Tampilkan postingan dengan label Memperkuat Arus Kebaikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Memperkuat Arus Kebaikan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Juli 2024

Tausyiah pada Peresmian STAI Baru Tapak Tuan, Tu Sop Jeunieb : Tidak Ada Pemisahan Antara Agama dan Kehidupan Dunia


Tu Sop Jeunieb bersama Pj Bupati Aceh Selatan yang diwakili Asisten I Sedtakab Suhatril, SH, M.Si, Ketua Yayasan STAI Sufyan Ilyas, S. Th. MH, Dr. Maidar Darwis, M.Ag, Ketua MPU Aceh Selatan Tgk. H. T. Armiya Ahmad, Ketua MAS, Sekretaris Kopertais, Tgk. Husen Yusuf, mantan Bupati Aceh Tgk. Amran dan unsur Forkopimda lainnya Di Acara Peresmian Gedung Baru Dan Peringatan Tahun Baru Islam.


Aceh Selatan -  Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb didaulat sebagai penceramah pada Peresmian Gedung Baru Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tapaktuan yang dilaksanakan berbarengan dengan Peringatan tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H.


Kegiatan ini digelar di Kampus STAI Tapak Tuan yang berlokasi di Gampong Baro, Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan, Selasa, 9/07/2024.


Acara yang bertajuk "STAI Baru Pendidikan Maju" ini dihadiri oleh Pj Bupati Aceh Selatan yang diwakili Asisten I Sedtakab Suhatril, SH, M.Si, Ketua yayasan STAI Sufyan Ilyas, S. Th. MH,  Dr. Maidar Darwis, M.Ag, Ketua MPU Aceh Selatan Tgk. H. T. Armiya Ahmad, Ketua MAS, Sekretaris Kopertais, Tgk. Husen Yusuf, mantan Bupati Aceh Tgk. Amran dan unsur Forkopimda lainnya. Selain itu, juga dihadiri oleh para mahasiswa, masyarakat dan lebih dari seratusan tamu undangan lainnya. 



Tu Sop Jeunieb dalam tausiyahnya mengatakan bahwa Rasulullah Saw diperintahkan oleh Allah SWT untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah untuk periode lain Dimana hal ini menghasilkan sejumlah hal yang tidak dapat didapati di Mekkah. Kota Madinah, kata Tu Sop merupakan cikal bakal berkumpulnya tiga hal utama pada pribadi Rasulullah SAW yang seyogiyanya mengemban gelar Muhammad Afdhalul Rasul.



“Tiga hal itu tidak terjadi pada nabi nabi yang lain. Pertama nubuwwah sebagai sumber pengetahuan. Kedua, Mulku sebagai kerajaan dan yang ketiga yaitu Sultanah sebagai _Save Government_ , pemegang kekuasaan tertinggi yang diperkuat dengan tentara membentengi diri dari serangan", jelas Tu Sop Jeunieb.



Sosok Ketua PB HUDA yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syari'at Islam (KWPSI) ini juga mengatakan bahwa  Rasulullah Saw mempunyai nilai kenabian pada dirinya dan pada saat yang sama, Rasulullah juga sebagai raja yang titahnya ditunggu dan diikuti.



"Rasulullah juga seorang Sultan yang punya power, tentara dan kekuatan pertahanan, maka disitulah dasar dan awal dari peradaban Islam," urai Tu Sop. 



Madinah ini adalah sebuah peradaban, sebuah komunitas besar yang dimulai dengan perjuangan Rasulullah Saw di Mekkah. Tu Sop dalam tausyiahnya menyebut bahwa Islam di di Madinah ini menjadi kuat karena didukung oleh apa yang disebut dengan para _Rijal Haula Rasul_ , yakni tokoh-tokoh di sekeliling Rasul yang senantiasa membersamai perjuangan Rasulullah Saw dalam semua kondisi dan totalitas berjuang untuk Islam bersama Rasulullah Saw. 


Tu Sop menjelaskan bahwa, para tokoh di sekeliling Rasulullah Saw itu misalnya ada Umar bin Khatab dengan keberaniannya, ada Abdurrahman bin ‘Auf dengan ketokahannya. Ada yang ahli pengetahuan, ahli usaha dan banyak sahabat lainnya yang totalitas membantu perjuangan Rasulullah Saw. Mereka yang punya harta, mereka fungsikan hartanya untuk Islam, yang punya tenaga mereka gunakan tenaganya untuk Islam.


“Maka, hal paling inti adalah bahwa hijrah Rasulullah ke Madinah untuk membangun sebuah komunitas bangsa yang mana mereka komit menjadikan agama sebagai jalan kehidupan mereka dan membuat dunia ini bersih dan teratur. Imam Al Ghazali, kata Tu Sop, pernah mengatakan bahwa dunia yang terurus dengan baik, aspek-aspek kehidupan yang terurus dengan rapi dan tertib adalah fardhu kifayah yang jika hal ini tidak selesai maka semua akan berdosa,”kata Tu Sop menjelaskan. 


Oleh sebab itu, tambah Tu Sop, maka ketika kita berfikir bahwa umat Islam harus sehat, maka harus ada dokter-dokter. Begitu juga ekonomi harus kuat karena itu modal untuk ibadah. Kalau kita kekurangan para ahli yang paham ekonomi dan kedokteran, maka umat Islam akan berdosa. Apapun permasalahan maka Islam harus hadir memberi solusi, maka hal itu adalah bagian dari fardhu kifayah yang harus kita selesaikan. 


“Maka itu Islam lah umat Islam akan maju. Tidak ada pemisahana antara agama dengan kehidupan dunia,” ujar Tu Sop. Umat Islam akan unggul disaat mereka mengamalkan agamanya. Kalau sekarang ada pemikiran bahwa “kita akan maju dengan meninggalkan agama”, maka itu betul untuk kasus negara-negara Eropa yang  memperoleh kemajuan setelah mereka meningalkan agama mereka.


Sementara itu, dalam sejarah Islam, imperium atau Kerajaan-kerajaan Islam dalam sejarahnya justru mereka mendapati kehancurannya setelah mereka meninggalkan Islam dan berjaya ketika mereka bersama Islam, menjadikan Islam sebagai bagian dari kehidupan mereka yang tidak terpisahkan antara Islam dan kehidupan dunia, “ ujar Tu Sop menerangkan.


Maka itu, sambung Tu Sop lagi, ada  ada ungkapan dari Umar bin Khatab yang sangat terkenal, yaitu “Kita adalah umat yang dimuliakan oleh Allah Swt dengan Islam. Maka jangan sekali-kali meninggalkan Islam”.



Sebelumnya, ketua Pelaksana kegiatan, Tgk. Ilham Mirsal, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa peresmian Geudung Baru STAI Tapak Tuan ini sengaja dilaksanakan berbarengan dengan perayaan tahun Baru Islam oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.


Tgk Ilham Mirsal menyebutkan bahwa bahwa pasca peresmian ini, kampus STAI yang tadinya berlokasi di Tapak Tuan akan resmi pindah ke Pasie Raja.


"Alhamdulillah sekarang resmi pindah ke gedung Baru di Pasie Raja, dan mulai tahun ajaran ini, aktifitas pembelajaran sudah mulai aktif di kampus baru", kata Tgk. Ilham Mirsal.

Jumat, 05 Juli 2024

Tu Sop Jeunieb Siapkan Trainer TKD HUDA Latih Pemuda dari 200 Gampong Di Pidie Jaya, Pj Bupati Dukung Penuh

Tu Sop Jeunieb saat audiensi dengan Pj Bupati Pidie Jaya, Ir. Jalani

Pidie Jaya -  Para Trainer dari Training Kader Dakwah (TKD) Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) siap menyukseskan TKD HUDA di 200 gampong di Pidie Jaya. Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) Tgk H. Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop saat bersilaturrahmi dengan Pj Bupati Pidie Jaya, Ir. Jailani di ruang kerjanya, Jum'at, 6 Juli 2024. 

Sebelumnya, pada bulan lalu PB HUDA sudah melakukan Training of Trainers (TOT) bagi para instruktur  guna menjadi trainer handal untuk melaksanakan Training TKD HUDA yang akan ditugaskan untuk mentraining para pemuda di 200 gampong tersebut. Informasi ini seperti yang disampaikan Staf Humas dan Media Tu So Jeunieb, Tgk Al Fadhal. 

Dalam pertemuan ini, Tgk Al Fadhal mengatakan bahwa Tu Sop antara lain mengungkapkan bahwa saat ini Narkoba merajalela di gampong-gampong di Aceh dan nampak belum ada tindakan-pencegahan massif untuk menyelamatkan generasi milenial Aceh. 

Begitu juga dengan angka penceraian pengantin muda sangat tinggi akibat kurang memadainya pemahaman Fardhu ‘Ain. Begitu juga dengan data calon mahasiswa yang dikabarkan tidak mampu membaca Alquran yang mencapai hingga 80% saat tes masuk universitas, juga menjadi perhatian serius.



“Kehadiran TKD mungkin tidak bisa mengubah itu semuanya, tetapi setidaknya mengurangi dan dapat menekankan pengurangan persentase tersebut”, ujar Tu Sop yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syar'iat Islam (KWPSI) ini.

Menurut Tu Sop, melalui TKD ini nantinya para pemuda itu diharapkan mampu mengubah mindset Fardhu Ain itu suatu kewajiban, generasi milenial harus menyadari pentingnya TKD untuk pemuda dalam merubah pola pikir permasalahan aspek sosial yang nantinya terorganisir dalam Pemerintahan Desa. 

“Membiarkan permasalahan bobroknya akhlaq dan aspek sosial disaat ini akan membuat kita berdosa. Dan juga sebaliknya, akan berpahala jika kita tangani”, kata Tu Sop menjelaskan.

Selain melalui TKD ini, kata Tu Sop Jeunieb, tentu banyak jalan lainnya untuk menyelamatkan generasi muda Aceh dari kerusakan. Bahwa menyelamatkan generasi muda milenial ini bisa juga dilakukan di sekolah-sekolah dengan memanfaatkan OSIS yang nantinya bisa menjadi pelaksana di sekolah- sekolah yang ada.

Sementara itu Pj Bupati Pidie Jaya Ir H Jailani sangat mendukung kegiatan TKD Huda dilaksanakan di seluruh desa dalam Kabupaten Pidie Jaya. Dalam waktu dekat ini, selaku Bupati dirinya akan berkoordinasi dengan dinas DPM, Camat, Apdesi dan pihak lainnya yang dianggap perlu untuk mempersatukan persepsi, mencari skema demi terlaksananya TKD dimaksud.

Dalam pertemuan tersebut turut hadir Asisten I Setdakab Pijay Sayed Abdullah, Kadis Syariat Islam,  Pengurus Wilayah HUDA Pijay Tgk Zulfikar, Pengurus TKD Pusat Tgk Bahri, Ketua TKD Pijay Tgk Muhammad dan beberapa staf dinas DPM dan Dinas Syariat Islam Pidie Jaya.[]

Senin, 18 September 2023

Jelang Pileg 2024, MPP PAS Aceh Konsolidasi Bacaleg DPRK Dan DPRA MPW PAS Bireuen



Laporan : Al Fadhal

Bireuen | Ketua Tanfidziah MPP Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh Tgk H Bulqaini Tanjongan bersama Ketua Mutasyar MPP PAS Aceh Abi Hidayat Waly melakukan konsolidasi dan Sosialisasi sejumlah pengurus, bacaleg DPRK, DPRA dan Simpatisan serta relawan MPW PAS Bireuen dalam rangka menghadapi Pileg 2024 mendatang pada Minggu, (18/09/2023) malam.


Acara digelar dipelataran komplek Dayah Dhiaul Haq Al Aziziyyah Leung Teugoh Jeunieb dihadiri Tgk Nurdin Judon yang sapaan akrabnya Abi Nas Jeunieb Anggota Dewan Mutasyar MPP PAS Aceh, Ketua MPW PAS Bireuen Tgk Mustafa Amin, pengurus inti MPW, MPC, Para Bacaleg DPRK, DPRA, simpatisan dan para relawan lainnya.  





Ketua Tanfidz PAS Aceh Tu Bulqaini menyebut, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sistem internal antara bacaleg pengurus dan simpatisan PAS Aceh. Selain itu hadirnya PAS dalam kontestasi politik akan memberikan warna baru dan sistem yang berbeda dengan partai lainnya. 






"Maka perlu kita sosialisasikan pemahaman ini kepada kader, ini yang sampaikan nanti Abi Hidayat, intinya bagaimanana ketentuan PAS Aceh mengelola prinsipil dana pokir misalnya, kewajiban finansial Dewan terpilih dengan partai, Caleg gagal kita tangani bagaimana dan kewajiban partai dalam menjaga Konstituen bagaiman mekanismenya, yang pastinya PAS Aceh akan berbeda dengan yang dilakukan partai lainya saat ini", tegas Tu Bulqaini. (Al Fadhal)


Rabu, 29 Maret 2023

Kajian Spesial Ramadhan Bersama Tu Sop, Ini Materi Kajiannya.



Oleh : Al Fadhal

Bireuen | Kajian Spesial Ramadhan 1444 H bersama Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhamammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop ba'da shalat tarawih terbuka untuk umum digelar di Mushalla Dayah Babussalam Al Aziziah Jeunieb. Acara ini diikuti setiap malamnya oleh seribuan santri dan masyarakat setempat dengan materi kajian Kitab Al Adzkar karangan Imam Nawawi.


Apa Yang Menarik Dari Kajian Tersebut?


Isi kandungan Kitab Al Adzkar An Nawawiyah dibagi dalam bab-bab tertentu. Diantaranya mukadimah, keutamaan dan kedudukan zikir, serta adab zikir dan doa. Selain itu tentang doa sehari-hari, adab-adab terhadap Alquran, pujian-pujian pada Allah SWT dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW. Kemudian hal-hal khusus dan ditutup tentang adab berdoa dan istighfar


Syekh Yahya bin Syarabin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria atau yang lebih populer dikenal sebagai Imam an Nawawi adalah seorang ulama besar yang dilahirkan pada Muharam 631 Hijriah di Nawa, Damaskus, Suriah. Imam Nawawi mendapat pendidikan dari ayahnya yang terkenal akan ketakwaan dan kesalehannya.


Salah satu karyanya, Kitab Al Adzkar An Nawawiyah memuat berbagai doa dan zikir dari nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, Al Adzkar An Nawawiyah menerangkan hadits dan petuah para ulama mengenai zikir, doa, adab dan ibadah yang mengarahkan pembaca untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.




Sabtu, 15 Januari 2022

Pelantikan KNPI Bireuen, Tu Sop : KNPI Jangan Kalah Cepat Sehingga Cepat Kalah Dalam Persaingan

 

Pelantikan Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bireuen Periode 2021-2024,

Laporan : Al Fadhal

Sejumlah Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bireuen dilantik Periode 2021-2024, pelantikan tersebut ditandai dengan penyerahan Bendera KNPI dari Ketua KNPI Aceh kepada Ketua KNPI Bireuen pada Sabtu, (15/01/2022) di Halaman Pendopo Bupati setempat.


Adapun yang dilantik hari ini  Muammar Kadafi S.Pd.I  sebagai Ketua. Sudirman Ismail S.kom. Bendahara, Hendri Suheri SE. Sekretaris Dan seluruh pengurus KNPI lainnya.

Turut hadir Bupati Bireuen Dr H Muzakkar A Gani, SH, M.Si, Forkopimda, Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRK serta Tamu dan undangan lainnya.



Dalam kesempatan itu Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB-HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop dalam tausiahnya menyebut, baik buruknya Bireuen kedepan sangat tergantung dari peran Pemuda, untuk itu para pemuda harus memiliki tiga kecerdasan wajib di implementasikan dalam semua pergerakan,yaitu Kecerdasan Spritual, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan emosional. Dari ketiga kecerdasan tersebut, kecerdasan Spiritual adalah yang paling utama.


"Persoalan yang serius  harus dihadapi dengan serius pula, kita boleh enjoy, tapi jangan 24 jam enjoy. Maka saya datang hari ini karena serius menaruh harapan ini, sesungguhnya masa depan Biruen ada pada anak-anak muda, inilah yang kita harapkan," sebut Tu Sop yang juga Dewan Penasehat Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).



Menurutnya bagaimana kita melakukan sebuah pergerakan tidak hanya sebuah wacana/Muharrik (Pergerakan), KNPI objektif di dalam melakukan pergerakan-pergerakan yang dapat memberi solusi karena, kalah cepat di dalam sebuah pererakan akan cepat kalah di Dalam persaingan, jelas Tu Sop.


Oleh sebab itu kita harus sadar saat ini kita di era Milenial dengan persaingan global, kita berada di era penjajahan gaya baru kalau kita tidak memperkuat perencanaan ke depan maka harus menerima resiko menjadi bangsa yang direncanakan orang berbahaya bagi anak-anak kita, berbahaya untuk Aceh jangka panjang dan Indonesia nantinya,  itulah harapan kita, terjemahkan itu secara benar dari segi aspek kehidupan, pemikiran dalam sikap dan perilaku kita, pinta Tu Sop.(*)

Minggu, 10 Januari 2021

Imam Besar BMU Serahkan Buku Paradigma Islam Wasathiyah Kepada Menteri Tenaga Kerja

Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) Tu Sop Menyerahkan Buku Paradigma Islam Wasathiyah Kepada Menteri Tenaga Kerja RI Ida Fauziah

Banda Aceh | Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia (Menaker RI) Dra. Hj. Ida Fauziyah, M.Si menerima hadiah buku "Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb" . Penyerahan buku ini diserahkan langsung oleh Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop Jeunieb) Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) di Kantor Pengurus Wilayah Nahdhalatul Ulama (PWNU) Gampong Lamcot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar pada Minggu pagi, 10 Januari 2021.

Proses penyerahan buku dilakukan seusai pertemuan internal PWNU Provinsi Aceh dengan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia ini ikut dihadiri sejumlah tokoh dayah di Aceh seperti Tgk. H. Faisal Ali yang juga Wakil Ketua MPU Aceh serta sejumlah politisi lainnya. 


Buku "Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb" hasil riset pemikiran tokoh oleh Dr. Teuku Zulkhairi ini membahas urgensi Paradigma Islam yang Wasathiyah dalam menjawab berbagai tantangan zaman yang dihadapi oleh umat Islam. Wasathiyah adalah sikap pertengahan dalam merespon dua persoalan yang saling kontradiksi. Rasululllah Saw bersabda, bahwa sebaik-baik urusan adalah yang pertengahan (Wasathiyah). 

Dalam buku ini, diceritakan pemikiran, pandangan dan kiprah Tu Sop dalam membumikan paradigma Islam Wasathiyah dalam berbagai persoalan di tengah-tengah masyarakat, baik dalam urusan akidah, ibadah hingga politik. Buku ini juga mengupas bagaimana Tu Sop Jeunieb menyeru masyarakat untuk senantiasa menjaga damai Aceh. Menghindari buruk sangka dan senantiasa mengedepankan kepentingan ummat untuk kejayaan Islam. (Zul)

Senin, 24 Agustus 2020

Tu Sop Serah Rumah BMU Untuk Guru Balai Pengajian Di Bener Meriah

Gerakan Sosial (Filantropi) Barisan Muda Ummat (BMU) bentukan Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop kembali menyerahkan bantuan satu rumah layak huni kepada guru balai pengajian di Pinto Rime. Rumah dengan kode BMU-WPU 052 tersebut dibangun dengan dana masyarakat Aceh didalam maupun diluar Negeri Khususnya BMU-WPU di Malaysia melalui donasi BMU Peduli. Proses penyerahan kunci rumah diserahkan oleh Ketua Umum BMU Tgk M. Yusuf Nasir yang lebih dikenal dengan sebutan Abiya Jeunieb, kepada Tgk Usman Saman masyarakat kurang mampu warga Dusun Yakin Kampong Rimba Raya Kecamatan Pintu Rime Kabupaten Bener Meriah Senin, (24/08/2020) sore seperti dalam siaran pers Humas BMU Al Fadhal. Tgk Usman bersama istri Ummi Khatijah (49) mempunyai 3 orang anak masing-masing Julia Putri (15), Julianda Putra (15) dalam kesehariannya berprofesi sebagai Buruh Tani dan Imam Meunasah, mereka sebelumnya menempati rumah gubuk ukuran 5X6 M dengan satu kamar dan dapur, atapnya daun rumbia, berdinding papan sudah lapuk termakan usia dengan kondisi memprihatinkan, dirumah tersebut istrinya Ummi Khadijah mengajarkan Al-Qur'an bagi Anak-anak disekitar tempat tinggalnya, jika hujan lebat terpaksa pengajian diliburkan karena atap rumah bocor sehingga dapat membasahi tempat belajar. Abiya Jeunieb dalam sambutannya menyebut rumah BMU-WPU 052 mulai dibukakan donasinya tanggal 08-14 Maret 2020 selama 7 hari oleh Gerakan BMU Peduli, dana yang masuk mencapai 62.374.200 rupiah dari 449 donatur. sedangkan realisasi pembangunanya 57.131.000 rupiah, sisa Dana 5.243.200 rupiah digunakan untuk rumah selanjutnya.(*)

Kamis, 20 Agustus 2020

Buku Pemikiran “Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb” Resmi Beredar

 

 




 

Banda Aceh – Meskipun belum dibedah, namun buku “Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb” yang ditulis oleh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Dr. Teuku Zulkhairi resmi beredar. Sejumlah pegiat media sosial nampak memposting fotonya memegang buku tersebut.

 

Muhammad Sufri, Direktur penerbit “Rumoh Cetak” yang menerbitkan buku ini dengan biaya mandiri mengatakan untuk tahap pertama buku ini hanya dicetak sebanyak 500 eksemplar. Namun jika masyarakat menyambutnya dengan positif, maka nanti akan dicetak lagi pada cetakan kedua.

 

“Dalam beberapa hari setelah diposting di media sosial, buku ini telah dipesan mulai dari Aceh, Ambon hingga Malaysia. Serta telah laku seratusan eksemplar, “ ujar Muhammad Sufri, Kamis, 20 Agustus 2020.

 

Buku ini diberikan pengantar oleh sejumlah tokoh Aceh seperti Tgk. H. Faisal Ali (wakil ketua MPU Aceh), Muhammad Nasir Djamil (Ketua Forbes DPR-DPD RI), T. A. Khalid (anggota DPR RI) dan Usamah el Madny (Kadis Dayah Aceh).

 

Selain itu, juga terdapat endorsmen dari sejumlah tokoh Aceh lainnya seperti Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA (Ketua Majelis Adat Aceh), Zainal Arifin M. Nur (Pimpinan Redaksi Harian Serambi Indonesia), M. Fadhil Rahmi (Senator asal Aceh di DPD RI), Saifullah, MA (Ketua Ikatan Pemuda Aceh Utara) dan sebagainya.

 

Penulis buku ini, Teuku Zulkhairi dalam sinopsis buku ini mengatakan, inisiatif menulis buku ini karena pemahaman penulis atas teori paradigma Islam yang Wasathiyah yang penulis baca-baca dari sejumlah karangan ulama, yang kemudian ketika dikomparasikan dengan pemikiran Tu Sop yang penulis dengar selama ini.

 

“Akhirnya ditemukan bahwa teori-teori tentang Islam Wasathiyah sepenuhnya diamalkan oleh Tu Sop sebagai sosok ulama. Tentu ini hal yang menakjubkan. Tu Sop mempraktekkan paradigma Islam Wasathiyah dalam kata dan tindakan beliau, “ ujarnya di prakata pengantar buku.

 

Bagi yang berminat membaca buku ini dapat memesan via No HP/WA 082246487005. Sementara untuk lokasi Bireuen dan sekitarnya dapat memesan melalui Tgk Bahri no hp 0852-7706-7010.

Selain itu, informasi lengkap tentang respon tokoh Aceh terhadap buku ini juga dapat dibaca di situs www.goaceh.net. [Al Fadhal]








HANCURKAN PERMUSUHAN DI ACEH, JANGAN HANCURKAN MUSUH (Pesan Tu Sop kepada SBY Tahun 2004)



HANCURKAN PERMUSUHAN DI ACEH, JANGAN HANCURKAN MUSUH
(Pesan "Nyak Sop" kepada SBY Tahun 2004)

Ketika datang ke Aceh tahun 2004 dlm jabatannya sbg Menkopolhulkam (sebelum menjadi Presiden), SBY mengundang para ulama Aceh ke Hotel Kuala Tripa untuk menampung aspirasi ulama dlm mewujudkan damai Aceh.

Saat itu SBY datang sbg Menkopolhukam dan juga sebagai bakal Calon Presiden. 

Hari itu, usai shalat jum'at, para ulama senior Aceh meminta "Nyak Sop" untuk mewakili mereka berbicara di hadapan SBY.

Nyak Sop yang kita bicarakan disini adalah panggilan ulama senior Aceh kepada Tu Sop yang memiliki  nama asli Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab. 

Di kalangan ulama senior, Tu Sop Jeunieb memang dipanggil dengan panggilan "Nyak Sop". Menunjukkan posisi mulia Tu Sop di hadapan ulama-ulama senior Aceh.

Tu Sop lalu tampil ke depan untuk berbicara di depan SBY. 

"Hancurkan permusuhan di Aceh. Jangan hancurkan musuh. Jika Pak SBY menghancurkan musuh, maka akan lahir ribuan musuh lainnya, " pesan Tu Sop saat itu sebagaimana dikisahkan ulang oleh Pak Usman Abdullah yang menemani Tu Sop saat itu.

Setelah terpilih sebagai  presiden, SBY memberi mandat kepada wakilnya Jusuf Kalla untuk menjadi mediator perdamaian Aceh.

Tahun 2005 perdamaian Aceh terwujud dengan izin Allah Swt. Alhamdulillah.

Teuku Zulkhairi
Penulis buku "Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb"

Minggu, 22 September 2019

Tu Sop Lantik Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh

Pengurus RTA yang dilantik dalam sesi foto bersama dengan para ulama Aceh seperti Waled Marhana dan Tu Sop. Foto: Istimewa

Banda Aceh - Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab, melantik secara resmi puluhan Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh (RTA) periode 2019-2023. Proses pelantikan dengan tema “Melangitkan santri dan membumikan dayah” ini berlangsung pada Jum’at malam diselenggarakan di Dayah Markaz Ishlal Al-Aziziyah Luengbata, Banda Aceh, (20/9).

Dalam sambutannya, Tu Sop berharap agar pengurus besar RTA yang dilantik dapat memajukan organisasi santri ini seperti harapan para ulama dayah di Aceh.

”Kalau setelah dilantik kemudiaan pengurus passif sehingga organisasi tidak berkembang, maka itu sudah biasa. Tapi kalau setelah dilantik lalu semuanya aktif berkeja memajukan organisasi, maka itu hal yang luar biasa, “ ujar ulama yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb ini.

Tu Sop juga meminta agar pengurus besar RTA dapat secara aktif bersilaturahmi, baik silaturrahmi fisik maupun pemikiran. Sebab, kata Tu Sop menambahkan, dengan silaturrahmi fisik maka akan ditemukan kesamaan-kesamaan persepsi dalam memajukan organisasi. Namun yang lebih penting juga adalah silaturrahmi secara pemikiran.

“Kader-kader RTA harus terampil dalam memecahkan berbagai persoalan keummatan. Maka kerja-kerja dakwah harus berjalan maksimal. Arahkan ummat agar dapat masuk syurga dengan berbekal profesi masing-masing yang mereka geluti. Pedagang misalnya, arahkan mereka untuk berdagang sesuai syari’ah, termasuk untuk memperbanyak sedekah. Begitu juga profesi-profesi lain. Sebab dunia ini adalah ladang untuk berinvestasi untuk hari akhirat, “ tambah Tu Sop lagi.

Seusai pelantikan, para pengurus RTA dipeusijuk oleh Waled Marhaban Bakongan dan Tu Sop Jeunieb sendiri dan ditemani oleh Tu Bulqaini Tanjungan selaku ketua RTA periode pertama.

Sementara itu, Tgk Marbawi Yusuf seusai dilantik menjadi Rais ‘Am (Ketua Umum) RTA menyatakan, pihaknya bertekad untuk membawa RTA menjadi organisasi santri dayah yang sigap untuk mengawal implementasi syari’at Islam di Aceh. Selain, ia juga mengatakan bahwa RTA ke depan akan lebih pro aktif untuk menempatkan dirinya sebagai “anak-anak”nya para ulama dayah di Aceh.

Para pengurus RTA yang dilantik terdiri dari Tgk Marbawi Yusuf sebagai Rais 'Am (Ketua Umum) dan para ketua. Tgk Mahlil Al Haitami sebagai Katib 'Am (sekjend), Tgk Lukmanul Hakim sebagai bendahara dan seratusan pengurus lainnya.

Hadir dalam pelantikan ini para tamu undangan yang terdiri dari para ulama, Kapolres Banda Aceh, perwakilan dari Kodam Iskandar Muda, tokoh-tokoh Aceh dan seribuan santri. [Suara Darussalam/Zulkhairi]

Selasa, 12 Februari 2019

[Video] Saksikan, Film Serial Lepas Episode 1 Yang Dibintangi Tu Sop Jeunieb



Alhamdulillah film serial lepas berjudul “Suluh Al-Jawi” episode perdana resmi diluncurkan. Film bertemakan dakwah ini diproduksi oleh PT. Lembah Seulawah. Direncanakan, dalam tahun 2019 ini insya Allah akan diproduksi sebanyak 36 episode.

Suatu hari, Ayahanda Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop Jeunieb) mengungkapkan, alasan beliau mau terlibat dalam film ini adalah karena beliau ingin mengisi ruang-ruang kosong dakwah. Jadi dakwah tetap selalu misi utama beliau dalam setiap gerak gerik kehidupan ayahanda Tu Sop Jeunieb.

Film ini untuk perdana diluncurkan via Channel Youtube dengan alasan saat ini Youtube sudah sangat populer di kalangan generasi milenial. Tapi ke depan, tidak tertutup kemungkinan akan masuk ke stasion Televisi.

Selamat menyaksikan....





[Zulkhairi]







Kamis, 07 Februari 2019

Tu Sop Bintang Utama Film Suluh Al-Jawi, Episode 1 Selesai Digarap



BANDA ACEH - Syuting film serial dakwah Suluh Al-Jawi episode 1 telah dilaksanakan di Banda Aceh, Selasa, 29 Januari 2019.
Film diproduksi PT Lembah Seulawah itu direncanakan  selesai digarap dalam tahun 2019 mencapai 36 episode dengan judul dan penulis skenario berbeda. Aktor utama film itu diperankan oleh ulama kharismatik muda Aceh, Tgk. H. Muhammad Yusuf. A. Wahab akrab disapa Tu Sop.
"Orientasinya tetap dakwah, supaya ruang-ruang kosong itu dapat terisi dengan dakwah. Dan ke depan kita lanjutkan setelah dilakukan evaluasi pada tahap awal ini, bagaimana yang lebih baik ke depan, memperbaiki apa-apa saja yang perlu disempurnakan," kata Tu Sop kepada portalsatu.com usai syuting, Selasa sore.
Sutradara Suluh Al-Jawi, Tuanku Al-Absyar menyatakan rasa syukurnya setelah proses syutingepisode pertama. Karena dari perencanaan hingga selesai semuanya berjalan lancar, dan proses syuting berhasil diselesaikan dalam waktu 7 jam.
"Semoga pesan-pesan dari film ini nantinya akan tersampaikan kepada seluruh masyarakat," kata Tuanku Al-Absyar.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-5514929069409937",
    enable_page_level_ads: true
  });

</script>
Pemeran Hamid dari Partai Putih, Firman Saputra, mengatakan, program film itu bertujuan untuk bantu umat. Sebagai bentuk dukungannya itu ia pun menerima ajakan produser Thayeb Loh Angen untuk bermain secara sukarela di film yang disutradarai oleh Tuanku Al-Absyar tersebut.
"Sebagai sebuah project yang positif, yang menjadi pencerahan bagi para politisi, para tim sukses, dan kepada lapisan masyarakat bahwa berpolitik ini memang harus seperti di cerita film ini sebagaimana yang telah disampaikan oleh Tu Sop sendiri. Saya sangat senang bisa berkontribusi bermain berkolaborasi dengan Tu Sop," kata Firman.
Firman mengaku, baru kali ini bermain film, hingga awalnya merasa agak grogi, karena dalam proses syuting para pemeran dituntut harus sabar, dan harus menyesuaikan mimik wajah yang tepat pada pengucapan dialog.
"Namun bila soal komedian saya sudah terbiasa melucu di medsos," katanya sambil tersenyum.[]
sumber: portalsatu 



Senin, 31 Desember 2018

Ketua HUDA, Tu Sop Jeunieb Safari Dakwah ke Malaysia



Ketua Tanfidziah Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Aceh Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab melakukan kunjungan safari dakwah di Malaysia mulai 28 Desember 2018-03 Januari 2019 selama satu Minggu. Seperti yang dirilis Tgk. Al Fadhal Humas Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA) Bireuen pada (29/12/2018).

<script async src = "// pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"> </script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []). push ({
    google_ad_client: "ca-pub-9698669690252837",
    enable_page_level_ads: true
  });

</script>

Menurutnya informasi ini diperoleh dari Ketua Barisan Muda Ummat (BMU) Pusat Tgk. M. Yusuf Nasir sapaan akrabnya Abiya Rauhul Mudi yang juga ikut serta dalam safari dakwah dengan masyarakat Aceh di Malaysia. Dijelaskan Abiya dalam diskusi acara safari dakwah di Malaysia diawali dengan Pengajian Tastafi dan Zikir Akbar Majelis Zikir Yadara di Surau An-Nur Sri Muda Selayang Malaysia malam ini. "Kegiatan Safari Dakwah dimulai dengan pengajian dan zikir di surau Sri Murni Selayang, dalam rangka Maulidurrasul, memenuhi undangan dari Komunitas Aceh Peduli yang telah menjalin kerjasama dengan BMU beberapa waktu yang lalu". kata Abiya.

Ketua Tanfidhiah PB Huda Aceh Tgk. HM Yusuf Abdul Wahab atau Tu Sop Jeunieb mengatakan selain silaturahmi dengan Aceh Peduli juga meminta undangan untuk merayakan Maulid Nabi yang digelar oleh masyarakat Aceh di tempat-tempat di Malaysia, selain itu kegiatan safari ini juga termasuk kegiatan rutin dalam hubungan pengembangan ilmu cinta dan syariat.
"Momentum ini harus jadi titik awal untuk menyatukan visi masyarakat Aceh di perampingan dalam perbaikan dan perbaikan". Kata Tu Sop.

Tu Sop menambahkan Aceh harus dibangun bersama-sama oleh seluruh komponen anak sesuai dengan peran dan profesi masing-masing. Untuk itu harap Tu Sop yang Juga Imam Besar Barisan Muda Ummat ini, masyarakat Aceh dimana pun harus ditempa agar menjadi orang-orang baik. Saat persediaan orang baik cukup, maka nilai-nilai keuntungan akan naik ke permukaan dan menjadi arus yang kuat. Saat berasal, Aceh akan bangkit untuk melihat masa depan yang lebih baik ". Tutup Tu Sop yang juga Pimpinan Yayasan Dayah Bersaudara (Yadara) Grup.


Berikut ini Jadwal Kegiatan ayahanda Tu Sop di Malaysia:
Sabtu Malam, 29/12/2018 Silaturahmi Aceh Peduli, Pengajian Tastafi dan zikir Akbar di Surau Sri Muda Selayang
Minggu Malam, 30/12/2018 Tausiyah Di Kp. Kubu Gajah
Selasa Malam, 01/01/2019 Silaturahmi dan Pembentukan BMU Malaysia di Sri Muda
Rabu Malam, 02/01/2019 Ceramah Maulid di Sunway
Kamis Malam, 03/01/2019 Pengajian di Rantau Panjang Klang
Selanjutnya Jumat pagi rombongan tiba di Bandara internasional SIM Blang Bintang.

Rabu, 19 Desember 2018

Pada Pelantikan Pengurus KWPSI, Tu Sop Ajak Bangkitkan Syari'at Islam Melalui Profesi





BANDA ACEH - Pemberlakuan syariat Islam di Aceh sudah berjalan 17 tahun sejak dideklarasi pada 2001 silam. Semua elemen masyarakat dari berbagai profesi memiliki tanggung jawab untuk bersama-sama membangkitkan gelora syariat Islam hingga ke semua sendi kehidupan.


“Syariat Islam tak akan berjalan jika semua elemen umat tidak mengambil peran sesuai profesi masing-masing,” kata Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau lebih dikenal dengan Tu Sop saat menjadi penceramah pada pelantikan pengurus Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) Periode 2018-2023 dan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Aula Kantor Perwatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, Banda Aceh, Kamis (13/12).


Tu Sop menjelaskan, menyiarkan syariat Islam bukan hanya tugas ulama atau dinas syariat tapi menjadi tugas bersama masyarakat Aceh. Karena itu, ia mengajak semua elemen masyarakat untuk mengelorakan syariat Islam melalui profesi masing-masing. “Mari kita masuk surga lewat profesi kita masing-masing,” ujar Tu Sop yang juga Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen, ini.


Dikatakan, tidak mungkin semua orang menghabiskan waktunya di masjid karena hal itu akan merusak tatanan kehidupan. Tapi, harus ada juga orang yang menjadi petani, wartawan, pegawai, dan profesi lainnya. Sebab, lanjut Tu Sop, beribadah bisa juga dilakukan melalui profesi. “Karena yang diharapkan dari profesi adalah bagaimana orang tersebut bisa mengubah kehidupan atau perjalanan hidupnya menjadi perjalanan ke surga, bukan perjalanan ke neraka,” ungkapnya.




Karena itu, tambah Tu Sop, pelaksanaan syariat Islam di Aceh diharapkan masuk ke sendi-sendi kehidupan dan pekerjaan masing-masing individu mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, perkantoran, dan sektor lain hingga pelaksanaannya bisa kaffah (menyeluruh).



<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-9698669690252837",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>


Membela Melalui Tulisan

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina KWPSI, H Sjamsul Kahar, saat melantik pengurus organisasi itu meminta KWPSI terus eksis dalam membela pelaksanaan syariat Islam melalui tulisan-tulisan. “KWPSI makin berkembang. Ini suatu rahmat dari Allah SWT. Dari jajaran wartawan juga sudah tumbuh tekad bersama umat untuk membela pelaksanaan syariat Islam. Kita sudah merasakan dan melihat sendiri bagaimana perkembangan syariat Islam di Aceh saat ini,” kata H Sjamsul Kahar yang juga Pimpinan Umum Harian Serambi Indonesia ini.


<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-9698669690252837",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>

Sejak dicetuskan qanun tentang syariat Islam sampai saat ini, menurut Sjamsul Kahar, pelaksanaan syariat Islam terus berkembang ke semua lapisan masyarakat. “Sekarang kita masih terus berjuang agar syariat Islam menjadi pedoman hidup. Wartawan juga harus terus mengawal melalui berita-berita dengan menumbuhkan semangat syariat dalam masyarakat,” ungkapnya.

Ia juga meminta wartawan Aceh untuk mengembangkan diri dengan mengikuti kajian-kajian agama. “Wartawan juga harus mengisi diri dengan kajian agama seperti yang dilakukan selama ini. Pengajian rutin KWPSI setiap Rabu malam harus berjalan terus,” pesan H Sjamsul Kahar.

Pengurus KWPSI yang dilantik kemarin terdiri atas Azhari SSos (wartawan Antara Biro Aceh) sebagai ketua, Muhammad Saman SAg dari Harian Analisa (Sekretaris Jenderal), Munawardi Ismail dari Harian Waspada (Bendahara), Sulaiman SE dari Harian Rakyat Aceh (Juru Bicara), serta para pengurus lainnya.Ketua Panitia, Ridha Yuadi, mengatakan, acara yang diiringi dengan pemberian bantuan kepada anak yatim dari keluarga besar wartawan itu turut dihadiri Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Senator Aceh, Ghazali Abbas Adan, dan sejumlah tamu undangan lainnya.(mas)









<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-9698669690252837",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>

Selasa, 18 Desember 2018

Tu Sop Kembali Serahkan Kunci Rumah BMU 013 Untuk Warga Miskin di Jeunieb



Barisan Muda Ummat (BMU) Kembali menyerahkan bantuan rumah yang ke-13 untuk masyarakat miskin Muhammad Lidan Hasan (5) warga Gampong Jeumpa Sikureung Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen pada (18/12/2018) Selasa sore.

Penyerahan rumah dengan sandi 013 ini diserahkan langsung oleh Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab yang biasa disapa Tu Sop Jeunieb seperti yang dirilis oleh Humas BMU Pusat Tgk. Al Fadhal.

Sebelumnya Muhammad lidan tinggal dirumah tidak layak huni beratap rumbia berdinding bambu dengan kondisi sangat memprihatinkan, profesinya sebagai buruh tani mencari upah sesuap nasi tidak memungkinkan untuk membangun istana baru mereka, apalagi akhir-akhir ini sering sakit-sakitan paska operasi kakinya, jangankan membangun rumah baru untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya saja tidak cukup.



Istrinya Rosmiati (36) tidak berputus asa hidup menderita seperti ini, dia tetap tegar memberikan semangat kepada sang suami dan ikut andil bekerja mencari upah di sawah warga untuk memenuhi kebutuhan hidup 5 anak-anak nya yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar itu. Sungguh sangat miris melihat sisi kehidupan keluarga ini.

Ketua Barisan Muda Ummat (BMU) Pusat Tgk. M. Yusuf Nasir sapaan akrabnya Abya Rahul Mudi mengatakan rumah BMU 013 ini merupakan rumah bantuan BMU pertama di Kecamatan Jeunieb yang dibangun dengan dana sumbangan masyarakat gerakan 10 ribu melalui donasi BMU Peduli Ummat.

“ Selama ini BMU membangun rumah dibeberapa kabupaten, walupun moyoritas penggerak BMU di Kecamatan Jeunieb (Jeunieb Raya) tetapi ini rumah BMU pertama ditempat kelahiran BMU”. jelasnya.

Dikatakan Abiya Donasi rumah BMU 013 mulai dibuka tanggal 16 Oktober s/d 27 Oktober 2018 selama 11 hari dengan total donasi yang masuk 28.913.000 dari 203 donatur termasuk uang dan beras segenggam dari masyarakat setempat, kebutuhan pembangunan rumah BMU 013 adalah 24.500.000 sisanya 4.413.000 telah diserahkan untuk pembangunan rumah BMU 014 di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen.

“ Dalam 11 hari pembukaan donasi rumah BMU 013 dana yang masuk melebihi target, sisanya telah diserahkan untuk rumah BMU 014 yang sedang dibangun di Peudada”. Tutup Abiya.

Sementara itu Imam Besar Barisan Ummat (BMU), Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab Jeunieb dalam sambutannya mengatakan Hari ini kita lalai menunggu pengesahan APBA dan APBK oleh DPR, dana itu tidak akan mencukupi untuk semua rakyat, kita tidak menyadari bahwa rakyat mampu membangun sesuatu tanpa bantuan pemerintah, padahal pergerakan sosial yang kita bangun dalam BMU ini merupakan warisan Keunubah Endatu (leluhur) kita orang Aceh, salah satunya dalam kasus pembelian pesawat RI 001 yang menjadi ikon Aceh daerah modal Kemerdekaan RI.

“Ummat islam yang peduli dalam BMU belum sampai 500 orang, akan tetapi setiap bulan BMU membangun 1 rumah, kini sudah 14 rumah yang kita bangun bayangkan kalau jumlahnya ribuan orang”. Kata Tu Sop, Pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah(HUDA) Aceh ini.

Tu Sop menjelaskan pergerakan sosial yang ia bangun dalam BMU orang yang ikhlas dalam membantu, bukan untuk kepentingan pribadi, bukan persoalan miskin dan kaya, jika tidak mempunyai harta ajak yang lain.

“BMU merupakan tempat menjaring makhluk-makhluk yang sosial dimata Allah, hari ini yang sukses bukanlah sebuah rumah yang kita bangun, tetapi yang paling sukses adalah tegaknya perilaku sosial antara umat islam nilai amal nya lebih tinggi dari nilai amal rumah ini”, jelas Tu Sop yang juga Pimpinan Yayasan Dayah Bersaudara (YADARA).

Harapnya kedepan gerakan-gerakan seperti ini terus berjalan di Aceh hingga menjadi sebuah kekuatan yang menjadi solusi bagi umat yang membutuhkan. Semoga apa yang kita kerjakan hari ini akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Tutupnya.

Acara serah Terima kunci rumah BMU 013 dihadiri oleh salah satu donatur tetap BMU di Malasyia Nurjjannah yang sengaja pulang ke Aceh untuk tindakan lanjut kerja sama BMU dengan Komunitas Aceh Peduli di Malaysia beberapa waktu lalu. Berkat kerja sama ini terbentuklah Wanita Peduli Ummat (WPU). Yang membedakannya WPU para donaturnya adalah para wanita Aceh, dan bantuanya diprioritaskan untuk anak yatim dan janda miskin. (Al Fadhal: Humas BMU Pusat).

Kamis, 13 Desember 2018

Perkuat Dakwah dan Silaturrahmi, Tu Sop Isi Pertemuan Umat Islam yang Digagas Jama'ah Tabligh di Montasik


Beberapa hari lalu, 12 Desember 2018, tepatnya malam Kamis, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) menghadiri undangan untuk mengisi Tausyiah pada pertemuan umat Islam yang digagas Jama'ah Tabligh di Cot Goh, Montasik Kabupaten Aceh Besar.  Dalam pertemuan ini, Tu Sop ikut bertemu dengan para pimpinan Jama'ah Tabligh. 

Dikutip dari akun Facebook Rahmat Riski Al-Abdy, dalam pertemuan ini Tu Sop mengatakan siap membantu membimbing segala kegiatan Dakwah Jama'ah Tabligh di Aceh dalam rangka memperkuat dan memperkokoh Aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah di Aceh yang merujuk kepada Asya'irah dan Maturidiyah.

Sebagaimana diketahui, Aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah  adalah aqidah yang berpijak pada Sunnah Rasulullah Saw dan Para Jama'ah, yaitu para sahabat Rasulullah Saw. Menurut Tu Sop suatu ketika, Aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah  ini adalah paham yang paling professional dan proporsional dalam segala bidang. Maka hingga saat ini mayoritas umat Islam di dunia adalah pengikut aqidah Aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah yang merujuk kepada Asya'irah dan Maturidiyah.

Dalam Konteks Aceh, kitab-kitab karya ulama Aceh dahulu di bidang tauhid juga menyebut bahwa Aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah adalah merujuk kepada Asya'irah dan Maturidiyah. [Zulkhairi]






Sumber foto-foto: akun Facebook Rahmat Riski Al-Abdy






Senin, 26 November 2018

Tu Sop Terpilih Sebagai Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh Periode 2018-2023




BANDA ACEH - Tgk HM Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop akan memimpin Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) untuk lima tahun ke depan. Kepastian itu diperoleh setelah Tu Sop meraih suara terbanyak pada pemilihan Ketua HUDA Periode 2018-2023, Minggu (25/11). Tu Sop akan menggantikan Tgk Hasanoel Basri HG atau Abu Mudi yang sudah berakhir masa jabatannya.

Pemilihan ketua itu merupakan rangkaian kegiatan dalam Musyawarah besar (Mubes) ke-3 organisasi tersebut di Hotel Grand Aceh Syariah, Lamdom, Banda Aceh, 24-26 November 2018. Selain pemilihan ketua, musyawarah itu juga diisi dengan seminar internasional, zikir akbar, dan bazar.

Dari lima calon yang ditetapkan presidium, Tu Sop meraih 20 dari 25 suara. Sementara lima suara tersisa masing-masing diperoleh Tgk Hidayat Waly tiga suara dan Tgk H Baihaqi Yahya dua suara. Sedangkan dua calon lain yaitu Tgk H Anwar Usman Kuta Krueng dan Tgk H Hasbi Albayuni tidak mendapat suara.


Pemilihan Ketua HUDA yang diikuti 300 peserta tersebut berlangsung tertib dan aman. Dalam pembahasan tata tertib pemilihan, sebagian besar peserta mubes menginginkan voting, sehingga proses pemilihan dilangsungkan melalui voting.

Tu Sop Jeunieb seusai ditetapkan sebagai ketua terpilih menyampaikan terima kasih kepada seluruh utusan wilayah kabupaten/kota yang sudah memberi amanah kepadanya untuk memimpin HUDA periode 2018-2023. “Ini merupakan amanah yang harus kita laksanakan bersama. Kesuksesan semua program dan agenda HUDA tak lepas dari kebersamaan,” ujar Tu Sop yang juga Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen, kemarin.

Dibuka Plt Gubernur
Mubes HUDA ke-3 dibuka Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, Sabtu (24/11) malam. Dalam sambutannya Nova berharap mubes tersebut dapat menghasilkan suatu kesimpulan terbaik dan berguna bagi umat.

Ia juga mengapresiasi HUDA yang dalam kiprahnya sudah memberikan kontribusi untuk kemajuan Aceh di berbagai Bidang. “Selama ini hubungan HUDA dengan Pemerintah Aceh sudah berjalan dengan sangat baik,” ujarnya,

Karena itu, Nova meminta agar HUDA terus menjadi mitra pemerintah. Sebab, hubungan ulama dan umara menentukan nasib Aceh ke depan. Terakhir, Nova meminta Dinas Pendidikan Dayah Aceh agar terus bersinergi dengan HUDA dalam hal apapun. “Nasihat dan kritikan dari ulama adalah vitamin dan penyemangat bagi Pemerintah Aceh,” demikian Nova Iriansyah.

Wakil Ketua Panitia, Tgk Hasbi Al-Bayuni, melaporkan, dua hari pertama acara berlangsung di Hotel Grand Aceh Syariah Lamdom dan hari terakhir pindah lokasi di Markas Besar HUDA di Desa Bayu Lamcot, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. “Rangkaian acara Mubes terdiri atas seminar internasional, pembahasan tata tertib mubes, pemilihan ketua baru, zikir akbar di Markas HUDA, dan bazar,” rinci Tgk Hasbi.


Tgk Hasanoel Basri HG (Abu Mudi Samalanga) dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Pendidikan Dayah Aceh yang sudah memfasilitasi hingga terselenggaranya Mubes HUDA yang ketiga. Abu Mudi berharap mubes tersebut bisa berjalan dengan sukses dan melahirkan pokok-pokok pikiran dari ulama Dayah untuk membangun agama, bangsa, dan negara dengan lebih baik dari yang sebelumnya.


Kadis Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny SAg MM, mengatakan Dinas Pendidikan Dayah Aceh didirikan berkat dorongan dari ulama-ulama karismatik Aceh dari dayah. Karena itu, menurutnya, Dinas Pendidikan Dayah Aceh sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang memperteguh eksistensi ulama dayah di Aceh seperti Mubes HUDA kali ini.

Hadir dalam musyawarah tersebut, antara lain, Tgk Baihaqi Yahya (Baba Panton), Tgk Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop Jeunieb), Tgk Tajuddin (Abi Lampisang), Tgk H Faisal Ali, Tgk Muhammad Amin Daud (Ayah Cot Trueng), Abiya Anwar Kuta Krueng, serta sejumlah ulama lainnya dan PW HUDA dari 23 kabupaten/kota se-Aceh.

Seminar
Sebelumnya, dalam seminar pada pagi kemarin, Tu Sop menyampaikan materi tentang ulama dan masyarakat Aceh yang konsisten berpegang teguh dengan Ahlussunnah wal Jamaah. Dia menceritakan perjuangan ulama setelah kemerdekaan yang menyebarluaskan pendidikan ke seluruh Aceh melalui dayah dan rangkang. “Ulama membimbing semua aspek mulai dari akidah, fikih, dan tasawuf,” ungkap Tu Sop.

Bahkan pada masa pascapenjajahan itu, lanjut Tu Sop, dayah mampu bertahan dengan semangat keikhlasan tanpa biaya apa pun. Dakwah tetap bisa berjalan meskipun sulit. “Lalu muncullah tafrid (liberalisme) dan ifrad (radikalisme) yang berbenturan di tengah masyarakat. Dua aliran ini saling bertentangan sehingga saling menghujat di antara sesama mereka,” katanya lagi.

Maka pada saat itu, kata Tu Sop, para ulama mengambil posisi menjaga keseimbangan dengan mazhab Ahlussunnah wal Jamaah yang sampai silsilah keilmuannya kepada Rasulullah saw. “Para ulama konsisten menjaga keseimbangan antara liberalisme sebagai ekstrem kiri dan radikalisme esktrem kanan,” jelasnya.


Tu Sop mengatakan, ulama merasa prihatin terhadap fenomena hari ini di mana Ahlussunnah wal Jamaah sebagai paham yang moderat, tidak diikuti oleh kader-kader terbaik negeri. Maka solusi yang harus ditempuh, katanya, yaitu melakukan ekspansi dakwah dan mengubah pola pemikiran. “Karena persoalan ini terjadi karena tidak ada kekuatan yang memadai terhadap dunia pendidikan. Inilah tugas terbesar yang harus kita revitalisasi,” demikian Tu Sop. (fit/jal)







[Wawancara dengan Media] Tu Sop: HUDA Tak Persoalkan Afiliasi Politik Ulama

Tgk HM Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dalam musyarawah besar (mubes) ke-3 organisasi itu, Minggu (25/11). Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen, ini akan menahkodai HUDA selama lima tahun ke depan, menggantikan Tgk Hasanoel Basri HG atau Abu Mudi yang sudah berakhir masa jabatannya.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-9698669690252837",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>

Pada Senin (26/11) Serambi secara khusus mewawancarai Tu Sop di Kantor Sekretariat Pengurus Besar (PB) HUDA Aceh di Banda Aceh. Tu Sop tak menampik bahwa saat ini ada sejumlah santri dayah, teungku-teungku, pentolan dayah, hingga ulama dayah mulai terlibat dalam politik praktis. Mereka secara terang-terangan menampakkan afiliasi politik, mendukung calon wakil rakyat hingga calon presiden dan wakil presiden dalam kontestasi politik 2019 nanti.

Lalu, apa tanggapan Tu Sop selaku representatif ulama dayah di Aceh terkait hal t itu. Berikut cuplikan wawancara eksklusif Tu Sop dengan Subur Dani, jurnalis Harian Serambi Indonesia.




http://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/tu-sop-huda-tak-persoalkan-afiliasi-politik-ulama.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-5514929069409937",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.