Orasi di Gp Krueng Jili, Tu Sop: Agama Lemah Karena Penguasa Bukan Pecinta Kebaikan

Massa di Gp Krueng Jili, Kec. Kuala Bireuen


          Bireuen – Calon Bupati Bireuen periode 2017-2022, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab menyampaikan orasi Politik di Lapangan Gp Krueng Jili Barat Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen, Jum’at (28/1/2017). Kampanye dialogis dan Orasi politik ini dihadiri oleh ribuah masyarakat sekitar.  

          Diawal orasinya, Tu Sop menyampaikan, sebelum lebih lanjut saya beebicara maka pertama harapan kita bersama semoga perkumpulan kita malam ini ada manfaat untuk kita, untuk masa depan anak cucu kita baik dunia maupun akhirat. Mungkin banyak tanda tanya kenapa saya hadir ke panggung politik, tidak cocok dan tidak Layah seorang Tu Sop jadi bupati, tetapi sama-sama kita sadari dunia perpolitikan hari ini penuh dg kejahilan, maka jika kita sepat politik penuh dengan kemungkaran dan kejahilan mari kita bangkit untuk memperbaiki. Maka hari ini Tu Sop naik kepanggung politik pertama ingin menyampaikan dakwah politik, bagaimana politik yang dilakoni ummat Islam harus bisa dipertanggungjawabkan kepada Allah.

           Maka, kata Tusop, saya sampai kapanpun kalau lidah ini masih bisa bergerak akan terus saya sampaikan dakwah politik ini, bagaimana sebenarnya ummat Islam berpolitik, politii  bagaiman yang bisa mendatangkan rahmat Allah Swt dan berfahala.  Menurut Tu Sop, kita bisa mengenang masa lalu nenek moyang kita. Kenapa mereka memerang Belanda? Atas dasar apa mereka berjuang walau nyawa harus melayang? Tentunya semangat mereka hanya dikarenakan darah-darah mereka pecinta kebaikan, hanya ingin mencari ridha Allah, menambah amal dan pahala. 

          “Kita yang sudah tua-tua mungkin masih teringan Abu Tanoh Mirah seorang tokoh Ulama Aceh, sampai akhir hayatnya sebagai jurkam PPP. Maka kedatangan saya malam ini ke Gp Krueng Juli Barat ingin memberi tau bagaimana politik-politik yang berpahala dan mana politik yang mendatangkan malapetaka dan murka Allah Swt, " ujar Tu Sop.

          Tu Sop yang mengutip Imam Al-Ghazali mengatakan, agama tanpa kekuasaan akan hilang, kekuasaan tanpa agama akan hancur. Tidak ada pemisahan politik dengan agama, agama mengatur kekuasaan dan kekuasaan memperkuat agama. Tanpa agama semuanya akan hancur.

          “Bisa kita lihat dengan kasat mata hari ini, bagaimana pola pendidikan ummat Islam hari ini, pendidikan hanya sebatas belajar mengajar, 12 tahun anak kita dibangku sekolah belum kita pastikan mereka selesai 3 ilmu Fardhu Ain. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Kekuatan agama dan ilmu agama tidak bisa mempengaruhi dunia pemerintahan. Ulama sebagai penasehat pemerintah hanya sebagai simbol saja. Artinya, ilmunya para ulama tidak bisa terintegrasi dalam dunia pemerintahan, “ ujar Tu Sop.

          Tu Sop menambahkan, tidak ada kebijakan-kebijakan pemerintahan hasil musyawarah dengan ulama. Program yang dihasilkan oleh BAPPEDA bukan hasil diskusi dan konsultasi dengan majelis MPU atau ulama. Sehingga agama ini semakin lemah karena yang ambil andil dalam kekuasaan bukan ahli agama dan juga bukan pecinta kebaikan. Kita sebagai ummat Nabi Muhammad berkewajiban menerapkan amar ma'ruf nahi mungkar, maka kita juga harus sepakat untuk memerangi kesesatan dan kejahilan politik yang sudah jadi rahasia umum.                       

          “Maka kehadiran saya hanya untuk kebaikan tidak sedikit pun berencana menganianya siapa-siapa. Saya hadir hanya untuk kebaikan kita dan anauk cucu kita dunia akhirat. Maka yang sangat saya inginkan bagaimana masyarakat Bireuen harus cerdas, tidak termakan dengan kejahilan politik, tidak tergiur dengan politik-politik pencitraan hanya sebagai bayang-bayang. Maka kalau kita kompak dan sepakat dengan pergerakan ini InsyaAllah Bireuen ini akan bangkit. Dan saya yakin Bireuen akan jadi contoh untuk kabupaten lain, “ kata Tu Sop meyakinkan.

          Tu Sop melanjutkan, harus kita sadari jika kita ummat Islam mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan maka dunia islan akan jadi perencanaan orang lain, yaitu mereka yang bukan Islam, jika nilai-nilai tidak ada dalam aturan untuk ummat Islam, maka ummat Islam harus hidup dalam aturan-aturan yang tidak terintegrasi nilai-nilai Islam. Sungguh sangat kita sayangkan jika dalam negeri seperti ini kita hidup, jauh dari aturan Islam.


          “Maka bagaimanakah anak cucu kita depan, apakah mereka akan dijajah dalam sistem global, masihkah mereka beraqidah seperti aqidah kita ? Ini yang sangat kita khawatirkan kedepan. Maka semuanya ada kekuatan pada kekuasaan. Jika kekuasan itu disandang oleh orang baik maka kebaikan itu akan kuat, dan jika kekuasaan itu dipegang oleh mereka yang bukan pecinta kebaikan selalu ada alasan untuk tidak menjalan kebaikan, maka jika kita ingin menyelamatkan agama dan kebaikan butuh kekuasaan yang ada ditangan-tangan orang baik, tidak mungkin kita harap kebaikan pada yang tidak cinta kebaikan, “ ujar Tu Sop berapi-api.

          Maka mulai malam ini hingga seterusnya, kata Tu Sop, hal yang paling penting,  hadirlah untuk merebut kekuasaan dan juga hadir untuk memperbaiki kekuasaan. Semoga kehadiran kita menjadi kekuatan untuk memperkuat agama dan juga untuk memperkuatan kebaikan.

          “Jika konsep ini menjadi agenda kita maka InsyaAllah bangsa kita akan bangkit. Kedepan anak cucu kita akan hidup di negeri yang nyaman, nyaman ekonominya, nyaman agamanya, aqidah dan prilakunya, dan inilah harapan terbesar dalam kita menjalani kehidupan dunia ini , “ pungkas Tu Sop. [bahri/admin]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.