita tidak menyenangi orang yang berkepribadian buruk, maka demikian pula orang tidak menyenangi kita saat kita tidak berakhlak.
         
          Maka mari bayangkan jika akhlak mulia telah dimiliki oleh berbagai komponen bangsa ini. Pastilah kita akan keluar dari segenap problematika kehidupan yang mendera bangsa kini. Era kebangkitan bangsa ini akan dimulai ketika akhlak terpuji telah meliputi dunia politik, sistem perekonomian, pendidikan, sosial budaya dan sebagainya. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa revolusi akhlak adalah jalan menuju kebangkitan dan kejayaan. 

Institusi pendidikan, organisasi, para akademisi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, santri, mahasiswa, politisi dan segenap elemen bangsa lainnya mesti terlibat secara massif dalam gerakan dan revolusi akhlak.  Sungguh, alangkah indahnya jika perjalanan hidup ini menjadi perjalanan ke syurga, dan saat itulah hasanah fiddunya dan akhirat bisa tercapai. Hal itu tidak akan terjadi tanpa mengintegrasikan akhlak dalam semua aspek kehidupan. Wallahu a’lam bishshawab.

Minggu, 05 Februari 2017

Tu Sop: Saya Maju dari Jalur Independen untuk Persatukan Ummat


Tu Sop dan dr Pur

      Tusop.com, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab di halaman Fanspage Facebooknya mengatakan, beliau maju sebagai sebagai calon Bupati Bireuen lewat jalur independen salah satunya adalah untuk mempersatukan semua aliansi dan faksi partai politik. 

          “Jadi, sejak dari awal saya sudah memutuskan untuk tidak mendaftar melalui jalur partai politik. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil pertimbangan yang matang dan kajian mendalam tentang anatomi pemerintahan dan perpolitikan selama ini. Intinya, seluruh potensi negatif yang digambarkan oleh pihak-pihak tertentu sudah dianalisa dan dikaji lebih dahulu, “ ujar Tu Sop mengawali penjelasannya.

          Justru, kata Tusop, maju lewat jalur independen merupakan sikap solutif yang bermanfaat bagi realisasi persatuan ummat.

          “Justru sebuah sikap cerdas dan solutif sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak, sekaligus mempersatukan semua aliansi dan faksi dari berbagai partai sehingga memberikan manfaat bagi realisasi persatuan ummat dan masa depan bangsa, “ kata Tusop. [bahri]


Berikut pernyataan Tu Sop di halaman Facebooknya.


Jalur Independen Bagi Saya Adalah Inisiatif, Bukan Alternatif

          Banyak yang bertanya kenapa saya maju sebagai calon Bupati Bireuen melalui jalur independen, bukan jalur partai. Terakhir pertanyaan ini juga muncul saat debat Calon Bupati dan Wakil Bireuen beberapa waktu lalu. Maju lewat jalur independen bukan alternatif, melainkan inisiatif dan pilihan pribadi dan tim. Jadi, sejak dari awal saya sudah memutuskan untuk tidak mendaftar melalui jalur partai politik. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil pertimbangan yang matang dan kajian mendalam tentang anatomi pemerintahan dan perpolitikan selama ini. Intinya, seluruh potensi negatif yang digambarkan oleh pihak-pihak tertentu sudah dianalisa dan dikaji lebih dahulu.

          Namun demikian, Saya pribadi alhamdulillah selama ini selalu beinteraksi dengan legislatif, dan di semua partai. Di lapangan, dalam interaksi saya dengan para politisi lintas partai politik, saya memahami bahwa masih banyak di antara mereka yang memiliki pikiran yang positif. Masih banyak di antara mereka yang berperilaku baik dan masih berfikir untuk masyarakat. Baiklah, saya ingin menjawab lebih runut tentang eberapa pertimbangan saya maju lewat jalur independen. 

          Pertama, keputusan ini untuk menghindari berkeseblasan bagi keseblasan partai. Sementara semua partai berkewajiban membela semua rakyat, tanpa memilih dari partai mana. 

          Lebih dari itu, juga untuk menghindari sebuah “konspirasi” antara penguasa dan partai penguasa menjadi sebuah “konspirasi” antara eksekutif dan legislative yang menjadi mafia kekuasaan untuk agenda-agenda yang tersembunyi dan terselubung yang merugikan rakyat, dimana ini didalangi dari belakang untuk kepentingan personal atau kelompok. Semua rakyat mengharapkan penguasa dan pemimpin berkuasa untuk mewujudkan kemaslahatan rakyat, bukan untuk kepentingan kelompok.

          Kedua, masih banyak kawan saya di legislative yang pro rakyat. Tetapi realitasnya mereka sulit berkiprah karena dikendalikan oleh kelompok-kelompok tertentu. Maka kemudian, jalur independen lah sebagai salah satu strategi dan syarat bagi saya untuk melepaskan dari belenggu-belenggu tersebut demi kemaslahatan masyarakat banyak.

          Oleh sebab itu, maju lewat jalur independen sesungguhnya bukanlah kekurangan dan kelemahan. Justru sebuah sikap cerdas dan solutif sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak, sekaligus mempersatukan semua aliansi dan faksi dari berbagai partai sehingga memberikan manfaat bagi realisasi persatuan ummat dan masa depan bangsa.

          Ketiga, ada yang bertanya, bagaimana seandainya dalam menjalankan pemerintahan lalu dikriminalisasi oleh pihak-pihak tertentu. Pertama harapan saya mjudah-mudah itu tidak terjadi kalau memang sama-sama pro rakyat dan membela kepentingan dan masa depan mereka. Bagi saya, seandainya setiap program pro rakyat yang kami cetuskan dikriminalisasi, maka itu sama saja dengan membunuh prospek masa depan mereka sendiri, karena mereka pasti akan ditinggalkan oleh rakyat. Tapi sekali lagi, saya yakin tak ada yang ingin ditinggalkan oleh rakyat. Wassalam
         
Tertanda,
Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab
Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen

Selasa, 31 Januari 2017

Orasi Politik di Kuta Blang, Tu Sop: Politik Kotor, Tapi Jangan Dibiarkan Terus Kotor





          Bireuen – Pada hari Sabtu tanggal 28 Januari 2017, Tu Sop kembali berorasi di lapangan Kuta Blang Kab. Bireuen dan dihadiri 3000 lebih masyarakat. Sebelum Tu Sop berorasi, Tgk Nasruddin Judon (Abi Nas) selaku Ketua Tim pemenangan Tu Sop-dr Pur memberi pencerahan kepada jama'ah. Abi Nas mengatakan, sebagaimana yang sudah kita maklumi disaat Tu Sop mencalonkan diri sebagai bupati Bireuen berbagai macam tanggapan timbul. Ada yang setuju ulama berpolitik dan juga ada yang tidak sependapat bila ulama berpolitik praktis, baik dari kalangan masyarakat sendiri atau dikalangan tokoh-tokoh agama.
         
          “Tetapi untuk kita yang hadir malam ini, mungkin ini telah kita mengerti bersama bagaimana Islam itu menuntun pemimpin ummatnya. Mungkin untuk kita yang barangkali pernah berjama'ah di masjid-masjid atau menasah, hampir setiap saat imam shalat membacakan do'a sebagai harapan pada Allah, apa do'a ?

ربنا لاتسلط علينا بذنوبنا من لا يخافك ولا يرحمنا

          Ya Allah jangan engkau berikan pemimpin-pemimpin pada kami dengan sebab dosa kami orang-orang yang tidak takut pada engkau dan juga tidak mencintai kami, “. Kata Abi Nas sembari membaca do’a tersebut.
         
          Setelah orasi Abi Nas, kemudian orasi politik dilanjutkan oleh Tu Sop sendiri kandidat Bupati Bireuen no urut 3 berpasangan dengan dr Purnama.

          “Malam ini saya berbicara dengan hati semoga yang menerima untaian kata-kata saya juga dengan hati juga. Di saat saya bersama dengan dr Pur mendeklarasikan diri berbagai tanggapan hadir di berbagai kalangan. Hadiri ini saya hadir mencalonkan diri sebagai Bupati bukan karena cinta dan loba akan jabatan, bukan karena ingin menambahkan kekayaan apalagi dengan harta haram "Tu Sop uro nyoe ka glah-glah pajoh, hana payah pajoh glah-glah", ujar Tu Sop.                       

          Hari ini kata Tu Sop, kita lihat dengan kasat mata, mayoritas masyarakat hilang kepercayaan kepada politik. Seakan-akan semua yang calon bupati hari ini cinta jabatan, dan ingin menambah kekayaan. Kata Tu Sop, memang tidak salah pemahaman masyarakat karena memang ini prilaku politik hari ini. Tetapi hari ini saya hadir kedunia politik mencalonka diri sebagai Bupati Bireuen yang pertama ingin menyampaikan dakwah politik, sudah cukup politik-politik kotor yang menyesatkan ini di negeri kita.
         
          “Mari kita sama-sama berpikir bagaimana menyusun perencaan agar negeri kita kuat. Mari berpikir untuk anak cucu kita sebagai generasi masa depan yang akan hidup di negeri ini setelah kita tiada. Bagaimana kita jadikan negeri ini sebagai tempat yang nyaman untuk mereka, nyaman ekonominya, nyaman prilaku dan akhlaknya, “ ujar Tu Sop.                       

          Tu Sop mengatakan, saat ini ada yang beranggapan politik itu kotor tidak cocok Tu Sop berpolitik takut terkotori Tu Sop nantinya. Malam ini saya katakan hari politik kotor maka saya hadir untuk mempersihkan. Kotor itu jangan dibiarkan untuk terus kotor, dan juga tidak boleh membuat semakin kotor. Maka jika kita sepakat politik itu kotor mari kita sama-sama hadir untuk membersihkan, kata Tu Sop lagi.
         
          Jika kotor maka harus hadir orang-orang bersih yang tujuan ingin membersihkan, jangan kita biarkan hadir orang yang tidak ingin membersihkan yang kotoe itu, sekalipun semuanya sepakat bahwa iti kotor tapi melarang orang baik untuk membersihkan. Maka kehadiran saya ingin katakan bahwa politik ini bukan untuk mencari lahan kerja, tetapi bagaiman berpikir agar negeri ini kuat dan generasi bangsa ini tidak lemah dalam persaingan global, “ tandas Tu Sop lagi.

          Negeri kita kata Tu Sop hari ini tidak jadi solusi untuk bangsa kita sendiri. kenapa malaysia bisa? Disamping menjadi solusi untuk bangsanya juga jadi solusi untuk bangsa lain. Ini yang perlu kita pikirkan sama-sama jangan sampai anak cucu kita nanti jadi babu-babu cina, jadi budak bangsa lain.                       

          “Ini yang ingin saya sampaikan. Bahwa beginilah politik yang sesuai dengan prilaku Islam. jika kita sepakat, maka InsyaAllah politik-politik kotor itu akan tutup toko di negeri kita karena lewat kecerdasan rakyat dalam berpolitik. Mari sama-sama berjuang dengan harapan sebagai amal kebaikan dan pahala, “ tandas Tu Sop. [bahri/admin]

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.