Rabu, 31 Agustus 2016

Tu Sop: Mukmin Tidak Layak Menangisi Dunianya Yang Masih Kurang


Tusop.com | Bagi seorang mukmin, dunia dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya hanyalah tempat persinggahan untuk mencari bekal yang akan dibawa ke negeri nan abadi, akhirat. Maka kerisauan seorang mukmin sejatinya menggelora tatkala memikirkan nasib akhiratnya. Kucuran air mata harus di-tumpah ruah tatkala mengingat pedihnya azab bagi hamba-hamba yang terpedaya dengan kenikmatan dunia hingga lupa akhirat. Sebaliknya, senyuman seorang mukmin sejatinya sumringah tatkala membayangkan indahnya nikmat-nikmat surgawi yang disipakan bagi hamba-hamba yang taat dan senantiasa focus mempersiapkan akhiratnya semasa hidup di dunia.

Oleh karenanya, seorang mukmin sejati tidak layak menangisi dunianya yang masih kurang karena ia masih membutuhkan begitu banyak air mata untuk menangisi akhiratnya yang masih belum menentu. Biarkan dunia dengan segala keangkuhannya mendiskreditkan kita dalam sudut kehinaan (duniawi) karena kita masih kekurangan dunia. Jangan gentar! Karena dunia ini memang diciptakan sebagai ‘negeri kegundahan’. Sebanyak apapun pundi-pundi dunia dikumpulkan hingga kita disanjung-sanjung, diagung-agungkan oleh manusia tetap saja semuanya akan berakhir dengan kematian dan semua sanjungan itu sama sekali tidak memberi manfaat untuk akhirat kita.

Nasib setiap manusia di dunia sudah digariskan. Tidak akan bergeser walau se-inci pun. Seorang manusia yang ditakdirkan berlimpah ruah dunianya maka ia akan mendapatkan kemewahan di dunia. Seorang manusia yang ditakdirkan sempit kehidupannya maka ia tidak akan mampu bergeser dari apa yang sudah ditakdirkan. Namun kelapangan atau kesempitan dalam kehidupan dunia itu bukanlah soal. Kedua-duanya bisa dijadikan fasilitas untuk membangun akhiratnya yang lebih baik. Tetapi inti persoalannya adalah bagaimana bersyukur atas nikmat yang ada dan bersabar atas kesempitan dunia guna menjadikan apapun kondisi kehidupan kita di dunia sebagai modal menggapai kebahagiaan akhirat kelak.


“Jangan buang air mata untuk menangisi duniamua yang masih kurang. Tetapi simpan air mata itu untuk senantiasa bermunajah meminta pertolongan kepada Allah agar kehidupan dunia ini membawa kebaikan bagi akhiratmu”. 

Selasa, 30 Agustus 2016

Tu Sop: Ingin Sukses, Perbaiki Akhlak!

Tu Sop bersama Syeikh Abdurrhman Alahdal, Yaman.

Tusop.com | Sukses erat kaitannya dengan interaksi. Sukses berawal dari kepribadian yang baik. Sebab orang yang memiliki kepribadian yang baik senantiasa disenangi orang-orang di sekelilingnya dan mereka akan tertarik untuk terus berinteraksi dengannya. Sebaliknya, orang-orang yang berkepribadian buruk tidak akan disenangi dan perlahan akan dijauhi dan ditinggalkan oleh orang-orang di sekelilingnya. Maka untuk menjadi orang yang layak sukses, perbaiki akhlakmu.

Demikian pesan yang disampaikan Tgk H. Muhammad Yusuf Abdul Wahab atau biasa disapa Tu Sop kepada ratusan jama’ah dalam pengajian Tauhid Tasawuf dan Tauhid (Tastafi) yang berlangsung malam ini di Mesjid Tgk Batee Timoh, Matang Reuleut, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Selasa 30/8.

Lebih rinci Tu Sop menjelaskan bahwa orang yang memiliki akhlak yang bagus selalu terdorong untuk berbuat baik antar sesama. Sebab dalam doktrin akhlak, seseorang dituntut untuk istiqamah dalam prinsip-prinsip kebajikan walaupun kepada orang yang bersikap baik terhadap dirinya. Dan ini akan menjadi magnet yang dapat menarik keridhaan Allah swt sekaligus simpati orang-orang yang berinteraksi dengannya.

“Saat Rasulullah saw ditanyai oleh sahabatnya tentang pengertian akhlak, beliau mendiskripsikan bahwa akhlak itu adalah memberi kepada orang yang kikir kepada kita, menyanyangi orang yang membenci kita, bersilaturrahmi dengan orang yang memutuskan silaturrahmi dengan kita. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh para sahabat Rasul hingga mereka menjadi orang-orang besar. Bahkan namanya dikenang hingga sekarang”, jelas Tu Sop.

Menurut Tu Sop, orang yang tidak berakhlak cendrung tidak disenangi oleh siapapun. Tidak disenangi oleh Allah saw dan Rasul-Nya, juga cendrung dijauhi oleh manusia. Hal ini dapat diukur dari diri kita sendiri. Bagaimana kita tidak menyenangi orang yang berkepribadian buruk, maka demikian pula orang tidak menyenangi kita saat tidak istiqamah dalam kebaikan. Dan tentunya kita akan ditinggal.

“Maka oleh karena demikian, untuk menjadi orang sukses, perbaiki Akhlakmu. Orang berakhlak adalah orang-orang yang disayang Allah swt. Orang yang disayangkan sang Khaliq, senantiasa disukai para makhluk. Jangan takut berkepribadian baik. Karena dalam sejarah dunia, hanya orang-orang baiklah yang sukses secara paripurna”, tutup Tu Sop.

Malam Ini Tu Sop Isi Pengajian di Matang Reuleut, Peudada

Tusop.com | Malam ini, Selasa 30/8, Tgk H. Muhammad Yusuf Abdul Wahab atau biasa disapa Tu Sop akan mengisi pengajian Tauhid Tasawuf Fiqih (Tastafi) dan disertai Zikir Yadara Di Mesjid Tgk Batee Timoh, gampong Matang Reuleut, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen.

Menurut salah seorang panitia, Tgk Masykur Hasan, pengajian ini dimulai dengan shalat magrib berjamaah. Setelah shalat magrib, kegiatan dilanjutkan dengan samadiah yang dipimpin oleh Ayah Fauzi, Peudada. 

"Kita menghimbau masyarakat yang mengikuti pengajian datang lebih awal. Supaya kegiatan lebih khidmah.", pungkasnya. [admin]

[Testimoni Publik] Memahami Panggilan "TU" Dalam Tradisi Aceh

Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrban disapa Tu Sop oleh masyarakat. Dan dipanggil Ayah oleh para santri

Oleh: Tgk. Muhammad Iqbal Jalil

Kita sering mendengar sebagian Ulama di Aceh yang dipanggil dengan sebutan "Tu". Sebut saja nama salah seorang Ulama besar Aceh, Abu Tu Min Blang Blahdeh yang dipanggil Tu memiliki nama asli Tgk. H. Muhammad Amin Mahmud. 

Begitu juga dengan Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab, pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieub dipanggil Tu Sop. Sekjen HUDA sekarang dipanggil Tu Bulqaini. Panggilan ini mengundang tanda tanya bagi sebagian masyarakat yang belum memahami apa apa sebenarnya di balik panggilan Tu tersebut.

Panggilan Tu sebenarnya sama dengan panggilan Gus di Pulau Jawa. Panggilan ini dinisbahkan kepada anak Ulama sebagai bentuk penghormatan kepada mereka. Abu Tu Min, ayahnya adalah seorang Ulama. Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab, ayahnya Abu Wahab Hasballah juga seorang Ulama. 

Begitu juga dengan Tu Bulqaini yang merupakan cucu dari Tgk. H. Hanafiah bin Abbas atau biasa dipanggil Teungku Abi, pimpinan Dayah MUDI Mesra Samalanga sebelum Abon Aziz juga seorang Ulama. Hal serupa juga menjadi dasar panggilan Tu yang dinisbahkan kepada keturunan Ulama yang lainnya.

Salah satu bagian dari memuliakan Ulama adalah memuliakan keluarga Ulama. Alkisah, diceritakan dalam kitab Ta'lim Muta'allim bahwa ada seorang Ulama di masa lampau sampai berdiri berkali-kali ketika belajar karena di bawah balai belajarnya sering lalu lalang anak daripada gurunya. Ini menunjukkan betapa para Ulama dahulu memuliakan keluarga dari ahli ilmu hingga mereka menemukan keberkahan dalam hidupnya.

Maka di sini panggilan Tu dimaksudkan agar kita ketika mendengar orang dipanggil dengan panggilan Tu, kita dapat menaruh hormat kepada mereka, karena menghormati mereka adalah bahagian dari menghormati Ulama. Apalagi andaikan mereka sendiri juga sudah menjadi Ulama, maka penghormatan kita kepada mereka tentu harus lebih tinggi lagi.

Akan tetapi di zaman sekarang banyak di antara kita yang kurang memahami tradisi yang sudah diwarisi oleh leluhur kita. Kita kadang-kadang tidak lagi tau siapa yang seharusnya dihormati dan dihargai. Bahkan ada sebagian orang yang berani memandang rendah kepada para Ulama, belum lagi kepada anak dan keluarga mereka. 

Lebih miris lagi ketika sampai pada mengadu domba di antara mereka hanya karena untuk memuluskan kepentingannya. Sungguh ini adalah kebobrokan moral yang sedang dipertontonkan oleh sebagian orang yang barangkali masih kurang memahami yang perlu dibimbing dan dinasehati.

Mudah-mudahan kita tidak melupakan sejarah. Mari kita lestarikan panggilan Tu yang diwarisi oleh leluhur kita agar kita mengenal keturunan dari para Ulama. Dan kemudian kita menghormati mereka sebagai bagian dari menghormati Ulama.

Oleh: Tgk. Muhammad Iqbal Jalil adalah Guru di Dayah Jamiah Al-Aziziyah Batee Iliek, 12 Mei 2014

Sumber: http://www.spiritmuda.net/2016/05/memahami-panggilan-dalam-tradisi-aceh.html

Tu Sop Mengisi Pengajian Di Hotel Syariah Grand Jamee, Medan

Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Jeunieb, Bireuen,Tengku H Muhammad Yusuf A Wahab yang akrab disapa Tu Sop mengisi pengajian akhir tahun yang diadakan di Hotel Syariah Grand Jamee, Kota Medan, Kamis (30/12/2015)


Pertama, Pemilik Hotel Syariah Grand Jamee, H Ridwan Yusuf, Putra Bireuen yang sudah lama menjadi warga Medan.

Kedua, Majlis pengajian tersebut diberinama Darul Abrar. “Darul Abrar ini dipimpin Tgk Syafruddin atau sering di sapa para jamahnya dengan panggilan Tgk Medan, Tgk Medan adalah asli orang Melayu yang merupakan alumni di sejumlah Dayah (Pesantren) di Aceh, seperti Kuta Krueng, Mudi Mesra Samalanga, Bireuen, dan sejumlah Dayah lainnya di Aceh.

“Ka Peut thoen beut lagee di Aceh hinoe di Hotel Syariah Grand Jamee” (sudah empat tahun pengajian ala Aceh berjalan di Hotel Syariah Grand Jamee)

1. Semoga pengajian ini bisa terus berlanjut hingga kapanpun,

2. Kita tidak kutip biaya apapun untuk pengajian di aula Grand Jamee Hotel, kita juga terbuka kepada siapa pun yang ingin mempertebalkan ilmu Agamanya.

3. Pengajian ini digelar tiga kali dalam seminggu yaitu, malam Rabu, Malam Kamis dan Malam Jumat

Hotel Syariah Grand Jamee Beralamat di: Jl. Ring Road No.92, Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara 20122. Phone:(061) 8440788

sumber: 
http://organib.blogspot.co.id/2016/01/tu-sop-mengisi-pengajian-di-hotel.html

[Testimoni Publik] Tu Sop Sosok Idola Calon Bupati Bireuen 2017 - 2022

Selama ini ulama hanya dijadikan tameng dan jembatan untuk mencapai tujuan politik jika ingin menjadi bupati, Gubernur, anggota dewan dan berbagai jabatan publik lainnya, mereka mendatangi Ulama untuk mencari dukungan dan restu, terkadang setelah tujuan mereka tercapai maka Ulama pun ditinggalkan.

Sehingga krisis kepemimpinan terjadi hampir meratai diseluruh pelosok negeri ini, kemaksiatan merajalela dan kebohongan dimana-mana. rakyatpun apatis jadinya.

Mudah-mudahan kehadiran Ayah Rohani kita Tgk H Muhammad Yusuf Bin Tgk. Abdul Wahab (nama lengkap beliau) sebagai calon Bupati bireuen bisa menghilangkan dahaga masyarakat kabupaten Bireuen yang mengharapkan sosok pemimpin dari golongan Ulama Insya Allah akan terwujud, jika kita masyarakat Kabupaten Bireuen memberi dukungan kepada Ayahanda Tu Sop.

Semoga harapan beliau untuk  memimpin Bireuen di waktu yang akan datang dikabulkan oleh Allah SWT, dengan niat nya yang tulus ikhlas ingin menjadikan Bireuen sebagai Kota Santri, penerapan syariat islam secara menyeluruh dapat kita rasakan manfaatnya dunia dan akhirat.

Firman Allah ta’ala : 
Ø¥ِÙ†َّما ÙŠَخشَÙ‰ اللَّÙ‡َ Ù…ِÙ† عِبادِÙ‡ِ العُÙ„َÙ…ٰؤُا۟ ۗ 
Artinya “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (QS Al Faathir [35]:28)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 Ø§Ù„ْعُÙ„ُÙ…َاءُ  ÙˆَرَØ«َØ©ُاْلأَÙ†ْبِÙŠَاءِ
“Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda Ra)

Ayah Sop Jeunib (Calon Bupati Harapan kita) Ayah Sop/Tu Sop yang bernama asli Tgk Muhammad Yusuf adalah salah satu Alumni Mudimesra yang sangat ahli Ilmu Mantiq.

Sekarang beliau adalah pimpinan Dayah Babussalam Jeunib, ini sanad ilmu beliau Ayah Sop Jeunib ( Pimpinan Dayah Babussalam Alaziziyah ) Sanad ilmu beliau :

Ayah Sop - Abu Mudi - Syaikh Abdul Aziz - Abuya Mudawali -Syaikh Ali Al-maliki - Sayyid al Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha al Makki (pengarang Ianatuthalibin ) - Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan - Syaikh Utsman bin Hasan ad Dimyathi - Syaikh Abdullah as Syarqawi ( Pengarang Syarqawi hasyiah Tahrir )- Syamsuddin Muhammad bin Salim al Hafni - Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Athiyyah al Khulaifi - Imam Nuruddin Abi Dhiya Ali bin Ali as Subramilsi - Nuruddin Ali bin Yahya az Ziyadi - Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Hajar al Makki ( Pengarang Tuhfah ) - Syaikhul Islam Zakariyya bin Muhammad al Anshari ( Pengarang Ghayah wusul, Isaghuji,Tahrir dll) Imam Jalaluddin Al-mahalli ( Pengarang Syarah Mahalli ) - Syaikh Abdurrahim Al-iraqi Syaikh alaiddin Al-athari Imam nawawi ( Pengarang Matan Minhaj ) Kamal salar Imam muhammad ( Pengarang Syamil shaghir ) Syaikh abdul ghaffar Al-qazwaini ( Pengarang Hawi shaghir) Imam rafii ( Pengarang Muharrar ) Muhammad bin yahya Imam Al-ghazali ( Pengarang Ihya ulumuddin ) Imam haramain ( Pengarang Warqat ) Muhammad aljuwaini Abi bakar qaffal Al-marwazi Abi zaid Al-marwazi Ibnu suraij Abi said Al-anmathi Imam Al-muzani Imam syafii ( Pengarang Al-um ) Muslim bin khalid Az-zanji Muhammad bin juraij Athak bin abi rabbah Ibni abbas Nabi Muhammad SAW. 

Semoga Jadi Bahan Renungan Untuk Kita Jadikan Pemimmpin Kita Yang berkualitas Pada Tahun 2017 S/d 2022.

Pertama :
1 . Ayah Sop Kharisma ; Sosok yang berkualitas kepribadian, kejujuran, kesungguhan, keikhlasan dan keuletannya sehingga menumbuhkan karisma dan nilai spiritual dalam dirinya bagi murid2nya dan orang disekelilingya

2. Ayah sop peduli, Ayah Merupakan pemimpin positif memiliki karakter yang mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan kepentingan orang yang dipimpinnnya

3. Ayah sop Komitmen, selalu menghadirkan kesediaannya untuk melakukan hal dan nilai yang disepakati bersama, serta kesesuaian perkataan dan perbuatan

4. Ayah sop Jelas, ayah punya kemampuan pemimpin untuk memberikan perintah yang mudah dipahami untuk dikerjakan

5. Ayah sop Komunikator, yaitu karakter Ayah yang pandai memindahkan ide, gagasan, konsep dan keputusannya kepada orang lain

6. Ayah Sop Konsisten, kesediannya Ayah untuk terus menerus memberikan dorongan, support, supervisi dan kerjasama

7. Ayah Sop Kreatif, kemampuan pikiran dan konsepnya yang imajinatif, unik, cerdas dan menarik sehingga membuat orang mau bekerja melaksanakan gagasannya

8. Ayah Sop Kompeten, yaitu kemampuan dan keahlian dalam bidang kerja dan operasional lembaga yang dipimpinnya

9. Ayah Sop Berani, Karena Ayah Tau seorang pemimpin harus menunjukkan sikap berani dan percaya diri dalam menjalankan fungsi dan kebijakannya, termasuk melindungi anggota dan organisasinya

10. Ayah sop Nekat, Ayah Sadar pemimpin dituntut untuk menempuh resiko dalam keadaan yang darurat, sehingga dia menjadi orang pertama yang melakukan tugas sebelum orang lain mau melakukannya. [Dipublis oleh relawan dan admin tusop.com]

Link sumber: https://www.alhaq.xyz/detailpost/tu-sop-sosok-idola-calon-bupati-bireuen-2017-2022


[Testimoni Publik] Tu Sop dan Warna Perpolitikan Aceh ke Depan

Oleh Muhajir
Tahun 2017, Aceh dan sebagian besar kabupaten/kotanya akan menggelar pesta rakyat. Pesta demokrasi yang akan diselenggarakan tersebut merupakan bagian dari kebijakan nasional, pilkada serentak tahap II  yang akan digelar di 7 provinsi dan 94 kabupaten/kota se- Indonesia.
Kontestan-kontestan yang mengikuti pilkada di Aceh pun sudah mulai bermunculan seperti jamur di musim hujan. Mulai dari calon untuk Aceh satu hingga calon untuk memimpin tingkat kabupaten/kota.
Tu Sop, tokoh intelektual agama di Aceh yang bernama lengkap H Muhammad Yusuf A Wahab disebutkan akan mengambil bagian dalam perhelatan pesta akbar tersebut. Di depan masyarakat Jeunieb tepatnya di komplek Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Senin 9 Mei 2016, beliau menyatakan diri untuk merebut kursi kepemimpinan di kabupaten yang terbentuk pada tahun 1999 setelah mekar dari kabupaten Aceh Utara.

Kehadiran Tu Sop di pentas perpolitikan kabupaten Bireuen bertujuan untuk menyampaikankepada umat, khususnya masyarakat Bireuen, bahwa dunia politik tidak bisa dipisahkan dari agama.
Memperbaiki semua yang bisa diperbaiki, tanpa menunggu bisa memperbaiki semua merupakan niatan awal dari tokol intelektual agama di Aceh untuk menduduki kursi kepemimpinan.

Mengubah Warna Perpolitikan Aceh

Perpolitikan Aceh yang saat ini cenderung dikuasai oleh eks kombatan pejuang kemerdekaan Aceh, terlihat masih banyak kekurangan. Kepemimpinan mereka yang terkesan lebih mementingkan kelompok sendiri membuat pembangunan tidak merata. Sehingga kesejahteraan masyarakat pun masih jauh dari harapan.

Kondisi ini akhirnya menggugah berbagai kalangan unjuk diri. Dari kalangan birokrat kita bisa melihat Tarmizi A. Karim yang menyatakan diri siap merebut kursi Aceh satu. Untuk kalangan akademisi kita melihat ada Prof Adjunct Marniati, S.E., M.Kes, Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) Banda Aceh yang ingin merebut kursi Banda Aceh Satu. Kalangan intelektual agama juga tak ketinggalan seperti Tu Sop yang siap bersaing merebut BL 1 Z.

Kehadiran berbagai kalangan pasti akan membawa angin segar bagi perpolitikan di Aceh. Namun kehadiran Tu Sop yang merupakan tokoh intelektual agama di Aceh, saya melihat ada keistimewaan tersendiri dalam dunia perpolitikan Aceh nantinya.

Betapa tidak, Tu Sop yang sudah dikenal sebagai salah seorang tokoh Intelektual agama penting di Aceh disamping tokoh lain seperti Tu Min (Tgk H Muhammad Amin), Abu Mudi (Tgk H Hasanoel Basri), Abu Kuta Krueng (Tgk H Usman Kuta Krueng) dan beberapa tokoh lain. Namun beliau berani mengambil keputusan untuk terjun ke politik praktis.

Walau keputusannya terjun ke dunia politik ada yang mencibirkan dan mencemoohkan, namun kehadiran Tu Sop, saya melihat akan ada perubahan besar bagi Aceh, bukan hanya sebatas untuk Bireuen saja.

Tu Sop yang saat ini lebih kenal dikenal sebagai pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb yang sering mengisi pengajian seperti baru-baru ini beliau menjadi pemateri di pengajian Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Banda Aceh.

Sejatinya beliau juga tokoh yang peduli terhadap perekonomian. Di bawah bendera Yadara (Yayasan Dayah Bersaudara) Tu Sop menjadi penggerak utama di yayasan tersebut. Yayasan yang dideklerasikan pada tahun 2006 tersebut, salah satu mempunyai usaha air mineral yang dilabeli dengan nama Ie Yadara yang sebagian besar dipasarkan di kabupaten  Bireuen.

Walaupun Tu Sop bukanlah tokoh pertama dari kalangan intelektual agama yang terjun ke dunia politik, sebelumnya tahun 2012 Abu Lam Pisang (Tgk Ahmad Tajuddin) juga meramaikan bursa perebutan Aceh satu. 

Namun demikian kehadiran Tu Sop di kancah perpolitikan Aceh diharapkan bisa menggugah minat para tokoh intelektual agama di Aceh lainnya agar mahu mengambil resiko terjun ke dunia politik praktis demi mewujudkan perubahan bagi Aceh.

Selain itu kehadiran Tu Sop juga diharapkan bisa mengubah pola pikir para intelektual agama di Aceh. Dimana pengetahuan umum dan belajar bahasa asing terutama bahasa internasional seperti bahasa Inggris, Mandarin dan bahasa lainnya juga menjadi bahan ajar di dunia dayah dibarengi dengan belajar ilmu agama.

Karena Dayah dengan kekuatan yang dimilikinya, saya yakin akan mampu mengubah kondisi Aceh jika para intelektualnya tidak lagi mengekang diri atas nama menjaga martabat untuk ikut membenahi Aceh dengan terjun ke dunia politik.

Namun jika kehadiran Tu Sop hanya sendiri tanpa adanya dukungan dari tokoh intelektual agama lainnya, itu tiada berguna sedikitpun bagi Aceh. Ibarat menabur garam di lautan.

Jika Tu Sop hadir di kancah politik untuk memperbaiki semua yang bisa diperbaiki, tanpa menunggu bisa memperbaiki semua. Maka melakukan itu, Tu Sop harus bisa mengajak para tokoh intelektual agama lain untuk terjun bersama-sama agar dunia politik bisa menjadi sebuah kekuatan yang memperkuat misi-misi Islam.

Kesanggupan Tu Sop yang menyatakankan diri siap menjadi bakal calon Bupati Bireuen pun diharapkan beliau juga siap dan sanggup mengajak tokoh lain merebut kursi kepemimpinan baik itu  Aceh satu maupun kepemimpinan di tiap kabupaten/kota yang ada di Aceh. Saya rasa, langkah ini akan didukung oleh masyarakat Aceh.

Karena tindakan tersebut benar-benar bisa mengubah Aceh. Kekuatan berjamaah akan lebih bermanfaat dibandingkan seorang diri Tu Sop saja. Ini bukanlah seperti menabur garam di lautan melainkan menyalakan lilin di tengah kegelapan. Wallahu ‘alam...[]
*Muhajir, aktif di ASHaF (Alumni Sekolah Hamzah Fansuri)

Dikutip dari portalsatu.com. Link: http://portalsatu.com/berita/tu-sop-dan-warna-perpolitikan-aceh-ke-depan-11530


Senin, 29 Agustus 2016

Tu Sop: Jangan Habiskan Usiamu Mengejar Nikmat Yang Belum Tentu Sempat Engkau Nikmati


Tusop.com | Hidup kita di dunia ini terlalu singkat. Namun dalam usia yang singkat ini kita harus mampu menyiapkan perbekalan yang tidak sedikit untuk menjalani kehidupan akhirat yang begitu panjang. Oleh karenanya, usia yang singkatharus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengumpulkan pundi-pundi kebajikan. Jangan sampai usia dihabiskan untuk sekedar mengejar nikmat-nikmat duniawi yang belum tentu sempat engkau nikmati.

Begitulah pesan yang disampaikan Tgk H. Muhammad Yusuf H. A Wahab atau biasa disapa Tu Sop dalam pengajian rutin dewan guru Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Jeunieb, Minggu (28/8),

Tu Sop menjelaskan bahwa sedetik usia yang dijalani dalam keseharian sangat berharga untuk kepentingan akhirat. Maka oleh karena, jangan biarkan sedetik itu terlewatkan tanpa ada nilai-nilai pahala yang bisa diraih.

Persoalan kebutuhan-kebutuhan duniawi seperti makan, minum dan sebagainya, sebenarnya itu tidak menjadi halangan untuk mamaksimalkan fungsi hidup ini sebagai tempat menyiapkan perbekalan akhirat. Hanya saja, nafsu dan keinginanlah yang kerap kali membuat manusia lelah mencari sesuatu yang belum tentu dibutuhkan hingga lupa substansi dari hidup itu sendiri.

Beliau mencontohkan, uang, harta, fashion, rumah mewah dan sebagainya, itu sebenarnya bukan hal yang terlalu urgen. Jika ada ya tiada masalah. Tapi jangan sampai menjadi fitnah bagi akhirat. Sebab semua hal itu hanya bisa dimanfaatkan dalam masa yang sangat singkat jika dibandingkan dengan masa perjalanan kehidupan akhirat.

Kepada para dewan guru yang berbakti di dayah yang dipimpinnya, Tu Sop berpesan "Anak-anakku, janganlah engkau habiskan usiamu untuk mengejar nikmat yang belum tentu sempat engkau nikmati. Jadikan apapun aktivitas kehidupan ini sebagai investasi akhiratmu", Tutup Tu Sop. (Admin Tusop.com)

Minggu, 28 Agustus 2016

Seribuan Ibu-Ibu Majlis Ta’lim Sirul Mubtadiin Ikuti Pengajian Mingguan Bersama Tusop

Tusop.com, Jeunib - Seribuan Ibu-Ibu Mejelis Ta'lim Sirul Mubtadin kembali mengikuti pengajian kitab Ihya 'Ulumuddin karya hujjatul Islam Imam Al-Ghazali bersama Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop), Minggu, (28/80).

Pengajian berlangsung di komplek Dayah Babussalam Al-Aziziyah Gampong Blang Me Barat Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen.

Tgk Bahri Arani, salah satu dewan Guru di Dayah Babussalam menyatakan kepada admin tusop.com, pengajian mingguan pada setiap hari Minggu ini khusus untuk kaum ibu-ibu yang datang dari beberapa kacamatan di kabupaten Bireuen.

Tgk Bahri menambahkan, pengajian bersama Tu Sop ini disamping dapat diikuti oleh jama'ah yang hadir namun juga dapat disimak oleh pendengar radio di beberapa Kabupaten di Aceh.


“Radio yang ikut aktif menyiarkan pengajian ini yaitu Radio Mutiara FM Beureunuen Pidie pada gelombang 104.8 MHz, Radio Dakwah Suara Bujang Salim FM Kruenggeukuh Aceh Utara pada gelombang 103 MHz dan Radio Yadara pada gelombang 92.8 MHz yang berlokasi di Dayah Babussalam Al-Aziziyah Gampong Blang Me Barat Kecamatan Jeunieb, “ ujar Tgk Bahri. [admin tusop.com]


Sabtu, 27 Agustus 2016

Seribuan Masyarakat Kota Juang-Bireuen Hadiri Temu Ramah bersama Tusop



Tusop.com, Lebih dari seribuan masyarakat Kota Juang-Bireuen menghadiri acara temu ramah bersama Tgk.H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) dan dr. Purnama Setia Budi (dr. Pur) yang akan mengikuti Pilkada Bireuen berpasangan dengan dr. Purnama Setia Budi. Acara temu ramah berlangsung di Wisma Bireuen Jaya, Sabtu, 27 Agustus 2016.

Ketua Tim Pemenangan Tusop-dr. Pur, Tgk Nasruddin Judon (Abi Nas) dalam sambutannya menjelaskan kepada peserta yang hadir bagaimana sebenarnya umat Islam berpolitik.

“Aceh dulu pernah maju, termasuk dalam lima kerajaan Islam terbesar di dunia, tetapi hari ini Aceh bukan seperti yang dulu lagi, “ ujar Abi Nas.

Abi Nas menjelaskan, kita bisa melihat pengalaman Turki yang dulu pernah memimpin peradaban dunia, namun kemudian menjadi bangsa yang hancur dan pesakitan setelah dikuasai oleh pemimpin sekuler yang merupakan boneka  Inggris.

“Dan Turki hari ini kembali berjaya setelah dipimpin Erdogan dan sebelumnya oleh Erbakan yang mana mereka memiliki komitmen terhadap dakwah Islam, “ tegas Abi Nas.

Sementara itu, Tusop dalam orasinya menyampaikan, pembicaraan saya hari ini bukan pembicaan antar kandidat krn diantara banyak kandidat cuma satu yang menang dan lebih banyak yang kalah, untuk apa menang kandidat yang satu tapi rakyak yang puluhan tibu tidak menang.

“Saya hadir di pentas politik bukan karena persoalan Tu Sop dan masa depan Tu Sop, tapi hanya karena rakyat dan masa depan rakyat, “ ujar Tusop.

Hari ini, kata Tusop, kita ummat Islam direncanakan orang, bukan ummat Islam yang merencanakan terhadap diri sendiri. Anak kita direncanakan bukan perencana orang tuanya sendiri. 

"Maka disaat pola pikir politik ini rusak, maka rusaklah negeri dan rakyat ini. Maka seharunsya, ummat Islam harus jadi perencana bagi ummat islam sendiri. Maka saya hadir dipanggung politik tidak berbucara seorang Tu Sop sebagai bupati Bireuen bagaimana rakyat harus bangkit untuk memperbaiki masa depan bangsa dan anak cucu kita, " ujar Tusop menjelaskan niatnya maju dalam Pilkada Bireuen.


Menurut Tgk Bahri Arani, salah satu tim relawan Tusop, acara temu ramah ini terselenggara atas kerjasama Tim Pemenangan Tu Sop - Pur yang terdiri dari BMU (Barisan Muda Ummat), WPU (Wanita Peduli Ummat), dan Tim Relawan. [relawan dan admin tusop.com]


Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.