Jumat, 01 November 2019

Malam Ini Tu Sop Isi Pengajian TASTAFI Di Bayu Aceh Utara

IST. Tu Sop sedang menjelaskan BMU dihadapan Stockholders Pemda Bener Meriah saat Penyeharan Rumah BMU 028. Photo @al fadhal


Laporan Al Fadhal

Bireuen-Dalam rangka memenuhi undangan Pengurus Wilayah Majelis Pengajian Zikir Tastafi Kecamatan Syamtalira Bayu Aceh Utara yang bekerja sama dengan Panitia PHBI Masyarakat Gampong Blang Bayu Kecamatan Setempat, Tu Sop hadir malam ini Jumat, (01/11/2019) Malam ke lokasi acara.

Menurut Koordinator Protokoler Tu Sop Tgk Bahri via pesan WhatsApp seperti dikutip staff Khusus Imam Besar BMU Al Fadhal, Ayahanda Tu Sop dipastikan hadir malam ini ke Aceh Utara dan saat ini pukul 20.00 WIB ayahanda beserta Tim Multimedia sedang dalam perjalanan.

"Ya kita saat ini masih dalam perjalanan, Jika tidak ada halangan jam 20.45 WIB Insya Allah sudah tiba ke lokasi acara",. Sebut Bahri.

Acara ini lanjut Bahri dilaksanakan Panitia pelaksana dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H, dengan tema "Meneladani Akhlaq Rasulullah Sebagai Bekal Membangun Generasi Milenial Yang Insani".

Tu Sop direncanakan mengisi tausiah dalam bentuk tiga session acara, season pertama Ayahanda memaparkan materi, season kedua interaksi tanya jawab dalam konteks Umum dan season terakhir Akan ditutupi dengan Zikir Akbar Majelis Zikir Yadara yang dipimpin oleh Tgk. Khalili (Aceh Khalili) dari Jeunieb. Ujarnya.

Selain itu acara ini Akan disiarkan langsung melalui Live Streaming Video YouTube dan Fanpage resmi Tu Sop. Bagi masyarakat luas di Aceh maupun di manca negara yang ingin melihat langsung, bisa mengakses via Chanel YOUTUBE YADARA TV:https://www.youtube.com/YADARATV  atau melalui FansPage Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab: https://www.facebook.com/tusopjeunieb di PC atau gadget Android anda. (Al Fadhal)

Selasa, 29 Oktober 2019

Seminar Kebangsaan Kemendikbud, Tu Sop : Dayah Sebuah Institusi dan Kekuatan Ekstra Era Kesultanan

Antropolog Aceh Dr. Kamaruzzaman Bustaman Ahmad dan Tu Sop sedang mengisi Seminar Kebangsaan Kemendikbud RI di Dayah MUDI Samalanga

Laporan Al Fadhal

Dalam Rangka Penguatan Nilai Kebangsaan di Pesantren atau Dayah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) gelar seminar sejarah di Dayah Ma'hadal Ulum Diniyah Islamiah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga pada Senin, (28/10) Sore. Halaqah Kebangsaan tersebut Dibuka oleh Mudir Mah'ad Aly  Dayah Mudi Tgk. H. Zahrul Fuadi atau Abi Mudi. 

Acara yang bertema "Merawat Ingatan Sejarah Untuk Memperkokoh Keindonesiaan" Menghadirkan pemateri dari Kalangan Ulama Dayah dan Akademisi, mereka adalah Tgk H M Yusuf A Wahab atau Tu Sop Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan Antropolog Aceh Dr. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad Akademisi UIN Ar Raniry serta Dr. Tgk. Muntasir Abdul Kadir, M.A. sebagai Moderator. 

Kepala Subdirektorat Geografi Sejarah. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Bapak Agus Widiatmoko, S.S disela-sela acara berlangsung mengatakan ada tiga bentuk kegiatan yang diselenggarakan Kemendikbud selama 3 hari dari tanggal 27-30 Oktober 2019. Tiga kegiatan tersebut adalah Seminar Kebangsaan, Lomba Esai Kebangsaan dan Pameran Kesejarahan.

"Kegiatan ini bentuk kerja sama Direktorat Sejarah dengan Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah, Bireuen, Provinsi Aceh, bertujuan untuk menguatkan ingatan kolektif bangsa bagi generasi muda serta menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan memperkokoh persatuan bangsa, Semangat kebangsaan yang dinafasi nilai dan tradisi pesantren dapat menjadi modal dan model untuk menguatkan karakter kebangsaan bagi Pimpinan Dayah dan Santri,". Sebut Agus.

Kegiatan Penguatan Nilai Kebangsaan di Pesantren tambah Agus, tidak akan berjalan baik tanpa bantuan berbagai pihak, Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada Pengasuh Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah beserta jajarannya, Ketua Pengurus Besar Nahdlhatul Ulama beserta jajarannya, Ketua PWNU Aceh, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh dan kepada seluruh pihak yang ikut membantu terselenggaranya kegiatan ini. Sebut Agus. 

Kasubdit Dirjen Geografis Sejarah Kemendikbud RI Agus Sudjatmoko, S.S membuka kegiatan Halaqah Kebangsaan 


Sementara itu Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf  A Wahab yang biasa dipanggil dengan sebutan Tu Sop dalam memaparkan materinya menyebut Dayah mempunyai latar belakang sejarah, maka untuk memperkokoh dan membangun masa depan yang lebih baik hal yang paling urgen dan mesti dilakukan adalah mengingat kembali struktur peristiwa masa lalu, baik yang berkaitan dengan Kebangsaan maupun yang berkaitan dengan Dayah. 

Pertama Kita tertarik mengatakan Dayah bukan Pesantren karena dalam peradaban masa lalu ada perbedaan antara Dayah Aceh dengan Pesantren di Provinsi lain dimana Ulama-Ulama Aceh masa Kesultanan merupakan representasi dari Dayah, Aceh saat itu sebuah bangsa yang maju, eksis dan kuat didalam struktur kenegaraan, sehingga Aceh kala itu bisa mengekspansi beberapa kerajaan lain hingga ke Malaka, tidak mungkin Aceh bisa menguasi daerah-daerah jajahan Portugis di Semenanjung Malaka jika Aceh bukan sebuah bangsa yang maju, bangsa yang kuat, kuat dalam politik, kuat dalam pertahanan keamanan, kuat dalam ekonomi dan lain sebagainya. sebut Tu Sop Pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb. 

Hal ini terjadi karena orang-orang Aceh dimasa lalu didik oleh ulama, mereka kuat tidak hanya dari segi agama tetapi mereka kuat secara universal di semua aspek kehidupan dan kenegaraan, saat itu ulama berperan sebagai sebuah kekuatan ektra negara yang hadir bekerja sama dengan Kesultanan memperkokoh kebangsaan dan kenegaraan, pengambil kebijakan dan pengambil kesimpulan sebuah keputusan secara politik Kesultanan.

Setalah masuknya Belanda pada Agresi I dan II, mereka mempunyai strategi menguasai para penguasa dan para pemimpin-pemimpinnya dengan target meriberalkan pikiran  ala mereka dan memoderenkan cara beperpikir para hulubalang lewat tangan Snouck Hogrounye, mereka berhasil menguasi dan mempengaruhi kebijakan politik para bangsawan dan kaum feodal, tetapi tidak dengan kaum ulama. Sebut Tu Sop yang juga Dewan Penasehat Kaukus Wartawan Peduli Syari'at Islam (KWPSI) ini. 

Ulama saat itu dengan ilmu Tasawufnya tidak ikut tenggelam dengan keinginan penjajah, para ulama langsung keluar dari kekuasaan melakukan somasi dan protes sehingga menjadikan sebuah kekuatan baru untuk melawan penjajahan disaat yang lain menjadi lemah, ulama lah yang bergerak lewat bahasa agamanya dan Hikayat prang sabi mampu menggerakkan ummat berperang melawan penjajahan secara terus menerus. 

Dari beberapa peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa Pesantren (Dayah) dulu merupakan sebuah institusi dengan para ulamanya sebagai (broker) perantara antara rakyat dan kekuasaan disaat kekuasaan itu menguntungkan rakyat dan agama, dan sebaliknya disaat kekuasaan itu tidak menguntungkan agama dan rakyat, maka para ulama langsung melakukan somasi dan protes. 

Kedua : terbentuknya  Indonesia sebagai sebuah negara baru hasil dari kesepakatan bersama, Aceh masuk bukan lagi sebagai sebuah bangsa melainkan sebuah suku dalam sebuah bangsa yang  baru yaitu Bangsa Indonesia. Setiap suku yang bergabung memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda, artinya mereka siap mengorbankan sebuah indentitas kebangsaan demi sebuah bangsa yang baru. Maka oleh karena itu Perlu kita ketahui bahwa diawal kemerdekaan Indonesia bangsa yang baru dari hasil kesepakatan bersama, bukanlah sebuah bangsa yang sudah berpengalaman, dalam mengurusnya membutuhkan kesepakatan bersama pula. 
Aceh hadir sebagai bangsa yang sudah berpengalam melakukan protes terhadap kebijakan politik yang tidak sesuai dengan pengalaman dan indentitas bangsa mereka, dimulai dari  DI TII, AM dan GAM. 

Oleh karena itu berbicara masa depan Indonesia dalam sebuah bangsa hasil kesepakatan pendahulu kita timbul kegalauan pemikiran didalam melihat perpolitikan Indonesia saat ini apakah akan menghancurluluhkan peradaban-peradaban para leluhur kita atau sebaliknya, disaat kekuasaan ingin membuat sebuah peradaban baru jangan sampai menghancurkan peradaban masa lalu, kita bukan tidak setia dan bukan pula kita tidak mau bersaudara dengan siapa-siapa, tetapi hak kita menyelamatkan jati diri kita, jangan sampai disaat Dayah menyelamatkan jati diri demi masa depan yang lebih baik dituduh oleh kekuatan baru dengan bahasa-bahasa baru dan tuduhan-tuduhan yang baru (Intoleran). Jelas Tu Sop mantan Tim Asistensi Gubernur Aceh periode lalu. 

Tu Sop mengingatkan dengan hadirnya Undang-Undang Pesantren yang baru jangan terlalu pagi untuk tersenyum, itu hanya sebuah UU yang belum tentu kita ketahui isi turunannya,  apakah menghancurkan jati diri pesantren atau menyelamatkan, dalam draf perumusan UU tersebut tidak dilibatkan perwakilan Dayah Aceh sehingga apakah sesuai atau tidaknya dengan kekhususan Dayah Aceh,  akhirnya kita selalu direncanakan orang. Oleh sebab itu jika UU Pesantren mampu diturunkan dalam turunannya benar-benar menyelamatkan jati diri dan peradaban pesantren masa lalu serta memperkuat eksistensi pesantren kedepan, maka bapak Jokowi adalah pelaku sejarah yang sangat baik dan sangat dikenang  untuk masa depan bangsa ini, tetapi sebaliknya kalau lewat UU itu menghancurkan jati diri Dayah, menghilangkan nilai-nilai asli kedayahan dan peradaban masa lalu maka Pak Jokowi akan memiliki sejarah yang sebaliknya, hari ini hari bersejarah dimana UU Pesantren sudah ada, tetapi sejarahnya akan berakhir dengan dua opsi menyelamatkan atau menghancurkan. Tutup Tu Sop yang juga Pimpinan Yayasan Dayah Bersaudara (YADARA) Grup.(*)

Minggu, 27 Oktober 2019

Ribuan Warga Woyla Hadiri Safari Subuh Bersama TU SOP


Laporan Al Fadhal


Tu Sop Ajak Masyarakat Woyla Menjadi Agen-agen Kebaikan


Meulaboh - Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop mengisi pengajian di dua tempat berbeda, salah satunya pengajian subuh akbar di Masjid Ie Itam Baroh Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat dan Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Dayah Serambi Aceh Kaway XVI pada Minggu, (27/10) dini hari

Camat Woyla Drs. Syarifuddin di sela-sela acara berlangsung mengatakan pengajian safari subuh ini rutin kita adakan setiap seminggu sekali secara keliling dibeberapa Masjid dalam Kecamatan Woyla, dan sudah berlangsung selama 3 tahun.

"Kita selalu Muspika Woyla telah mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menghadiri Safari Subuh Bersama, dan Al Hamdulilah seribuan masyarakat pagi ini hadir untuk menyemarakkan syiar ini," Kata Camat Woyla.

Sementara itu Tgk H. Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop Pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb dalam Tausiahnya menyebut kita perlu menyadari bahwa manusia yang sukses di dunia dan akhirat adalah manusia yang mampu melawan ajakan hawa nafsu, agama yang diturunkan Allah melalui Rasulullah kedunia adalah sebuah keberuntungan bagi manusia tanpa adanya kepentingan Allah, agama pula yang menjadi petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat dengan dua opsi tujuan akhir, surga atau neraka. Sebut Tu Sop.

Dalam kesempatan itu Tu Sop mengigatkan para jamaah Subuh Akbar untuk mempersiapkan investasi diri dalam menghadapi kematian, Tu Sop juga mengajak seribuan masyarakat yang hadir untuk menjadi agen pahala, jangan tunggu waktu kosong, bila perlu kosongkan waktu untuk menjadi agen-agen kebaikan.

"mengandalkan pahala ibadah sendiri saja belum tentu cukup untuk akhirat, saya melihat masih banyak orang lain tetangga kita yang tidak hadir disini, maka jadilah agen ajak mereka, sesungguhnya pahala yang Allah berikan kepada orang yang kita ajak juga sama akan Allah berikan kepada kita, logikanya kita dapat pahala double.
Maka hari ini saya melantik para hadirin sekalian menjadi agen-agen kebaikan," Tutup Tu Sop yang juga Dewan Penasihat Kaukus Wartawan Peduli Syari'at Islam (KWPSI).

Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat

Sejumlah Ulama Dayah Aceh Barat Mengikuti Mubahatsah (MUDAB) 

Pimpinan Yayasan Dayah Bersaudara (Yadara) Grup Tgk H. M. Yusuf A Wahab atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tu Sop juga mengisi Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Dayah Serambi Aceh Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kawai XVI Kabupaten setempat. Turut dihadiri oleh para pimpinan dan Teungku-teungku Dayah, tokoh agama, para santri dan masyarakat sekitarnya.

Majelis Mubahatsah ini membahas kajian kitab Mahalli Jilid I dan Ghayah Usal Masalik i'lat sambungan bab Hadats(*)

Sabtu, 26 Oktober 2019

Pagi Ini, Tu Sop Isi Pengajian Subuh Akbar Dan Mubahatsah Di Aceh Barat



Laporan : Al Fadhal

Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop pagi ini akan mengisi pengajian subuh akbar di Woyla dan Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Dayah Serambi Aceh Kaway XVI pada Minggu, (27/10) dini hari nanti. 

Hal ini disampaikan koordinator tim protokoler Tu Sop Tgk Bahri melalui pesan whatsapp yang dikirim ke Redaksi Sabtu, (26/10) malam. 
Bahri menyebut Ayahanda Tu Sop akan mengisi pengajian didua tempat yang berbeda. 

"Insya Allah Tu Sop subuh nanti akan mengisi pengajian Subuh Akbar pada pukul 04.00 wib dini hari di Masjid Ie Itam Baroh Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat,". Sebutnya. 

Dikatakan Bahri Acara ini diselenggarakan oleh Badan Kemakmuran Masjid Al Wustha Kuala Bhee dalam rangka memperingati tahun baru islam 1441 H dengan tema" Dengan semangat tahun baru Islam kita tingkatkan kepedulian sosial antar sesama". Selain itu acara shalat subuh, Zikir dan Tausiyah bersama ini turut dihadirkan Tgk Abdul Arif sebagai pimpinan zikir, Kadis Syari'at Islam Aceh Barat Tgk. H. M. Isa, S. Pd sebagai pembaca doa dan Tgk H Nurdin MK sebagai Imam. 

Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat 
Tu Sop dan Abiya Jeunieb pada acara penyerahan Rumah BMU 027 di Aceh Barat

Selesai Acara Subuh Akbar, Bahri menyebut pada pukul 09.00. Wib hari ini Tu Sop akan bertolak ke Dayah Serambi Aceh untuk mengisi acara Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kawai XVI Kabupaten setempat. 

Majelis Mubahatsah akan membahas kajian kitab Mahal Jilid I dan Ghayah Usal Masalik i'lat sambungan bab Hadats. Acara ini juga bisa diakses melalui live streaming via fanpage Facebook resmi Tgk H M Yusuf A Wahab.(Al Fadhal) 

Donasi Terpenuhi, BMU Bangun Rumah Guru TPA Di Aceh Besar



Proses Pembangunan Rumah BMU 038 Di Aceh Besar

Laporan Al Fadhal


Banda Aceh - Dewan Pimpinan Pusat Barisan Muda Ummat (BMU) kembali membangun satu unit rumah layak huni untuk janda miskin yang berprofesi sebagai Guru Taman Pendidikan Al Qur'an (TPA) di Kabupaten Aceh Besar. Dana Pembangunan rumah tersebut merupakan donasi patungan gerakan sepuluh ribu rupiah masyarakat Aceh di dalam maupun diluar negeri melalui donasi BMU Peduli.

Hal ini disampaikan oleh Imam Besar BMU Tgk. H. M. Yusuf A Wahab (Tu Sop) melalui siaran pers Humas BMU yang dikirim ke Redaksi pada Sabtu, (26/10) siang mengatakan proses pembangunannya mulai dikerjakan oleh DPD BMU Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, rumah dengan kode BMU 038 ini rencananya akan diserahkan kepada Ummi Sakdiah (54) Guru Balai Pengajian warga Gampong Ateuk Angguk Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.

"Terima kasih kepada seluruh donatur yang telah berpartisipasi dalam Donasi BMU Peduli, Alhamdulillah Dana sudah terpenuhi berjumlah 33.769.000 Rupiah, maka pada malam ini Jumat 25 Oktober 2019 Donasi Rumah BMU 038 dengan resmi kita tutup,". Kata Tu Sop seperti dikutip Humas BMU Al Fadhal.

Sekjen BMU Pusat Tgk Zainuddin MZ yang didampingi Bendahara BMU Peduli Fitriadi, S. Hut di sela-sela Rapat Penutupan Donasi menjelaskan BMU Peduli mulai membuka donasi Rumah BMU 038 pada tanggal 15 - 25 Oktober 2019 selama 10 Hari, Fitriadi menyebut total dana yang masuk 33.769.000 Rupiah dari 217 orang donatur, sementara dana yang dibutuhkan Rp. 31.823.000.- sisanya 1.946.000 akan digunakan untuk pembangunan rumah selanjutnya.

" Dengan mengucapkan Alhamdulillah. Donasi untuk rumah BMU 038 An. Ummi Sakdiah Gampong Ateuk Angguk Kecamatan Ingin jaya Kab. Aceh Besar sudah terpenuhi berjumlah Rp. 33.769.000,-. Maka dengan ini kami nyatakan di tutup,". Kata Sekjen BMU.

Profil Penerima Rumah


Ummi Sakdiah saat ini tinggal dirumah berkonstruksi papan dan seng bekas rumah Aceh peninggalan orang tuanya yang telah dibongkar, dengan berlantai tanah ukuran 3x5 M tanpa pemisah kamar dengan dapur dengan kondisi sangat memprihatinkan. Dan dirumah ini pula Sakdiah mengajar Al Qur'an untuk anak-anak tetangganya.

Dalam kunjungan tim verifikasi faktual BMU pusat Sakdiah menceritakan sebelumnya juga ada beberapa lembaga lain yang menawarkan Bantuan rumah, tapi hingga saat ini belum juga terealisasi.

Saat ini Sakdiah telah mendapatkan sepetak tanah dari warisan orang tuanya untuk membangun rumah layak huni, tapi apa daya jangankan membangun rumah, untuk memenuhi kebutuhan hidup harus mendapat bantuan keluarganya.
Apalagi setelah ajal menjemput Alm suaminya Abdullah pada Agustus lalu lengkap sudah penderitaan yang dialaminya. Mereka dikaruniai satu anak perempuan yang sekarang mondok di salah satu Dayah di Aceh Besar. (Al Fadhal) 

Minggu, 22 September 2019

Tu Sop Tutup Lomba dan Pelatihan Pembekalan Fardhu'in & Doa Shalat Secara Fasahah Bagi Ibu-Ibu Jamaah Sirul Mubtadin

Ketua HUDA Tgk H M Yusuf A Wahab Sedang Menyampaikan Tausiah Pada Penutupan Acara Pelatihan Fardhu'in dan Baca Doa Shalat Fasahah Ibu-Ibu Jama'ah Sirul Mubtadin 
Laporan : Al Fadhal

Bireuen-Ratusan Ibu-ibu Jama'ah Forum Majelis Taklim Sirul Mubtadin Kecamatan Peulimbang mengikuti penutupan pelatihan & lomba fardhu’in, kifayah dan doa shalat secara tajwid dan fasih. Event perlombaan antar Majelis Taklim per Gampong ini turut dihadiri oleh unsur Forum Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Peulimbang, Camat, Kapospol, Danramil, Abiya Rauhul Mudi, Imum Mukim, Para Keuchik, para Sekdes, para Imum Gampong, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan perangkat Gampong yang dilaksanakan di Pesantren Darul Hidayah Gampong Rambong Payong Kecamatan Peulimbang Kabupaten Bireuen pada Minggu, (22/09/2019) pagi.


Ketua Forum Majelis Taklim Sirul Mubtadin Aceh Cabang Kabupaten Bireuen Tgk Sulaiman disela-sela acara berlangsung menyebut kegiatan ini merupakan implementasi dari program Forum Majelis Taklim Sirul Mubtadin untuk pembekalan fardhu'in para jamaah dalam melakukan ibadah  sehari-hari.

 “Acara perlombaan ini sebenarnya sebagai patron kita untuk melihat hasil pencapaian  para ibu-ibu jamaah Sirul Mubtadin setelah mengikuti pelatihan selama dua bulan terakhir di Gampong masing-masing, maka kita beri apresiasi sebagai Majelis terfavorit kepada satu Majelis Taklim yang tampil dengan baik,". Sebut Tgk Sulaiman yang sering disapa Walidi.


Walidi menambahkan dari 21 Gampong di Kecamatan Peulimbang hanya 15 Gampong yang mengikuti pelatihan ini, Gampong Teupin Panah, Seuneubok Nalan, Seuneubok Punti, Uteun Rungkhom dan Uteun Sikumbong. Selanjutnya Gampong Seuneubok Seumawe, Seuneubok Aceh, Garab, Padang Kasap dan Kreung Baro. Terakhir Gampong Bale Daka, Seuneubok Teungoh, Seuneubok Peulimbang, Cot Geulumpang dan Matang Kule. Diantara ke 15 Desa tersebut Majelis Taklim Gampong Uteun Sikumbong meraih juara favorit. Sebutnya.

Dikatakan Walidi mereka sebelumnya telah dibekali dan dilatih setiap minggu di Gampong masing-masing oleh 3 orang intruktur sekaligus Dewan Juri masing-masing Tgk Khalili, Tgk Samsol Bahri dan Tgk H. Mukhlis, S. Ag.



Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) sekaligus Penasehat Forum Majelis Taklim Sirul Mubtadin Aceh Pusat  dalam tausiahnya mengatakan pentingnya pelatihan doa shalat apalagi buat perempuan yang notabene guru pertama bagi anak-anak dirumah, Islam terbangun atas 5 pondasi (rukun islam), maka ada empat macam bentuk ibadah seorang muslim didalamnya dimana shalat menjadi ibadah diurutan pertama.



"Dalam pandangan islam seorang muslim yang meninggalkan shalat itu layak dipancung, artinya lebik baik mati dari pada hidup didunia tanpa mengerjakan shalat, Orang-orang tersebut akan sangat menderita diakhirat nanti. Bayangkan 1 hari saja kita meninggalkan shalat akan beresiko 30 tahun masuk neraka, apalagi berbulan-bulan atau bertahun-tahun meninggalkan shalat, kecuali kita bertaubat memohon ampunan dan mengkadhanya mudah-mudahan Allah akan memberi keringanan kepada hambanya,". Sebut Tu Sop yang juga Pendiri Dayah Multimedia Aceh ini. (Al Fadhal: Aktifis Ikatan Penulis Santri Aceh/IPSA Kabupaten Bireuen).

Tu Sop Lantik Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh

Pengurus RTA yang dilantik dalam sesi foto bersama dengan para ulama Aceh seperti Waled Marhana dan Tu Sop. Foto: Istimewa

Banda Aceh - Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab, melantik secara resmi puluhan Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh (RTA) periode 2019-2023. Proses pelantikan dengan tema “Melangitkan santri dan membumikan dayah” ini berlangsung pada Jum’at malam diselenggarakan di Dayah Markaz Ishlal Al-Aziziyah Luengbata, Banda Aceh, (20/9).

Dalam sambutannya, Tu Sop berharap agar pengurus besar RTA yang dilantik dapat memajukan organisasi santri ini seperti harapan para ulama dayah di Aceh.

”Kalau setelah dilantik kemudiaan pengurus passif sehingga organisasi tidak berkembang, maka itu sudah biasa. Tapi kalau setelah dilantik lalu semuanya aktif berkeja memajukan organisasi, maka itu hal yang luar biasa, “ ujar ulama yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb ini.

Tu Sop juga meminta agar pengurus besar RTA dapat secara aktif bersilaturahmi, baik silaturrahmi fisik maupun pemikiran. Sebab, kata Tu Sop menambahkan, dengan silaturrahmi fisik maka akan ditemukan kesamaan-kesamaan persepsi dalam memajukan organisasi. Namun yang lebih penting juga adalah silaturrahmi secara pemikiran.

“Kader-kader RTA harus terampil dalam memecahkan berbagai persoalan keummatan. Maka kerja-kerja dakwah harus berjalan maksimal. Arahkan ummat agar dapat masuk syurga dengan berbekal profesi masing-masing yang mereka geluti. Pedagang misalnya, arahkan mereka untuk berdagang sesuai syari’ah, termasuk untuk memperbanyak sedekah. Begitu juga profesi-profesi lain. Sebab dunia ini adalah ladang untuk berinvestasi untuk hari akhirat, “ tambah Tu Sop lagi.

Seusai pelantikan, para pengurus RTA dipeusijuk oleh Waled Marhaban Bakongan dan Tu Sop Jeunieb sendiri dan ditemani oleh Tu Bulqaini Tanjungan selaku ketua RTA periode pertama.

Sementara itu, Tgk Marbawi Yusuf seusai dilantik menjadi Rais ‘Am (Ketua Umum) RTA menyatakan, pihaknya bertekad untuk membawa RTA menjadi organisasi santri dayah yang sigap untuk mengawal implementasi syari’at Islam di Aceh. Selain, ia juga mengatakan bahwa RTA ke depan akan lebih pro aktif untuk menempatkan dirinya sebagai “anak-anak”nya para ulama dayah di Aceh.

Para pengurus RTA yang dilantik terdiri dari Tgk Marbawi Yusuf sebagai Rais 'Am (Ketua Umum) dan para ketua. Tgk Mahlil Al Haitami sebagai Katib 'Am (sekjend), Tgk Lukmanul Hakim sebagai bendahara dan seratusan pengurus lainnya.

Hadir dalam pelantikan ini para tamu undangan yang terdiri dari para ulama, Kapolres Banda Aceh, perwakilan dari Kodam Iskandar Muda, tokoh-tokoh Aceh dan seribuan santri. [Suara Darussalam/Zulkhairi]

Sabtu, 14 September 2019

Malam Ini Tu Sop Isi Pengajian Majelis Seniman Aceh


Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab yang biasa dipanggil Tu Sop Pimpinan Dayah Multimedia Aceh, dijadwalkan, Insya Allah, mengisi pengajian rutin yang diadakan oleh Majelis Seniman Aceh, malam ini, Ahad malam (Malam Seulanyan), 15 September 2019/16 Muharram 1441 H, pukul 20:30 WIB (bakda isya).

Pengajian yang diisi oleh Pimpinan Dayah Babussalam Al Azizah Jeunieb ini bertema “Menjadikan Seni Sebagai Media Dakwah”. Ini merupakan pengajian kali ke 3 dan dilangsungkan di tempat biasa, di Balee Rafli, Jln Amd, Batoh, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh.
Tu Sop merupakan ulama kharismatik Aceh yang juga Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) yang telah membangun puluhan rumah dhuafa dari bantuan para jamaah pengajian yang dipimpinnya dan masyarakat umum. Bantuan tersebut tersebar di berbagai kabupaten/kota di Aceh.

“Tujuan kita adalah menguatkan Syariat Islam di Aceh dengan seni dan seniman sejalur dengan para ulama dan seluruh cendikiawan dan masyarakat Aceh,” kata Ayah Panton, Ketua Majelis Seniman Aceh.

Sebagaimana diketahui, Majelis Seniman Aceh didirikan oleh para seniman untuk menampung segala aspirasi seniman di Aceh dan menguatkan seni yang sesuai dengan ajaran Islam yang menjadi agama mutlak di Aceh sejak lebih seribu tahun lalu.* Rilis

Jumat, 13 September 2019

Gema Muharram Dimulai, Dayah Multimedia Aceh Gelar Festival Aneka Lomba Antar Santri

Penampilan Salah Satu Peserta Lomba Pidato Antar Santri Photo by @Fadhal

Festival lomba antar santri Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb atau lebih dikenal dengan Nama Dayah Multimedia Aceh Pimpinan Tgk H. Muhammad Yusuf A Wahab sapaan akrabnya Tu Sop dibuka secara simbolis pada Jumat, (13/09/2019) malam. Acara yang bertajuk Gema Muharram itu memperlombakan sejumlah aneka lomba tingkat Tsanawiyah dan Aliyah yang di ikuti oleh 177 peserta. 
Santri Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Sedang Mengikuti acara Gema Muharram photo by@Fadhal


Hal ini disampaikan oleh Mudir I atau Ketua Umum Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk Ihsan M. Ja'far melalui pesan whatsapp menyampaikan Gema Muharram Musabaqah Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb merupakan kegiatan pengembangan kreatifitas dan semangat aktivitas belajar santri disetiap event rutin tahunan setelah ujian akhir semester. 

"Gema Muharram 1441 H malam ini secara resmi dinyatakan dibuka oleh Sekretaris Umum Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk. Zulkarnaen Isba mewakili Pimpinan, digelar selama 7 hari," Sebut Tgk Ihsan. 

Ia menambahkan semoga event ini dapat melahirkan generasi-generasi terbaik yang mampu bersaing dalam kompetisi yang lebih tinggi, selain itu acara ini juga disiarkan langsung ON AIR di Radio Yadara FM 92.MHz.

"bagi orang tua wali yang ingin mendengarkan langsung penampilan santri-santri dapat mendengarkan di radio, bagi yang tidak menjangkau bisa mendengarkan melalui aplikasi live streaming Radio Yadara FM silahkan download di Google Play Store," Tutup Tgk Ihsan Mudir Indonesia Dayah Babussalam Al Aziziyah yang juga Ketua Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA). 

Dewan Hakim Sedang Mengamati penampilan Peserta Lomba Pidato, Photo by @Fadhal

Sementara itu Ketua Panitia PHBI Gema Muharram Musabaqah Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk. M. Amin menjelaskan sejumlah agenda lomba yang digelar, diantaranya 
Lomba Qira'atul Kutub(baca kitab)dengan kategori penilaiannya meliputi penempatan baris yang sesuai ilmu nahu dan saraf, makna/terjemahan, surah atau penjelasan materi dan Isykal(menjawab pertanyaan dewan Hakim). Adapun baca kitab yang diperlombakan : Kitab Al Mahalli, Ianathutthalibin, Al Bajuri dan Matan Taqrib. Sebut Ketua PHBI. 

Dilanjutkannya adapun acara Selanjutnya Lomba Hafalan, yaitu hafalan Beit Al Fiyah, Baet Sulam Munaurat (mantiq) Baet Qamsatun Mutun dan Matan Aljurumiah. Kemudian Lomba Pidato tingkat Tsanawiyah dan Aliyah, Lomba Fahmil Kutub(cerdas cermat) serta lomba Nasyid Grup/Tunggal(umum) dan terakhir lomba Hafiz 1 Juz Al Qur'an (umum). Acara ini di mulai dari tanggal 13-20 September 2019. Tutupnya. (Al Fadhal) 

Imam Besar Serah Kunci Rumah BMU-WPU 027 Untuk Janda Miskin Aceh Utara


Suasana Dilokasi Penyerahan Rumah BMU-WPU 027 saat lagu mars BMU

Barisan Muda Ummat (BMU) bekerja sama dengan Wanita Peduli Ummat (WPU) Malaysia kembali menyerahkan satu unit rumah layak huni dengan kode BMU-WPU 027 untuk janda miskin di Aceh Utara. 
Dalam siaran Pers Humas BMU pada Jumat, (13/09/2019) siang, yang dikirim keredaksi menyebut proses penyerahan kunci rumah diserahkan oleh Imam Besar BMU Tgk H M Yusuf A Wahab atau Tu Sop kepada Raimah (43) janda miskin warga Gampong Pante Bale Gaki Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh Utara, Turut disaksikan Perwakilan WPU Malaysia, Camat Langkahan, Kapolsek, Danramil, Imum Syiek, Imum Mukim, tokoh masyarakat, Keuchik dan perangkat Gampong setempat serta ratusan masyarakat lainnya. 

Ketua DPD BMU Aceh Utara Ridhwan atau lebih dikenal dengan sebutan Abi JBR di sela-sela acara berlangsung mengatakan rumah BMU-WPU 027 dibangun dari sumbangan para srikandi Aceh yang tergabung dalam WPU Malaysia dan sebagiannya dari donasi DPD BMU Aceh Utara, 

"Sebagian besar dananya dari WPU Malaysia dan WPU Aceh yang diserahkan ke BMU Peduli, tugas kita hanya melaksanakan verifikasi faktual dan pembangunannya,". Sebut Abi JBR. 

Dikatakan Abi JBR keluarga yang serba kekurangan ini sebelumnya tinggal dirumah seadanya, berdinding bambu berlantaikan tanah dengan atapnya dari karet plastik tanpa ada ruang dapur, Ibu Raimah sendiri saat ini menanggung nafkah 7 jiwa anak-anaknya yang terdiri dari 6 perempuan dan 1 orang laki-laki masih belia.
Dengan profesi sebagai tukang cuci pakaian dari rumah kerumah warga serta buruh serabutan tidak pernah terbayangkan olehnya mendapatkan rumah layak huni yang sedemikian rupa, untuk makan saja kadang tidak cukup apalagi untuk mendirikan rumah!! Sebut Abi JBR menurunkan ucapan ibu Raimah. 


Kapolsek Langkahan Ipda Samsul Bahri dalam wawancara singkat dengan Humas BMU sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan BMU-WPU, menurutnya bentuk kepedulian sosial seperti ini sangat mengunggah hati, dimana terbangunnya nilai kekompakan, kebersamaan sikap kepedulian antar sesama didalam suatu wadah kegiatan patut ditiru dan diaplikasikan oleh masyarakat kita. 

" Kami atas nama Kapolsek, Danramil dan Camat Kecamatan Langkahan sangat mendukung bentuk kegiatan yang digagas BMU, Muspika Langkahan akan mensupport demi berjalannya kegiatan-kegiatan sosial jika ada pembukaan donasi BMU nantinya, hal-hal seperti ini sagat bagus dan baik bagi masyarakat yang membutuhkan," Sebut Kapolsek Langkahan. 


Sementara itu koordinator WPU Malaysia yang Puan Maulida Ahmad yang didampingi koordinator WPU Aceh Hj. Sabiqah Marhaban sengaja pulang ke Aceh menyaksikan langsung penyerahan kunci mengatakan ini bentuk komitmen wanita-wanita Aceh yang tergabung dalam WPU, baik di dalam maupun di luar negeri, kutipan wang-wang yang kita satukan inilah hasilnya…! 

" Saya ucapkan Terima kasih kepada srikandi-srikandi yang telah bergabung meringankan beban saudara kita di Aceh, ajak kembali rekan dan sahabat kita, masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan ulur tangan kita," Sebut Puan Maulida. (Al Fadhal )

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.